" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."
Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "
" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali mencari tau
Suara pintu kamar di ketuk menyadarkan Sam dari lamunan masa lalunya. Kini Sam menuju pintu dan membukanya. Terlihat Al yang datang membawakan pesanan sang tuan.
Ketika Al hendak melongokan kepalanya ke dalam kamar tersebut, Sam segera mendorong tubuh Al keluar bersamanya, kemudian Sam menutup kembali pintu kamarnya.
" Ini pesanan anda tuan, apa ada lagi yang anda butuhkan? " Al menyodorkan pesanan Sam.
" Terimakasih, Al "
Al melihat wajah tuannya yang sedang tidak baik baik saja kemudian ia bertanya. " Apa ada sesuatu yang terjadi? kelihatannya anda tidak baik baik saja, tuan "
Sam menghela nafas kasar, kemudian ia menceritakan kepada asistennya bahwa ia telah menodai Daisy dengan paksa dan kasar.
Tentu saja Al terkejut " Lantas sekarang nona Daisy bagaimana keadaannya, tuan? "
" Dia sedang tidur di kamar " lirih Sam.
Meskipun Sam membenci Daisy tapi tidak ada sedikit pun niat nya untuk merenggut kehormatan gadis itu. Sam hanya ingin mengurung Daisy dan membuatnya takut dan menyadari kesalahannya itu saja. Tapi entah bagaimana ia bisa lepas kendali hingga berakhir menodai gadis itu.
Pantas saja tadi aku tidak boleh melihat ke dalam kamar itu. tanpa kau sadari kau terlihat posesif kepada nona Daisy, tuan . Al berbicara dalam hati.
" Al, aku mau kau cari tahu kembali tentang Daisy, karena aku merasa ada kejanggalan "
" Maksud anda, tuan? "
" Waktu itu aku mendengar adikku menyebut nama Lily, dan bukan Daisy " Sam baru menceritakan keheranan nya waktu itu sebab ia baru mengingatnya lagi sekarang.
" Baik lah, saya akan kembali mencari tahu "
" Setelah aku kembali dari Dubai, kau harus sudah mendapatkan informasinya, dan ingat harus sedetail mungkin " Sam berbicara dengan wajah datar.
" Baik tuan, akan tetapi mau apa anda pergi ke Dubai? " Al mengernyitkan keningnya mendengar penuturan sang big boss.
" Aku merindukan masa kecilku, sekalian aku ingin menenangkan diri di sana untuk beberapa hari "
" Lalu, bagaimana dengan nona Daisy? " Al menanyakan tentang Daisy.
" Biarkan dia tinggal di villa ini, aku akan meminta Bi Ina untuk menemaninya. Dan bawa beberapa penjaga untuk berjaga disini "
Bi Ina adalah orang kepercayaan Sam untuk mengurus villa nya jika tidak di tempati oleh Sam. Dan sebelum Sam membawa Daisy ke villa itu Sam sudah menghubungi BI Ina untuk membukakan kunci villa tersebut. Dan bi Ina kini berada di rumahnya yang masih daerah villa itu, namun jaraknya lumayan jauh. karena villa itu terpencil.
***
Waktu menunjukkan pukul 19.00 Daisy baru membuka matanya, rupanya Daisy tidur lumayan lama karena kelelahan. Dan badannya pun kini terasa remuk. Daisy mendudukkan tubuhnya dan matanya kini menyapu ke sekitar, sepi. rupanya ia benar-benar di tinggal oleh lelaki yang telah merenggut kehormatannya. Daisy kembali menitikkan air mata mengingat perlakuan Sam yang begitu kejam padanya. Namun tak lama pintu kamar itu di buka dan menampakkan seorang wanita paruh baya seumuran mama Dinda namun terlihat sederhana.
" Non sudah bangun? " wanita itu menyapa Daisy.
" Si..siapa kamu? "
Wanita itu tersenyum lembut " Saya Bi Ina non, saya akan melayani segala kebutuhan non Daisy selama di villa ini "
" Dimana pria bajing*n itu? " Daisy menanyakan Sam.
