Ini kisah yang terinspirasi dari kisah nyata seseorang, namun di kemas dalam versi yang berbeda sesuai pandangan author dan ada tambahan dari cerita yang lain.
Tentang Seorang Mutia ibu empat anak yang begitu totalitas dalam menjadi istri sekaligus orangtua.
Namun ternyata sikap itu saja tidak cukup untuk mempertahankan kesetiaan suaminya setelah puluhan tahun merangkai rumah tangga.
Kering sudah air mata Mutia, untuk yang kesekian kalinya, pengorbanan, keikhlasan, ketulusan yang luar biasa besarnya tak terbalas justru berakhir penghianatan.
Akan kah cinta suci itu Ada untuk Mutia??? Akankah bahagia bisa kembali dia genggam???
Bisakah rumah tangga berikutnya menuai kebahagiaan???
yuk simak cerita lebih lengkapnya.
Tentang akhir ceritanya adalah harapan Author pribadi ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi
Pagi yang amat suram, saat Mutia mandi dengan derai Air Mata semalaman diri dan hatinya tersiksa karena ulah Haris. Haris dengan amarahnya menunjukan sisi kekuasaannya bahwa, selama dirinya belum mengucap kata talak atau cerai maka seluruh diri Mutia adalah Miliknya.
Mutia melihat pantulan dirinya di kaca, betapa dirinya sangat berantakan, seandainya anak-anak melihat wajahnya yang seperti ini tentu anak-anak akan bersedih dan Intan khususnya akan semakin tidak menghargai Ayahnya.
Mutia memberanikan diri keluar dari kamar mandi, subuh belum tiba tapi dirinya sudah terbangun karena seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman.
Mutia melihat Haris masih menggulung dirinya di dalam selimut. Haris tertidur dengan nyenyaknya setelah apa yang terjadi pada dirinya semalam.
Mutia mengambil kunci perlahan dari nakas lalu membuka pintu kamar perlahan-lahan agar Haris tidak terbangun.
Mutia memasak makanan untuk sarapan, setelah matang lalu Dia sajikan di atas Meja makan. Selanjutnya seperti hari-hari biasanya Mutia membangunkan semua Anaknya untuk shalat subuh bersama.
Ada yang berbeda pagi ini, Mutia melihat semua anak-anak mudah sekali di bangunkannya, lalu tidak terlalu banyak drama.
Waktu menunjukan pukul 06.00, anak-anaknya semaunya telah selesai bersiap mereka sudah berjajar duduk rapi di meja makan, mengambil makanan tanpa protes, lalu memakan semua makanannya dengan lahap tanpa sisa.
Mutia sedikit bingung dan penasaran apa gerangan yang membuat anak-anak semua menjadi anak yang patuh dan tenang seperti ini.
"Masya Allah... Bunda senang hari ini, Kakak, Zea, Zia dan Kean semuanya hebat hari ini. Terimakasih ya Sayang Bunda semua..."Kata Mutia tersenyum bahagia, meski mata Mutia sembab karena menangis semalaman, Mutia tetap berusaha Bahagia di depan anak-anaknya semua.
"Sudah siap sekolah ya, Bunda antar sekarang?" Tanya Mutia.
"Iya Bun..."Jawab Zea dan di setujui dengan anggukan kepala oleh Zia dan Kean.
"Kakak Bunda yang antar apa berangkat sendiri?" Tanya Mutia pada si sulung.
"Intan berangkat sendiri aja Bun, Nanti sekalian ngantar koper ke rumah Bunda yang baru." Kata Intan.
"Ehm... koper ?? koper siapa??" Mutia terkejut karena setahunya semua koper sudah di pindahkan oleh Haris.
"Koper kita Bun, Bunda tinggal terima beres." Kata Intan sambil tersenyum.
"Kita semua tahu kalau Ayah mengurung bunda semalaman, Kita tidak mau Buda sedih terus menerus, Pumpung Ayah belum bangun Bunda segera pergilah kerumah baru. Koper nanti Intan susulkan, sebagian kecil sudah intan kirim melalui Ojek online semalam, saat Bunda dan Ayah di kamar." Jelas Intan kepada Bundanya.
"Iya Bun, Ayuk kami tidak papa jika Bunda tidak bisa sama-sama terus sama Ayah. Yang penting ada Bunda di sisi kita."Kata Zea parau.
"Iya Bun..." Dukung Zea.
Kean si bungsu hanya mengangguk kepala tanda setuju. Semalaman Intan sudah menceritakan semua yang Dia ketahui kepada Adik-adiknya, Intan memohon kepada Adik-adiknya untuk bersikap dewasa serta menjadi anak yang baik juga patuh terhadap Bundanya.
Semua Anak-anak kecewa pada Ayahnya, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mereka masih menyayangi Ayahnya meski sekarang jarang sekali bersama.
Kean si bungsu paling marah saat tau ayahnya menikah lagi, Dia jadi tidak mengidola Ayahnya lagi, karena baginya Ayahnya sudah melukai Bundanya.
Setelah mereka selesai sarapan mereka pun berangkat sekolah , sementara Intan di bantu Mbk Tya asisten Bundanya memindahkan barang-barang Bundanya untuk di bawa ke rumah baru.
****
😭😭😭 kasih like dong...
huhuhu Komentar....
hiks hiks vote...
🥺 favorit dong....
jangan lupa tinggalkan jejak... terimakasih 🤗🙏🙏🙏🙏
Alhamdulillah senang bngttt
Semoga ada ke ajaiban dan Arsya bisa selamat