Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Kecurigaan Arina
Diseberang sana Arina yang mendengarkan suara laki- laki yang mengaminkan juga barusan, bersamaan Astrid jadi teringat dengan suara penelpon misterius itu yang mengaku MATA ELANG....
"Suaranya itu....????" Kok bisa sama ya dengan suara Mata Elang, untuk memastikan itu suara siapa Arina pun bertanya
[Mama...tadi kok aku dengar ada suara laki - laki ya itu papa ya ma?] tanya Arina
[Bukan nak itu suara kakak kamu si Farid dia juga ada dikamar Astrid ini, mereka tadi hampir perang dunia lagi hanya gara-gara Astrid pake head sheet nonton drakor di kamarnya, sedangkan si Farid ketuk -ketuk pintu kamar sampe jamuran tidak dibukakan sama Astrid nak] jelas mama panjang kali lebar
[ jam segini kak Farid tidak dinas ma? Bukannya dia pulang kantor sore] tanya Srina kembali, Sedangkan yang lagi dibicarakan yaitu ka Farid jadi senyum - senyum tak jelas dan itu menjadi perhatian Astrid.
"Cieee....ada yang lagi senang tuh diperhatikan sama kamu Rin, sampai - sampai dia jadi senyum - senyum tidak jelas begitu" komentar Astrid sehingga membuat Farid mencebik kan bibirnya.
[Kak Farid mau ada tugas nanti malam nak jadi pulang cepat buat istirahat] jawab mama
[Ohhh...kalo begitu salam buat kak Farid ma, sudah lama Arina tidak pernah ketemu] ucap Arina kembali
"Assalamu alaikum dek Arin" jawab farid yang tiba - tiba menyela saja langsung sehingga membuat Astrid melotot kan matanya dan menjadi heran sejak kapan kakaknya memanggil dengan Srin juga ke Arina.
[Waalaikum salam kak... apa kabar? Kak Farid sehat?] tanya Arina
[Ya udah nak kamu lanjut bicara sama kakak mu bunda mau kedapur dulu ya....Assalamu alaikum] mama memberikan ponsel Astrid ke Farid .
[Waalaikum salam ma...] jawab Arina dan akhirnya pembicaraan berlanjut dengan Farid kembali.
[Kabar kakak baik dan Alhamdulillah kakak sehat...dek Arin baik-baik saja?] tanya Farid.
"Cieee...bau - baunya ada yang lagi perhatian nih sama kamu Rin dan kok aku kayak jadi obat nyamuk ya disini" ejek Astrid ke Farid sambil dia meninggalkan kakaknya di kamarnya, yang masih menelpon dengan Arina, karena Astrid mau kedapur untuk makan sebab cacing diperutnya sudah meronta ronta.
Diseberang Arina semakin yakin kalo suara kak Farid sama persis dengan suara mata elang si penelpon misteri itu, pantasan Arina merasa kayak familiar dengan suara tersebut tapi dia lupa siapa.
[Alhamdulillah aku baik - baik saja kak] jawab Arina lirih.
[Yakin kamu dek lagi baik-baik saja]tanya Farid kembali dan telponnya sudah tidak diloudspeaker lagi.
[Kenapa kak Farid tanya nya begitu?memang aku lagi kenapa kak?] pancing Arina karena dia ingin pastikan kalau dugaannya tentang si mata elang tidak salah.
[Tidak ada apa-apa sih dek cuma dengar dari suara kamu, kalo kamu itu lagi ada masalah...jangan lupa ya kalo kakak kamu ini seorang polisi yang bisa membaca seseorang dari suara dan gestur tubuh] jawab Farid beralasan tahu dari suara, karena dia tidak mau ketahuan kalo dia tahu tentang apa yang terjadi sama Arina saat ini, dan farid tidak mau nanti Astrid dianggap tidak bisa menyimpan rahasia.
[Mungkin kakak lagi salah membaca suara kali ini hehehe] jawab Arina sambil tertawa agar Farid tidak curiga lagi.
[Kamu kalo ada masalah atau merasa perlu bantuan tidak usah sungkan - sungkan sama kakak dek, aku sama Astrid sama kan?] jelas Farid.
[Iya kak Farid makasih banyak karena sudah perhatian sama Arina...serasa punya kakak laki-laki deh aku nya hehehe] jawab Arina sambil terkekeh lagi.