Bi Ina Mengerutkan kening " Maksud non, tuan Sam? "
" Ya "
" Tuan baru saja terbang ke Dubai beberapa jam yang lalu, non "
" Baguslah, aku bisa pulang ke rumahku kalau gitu " Daisy berbicara dengan wajah datar.
" Bibi akan siapkan air hangat untuk non Daisy mandi " Bi Ina berlalu menuju kamar mandi. setelah beberapa menit bi Ina kembali menghampiri Daisy yang rupanya sedang melamun.
" Non, mari bibi bantu membersihkan diri " Bi Ina berbicara dengan nada lembut.
Daisy tersadar dari lamunannya " tidak usah, aku bisa sendiri " Daisy masih memasang wajah jutek sebab hatinya masih di penuhi rasa kesal kepada Sam.
Bi Ina hanya geleng geleng kepala melihat ekspresi jutek Daisy. " Ya sudah, kalau begitu bibi akan menyiapkan makan malam " Bi Ina keluar dari kamar tersebut.
Sebelumnya bi Ina sudah di beri tahu oleh Sam jika Daisy sedikit keras kepala, jadi bi Ina memaklumi gadis seusia Daisy memang masih labil.
Setelah bi Ina keluar, Daisy beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Akan tetapi Daisy memekik ketika ia merasakan sakit di area sensitifnya.
" Aaaww ssshhh... sakit sekali " Daisy meringis. Tetapi ia berusaha untuk bisa ke kamar mandi. Dan akhirnya berhasil kini ia sudah berada di dalam kamar mandi dan segera berendam di bathtub yang sudah di isi dengan air hangat oleh BI Ina.
Daisy merasakan tubuhnya sedikit rileks setelah bersentuhan dengan air hangat yang di campur aromaterapi.
" Bagaimana caranya aku bisa bebas dari semua ini? "
" Bagaimana caranya aku bisa pulang?"
" Aku takut dengan pria kejam seperti dia "
" Dan sekarang aku harus kehilangan kehormatanku "
Daisy terus bermonolog meratapi nasibnya lagi dan lagi.
Setelah 30 menit Daisy keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. ia melihat ada paper bag di atas nakas kemudian membuka nya dan terdapat beberapa pakaian untuknya yang sudah di siapkan oleh Sam. Dan Daisy langsung memakai pakaiannya.
Tok..tok..tok
Suara pintu kamar Daisy di ketuk. Dan memunculkan bi Ina yang memasuki kamar tersebut.
" Non, makan malam nya sudah siap. Mau makan disini atau di meja makan? "
" Bawa saja kesini " Daisy berbicara tanpa melihat ke arah BI Ina, ia terus memperhatikan dirinya di cermin dan fokus terhadap lehernya yang terdapat tanda merah. Siapa lagi yang melakukan nya kalau bukan tuan Sam.
" Baik non, akan bibi bawakan " Bi Ina pun berlalu untuk mengambil makan malam untuk nona jutek nya itu. Daisy jutek bukan berarti ia tidak menyukai bi Ina, hanya saja hatinya masih di penuhi rasa marah.
" Ini non makanan nya " Bi Ina sudah datang kembali membawa makanan.
" Taruh saja di nakas " Daisy masih anteng duduk di meja rias.
" Baik non, kalau begitu bibi permisi " Setelah menaruh makanan di nakas, bi Ina keluar dari kamar Daisy.
Kini Daisy beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju balkon. Disana ia melihat pemandangan luar yang begitu gelap karena villa itu berada di tengah hutan. Untung saja langit malam nya di hiasi oleh bintang, sehingga Daisy bisa menatap keindahan bintang yang bertaburan. Seperti suatu keberuntungan untuknya, Daisy melihat bintang jatuh kemudian ia memejamkan matanya dan menyebutkan harapannya.
" Aku berharap bisa pulang dan kembali berkumpul dengan mama "
Selamat malam teman teman, beri sarannya yuu untuk aku biar lebih semangat.🥹