Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Bertemu dengan client
Saat ini Emma dan Javier sedang dalam perjalanan menuju Cafe A. Butuh waktu 10 menit untuk sampai kesana. Setibanya di depan cafe, keduanya turun dari mobil lalu masuk ke dalam cafe.
"Saya pesan meja nomor 10 Pak," ucap Emma dibalas anggukan oleh Javier. Mereka berjalan menuju meja nomor 10. Keduanya tiba lebih cepat 10 menit di cafe, namun client mereka belum ada disana. Setelah Javier dan Emma duduk, seorang waiters datang menghampiri mereka dan memberikan buku menu.
"Anda ingin pesan apa Pak?" tanya Emma.
"Caffe latte saja," ucap Javier.
"Caffe latte 1 dan orange juice 1," tukas Emma pada waiters yang berdiri disampingnya.
"Baik nona, kami akan segera mengantarnya," balas waiters lalu pergi.
Tak lama kemudian waiters datang mengantarkan pesanan mereka.
"Selamat menikmati tuan dan nona," ucap waiters. Emma lalu mengangguk.
"Kenapa Client kita belum datang juga?" tanya Javier mulai tidak suka. Pasalnya sekarang sudah pukul 10 dan client mereka belum datang.
"Sabar Pak, mungkin sebentar lagi beliau akan datang," ucap Emma mulai merasakan hawa tidak enak di tempatnya. Apalagi melihat ekspresi Javier.
"Kamu tau kan, saya tidak suka dengan orang yang tidak disiplin dengan waktu. Apa kamu tidak mengatakan itu padanya," tukas Javier dingin.
Seorang pria bertubuh tegap dengan pakaian hitam berjalan menghampiri meja nomor 10 dengan tergesa-gesa.
"Maaf membuat kalian menunggu," ucap pria itu dengan suara baritonnya. Pria itu adalah William. Ia kemudian menjabat tangan Javier dan Emma. William tau jika ia sudah membuat awal pertemuannya dengan Javier yang tidak baik. Ia bisa melihat ekspresi wajah Javier yang dingin. Jelas ia tahu jika Javier tidak suka dengan kata terlambat tapi apa boleh buat, William tiba-tiba ada urusan mendadak. Bahkan sekarang ia takut jika kerjasama mereka dibatalkan oleh Javier.
"Maaf Pak William, anda ingin minum apa, saya akan pesan kan," tanya Emma.
"Terima kasih Nona Emma, tidak perlu repot-repot, biar saya saja yang memesannya," pungkas Javier ramah pada Emma.
Beberapa menit kemudian, mereka pun mulai membahas bisnis. Emma menulis poin-poin penting dalam pembicaraan mereka.
Akhirnya setelah memakan waktu selama 1 jam, pembicaraan mereka pun berakhir.
"Terima kasih atas kerjasamanya Mr Javier," pungkas William berdiri menjabat tangan Javier. Javier lalu mengangguk dan mengajak Emma untuk kembali ke kantor.
Javier berjalan menuju pintu cafe, sementara itu Emma dan William mengikutinya dari belakang.
"Bosmu sedikit mengerikan, saya bahkan tidak melihat ekspresi wajahnya kecuali wajah dingin dan datarnya. Saya sudah takut Mr Javier menolak kerja sama ini," pungkas Willian dengan pelan pada Emma.
"Pak Javier memang seperti itu," balas Emma tertawa mengingat wajah bosnya yang hampir tidak pernah tersenyum.
"By the way, untuk kedepannya apa Nona Emma tidak keberatan jika saya menghubungi anda di luar pekerjaan?," tanya William yang terlihat tertarik pada Emma.
"Saya ingin menjalin pertemanan dengan anda," lanjut William. Emma kemudian mengangguk.
Javier yang sedang berdiri di samping mobilnya menunggu Emma melihat William dan Emma yang tampak sedang berbincang-bincang sembari berjalan keluar cafe.
"Kenapa lama sekali," ujar Javier dingin lalu masuk ke dalam mobilnya. Dalam hatinya ada rasa kesal karena Emma bisa tertawa bersama William.
Emma tampak menghela nafas, tidak menggubris perkataan bosnya. Menurutnya, ia hanya beda 2 menit saja dengan Javier tiba di parkiran cafe.