[Oh ya kak sudah dulu ya ini sudah mau masuk waktu maghrib, aku mau liat anak - anak dulu dikamar]
[Iya dek...kamu baik - baik ya...assalamu alaikum]
[Iya kak makasih perhatiannya ....waalaikum salam] jawab Arina dari seberang dan menutup telponnya.
Kemudian Farid keluar dari kamar Astrid setelah meletakkan ponsel Astrid di nakas, dan Farid kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya, namun dia ragu untuk mengirimkan pesan ke Arina karena Farid takut nanti dia akan ketahuan kalo dia yang menggunakan akun bernama mata elang....
Ternyata...oh...ternyata Farid si mata elang itu yaaa...author mah pura pura tidak tahu hahahaha
Setelah makan Astrid kembali ke kamarnya karena mau mandi dan bersiap untuk menjalankan kewajiban, yaitu melakukan sholat maghrib namun sebelum masuk kekamar mandi astrid mengecek ponselnya yang sudah ada dinakas dan dia melihat ada chat dari Arina, tapi karena sudah kebelet mau buang air kecil maka chat Arina tidak jadi dia buka, dia segera masuk kekamar mandi.
Sementara dikamarnya Farid masih saja memikirkan Arina, tidak tau kenapa rasa dia ke Arina semakin dalam padahal selama ini dia biasa saja ke Arina, apakah ini yang dinamakan CINTA atau hanya rasa kasihan saja setelah mendengar cerita dari Astrid tentang keadaan dia sekarang.
"Akhhh kenapa aku bisa seperti ini, dan rasa ini tidak pernah aku rasakan dulu sewaktu masih berhubungan dengan Fitri" lirih Farid sambil berbicara sendiri dengan dirinya.
"Lebih baik aku mandi biar segar ini pikiran, terus ke masjid sholat maghrib siapa tahu aku dapat pencerahan setelah ini" monolog Farid
Farid masuk kekamar mandi dan secepatnya mandi karena masjid sudah berbunyi menandakan waktu sholat maghrib sudah dekat.
Setelah mandi Farid menggunakan baju koko dan sarung untuk melaksanakan sholat maghrib dimasjid di kompleks rumah mereka.
Disaat Farid keluar dari kamarnya dia berpapasan dengan Papanya yang juga mau ke masjid.
"Lho kamu ternyata dirumah nak" tegur Papa nya
"Iya Pa sejak siang tadi aku pulang karena nanti malam aku ada tugas luar" jawab Farid
"Ohh yang bareng sama sat lantas ya nak?" tanya Papa kembali
"Iya pa...tapi aku juga belum tau pastinya apakah nanti barengan berangkat atau ketemu ditempat yang dituju" jelas Farid kembali.
Papa Farid juga adalah seorang Polisi yang mana satu kantor dengan Farid namun papa Farid seorang Wakapolres sedangkan Farid di Sat Intel nya.
"Ya sudah ayo barengan papa ke masjid nak itu sudah adzan di masjid" ajak Papa Farid.
" iya Pa..."
Sedangkan dikamar Astrid baru saja selesai mandi dan berpakaian, dia sudah menggunakan mukena siap siap untuk melakukan sholat maghrib sambil menunggu adzan maghrib selesai berkumandang.
Setelah selesai menunaikan ibadah sholat maghrib Astrid mengaji membacakan surah Yasin yang mana surah tersebut sebanyak 83 ayat, dan sangat banyak manfaatnya salah satunya menjauhkan kita dari petaka dan bahaya.
Selesai mengaji Astrid merapikan mukena dan alat sholatnya, kemudian dia teringat akan chat Arina yang tadi belum sempat dia buka.
Astrid mengambil ponselnya di nakas kemudian membuka chat dari Arina
[Assalamu alaikum As....aku mau nanya apakah kamu ada cerita kesiapa tentang masalah aku atau tentang kita kerumah sakit tadi melakukan visum] tanya Arina di chat nya
Astrid kaget dan bertanya - tanya kenapa Arina menanyakan hal itu, disaat tadi siang memang dia sempat cerita sama kakaknya akibat dia keceplosan.
"Apakah kak Farid tadi menanyakan hal itu ya ke Arin sewaktu mereka berbicara ditelepon" monolog astrid dengan kebingungan.
Kisah masa lalu Yudha pilu juga
Sekarang kamu yg harus mantapkan hati Rin, gk usah ngasih pilihan ke Yudha
belum tentu juga Yudha nya mau sama Astrid.
mau nya Yudha cuma kamu Rin, kalo kamu tolak pasti Yudha akan mundur dan gk akan pilih Astrid.