NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi yang Cerah dan Senyum Di Bibir Merah

Pagi telah tiba, langit merubah warnanya menjadi lebih terang, cahaya matahari di ufuk timur mulai terlihat, nyanyian burung berkumandang dan terdengar sangat merdu menghiasi pagi ini, juga detak jantung Azzrafiq yang dapat Magika rasakan.

Udara pagi yang menyeruak membuat Magika bergidik dan terbangun dari tidurnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya dan mendapati Azzrafiq yang sangat dekat dengannya.

Azzrafiq menyambut Magika dengan senyumnya, meskipun terlihat wajah bangun tidur wanita itu masih tampak menawan di matanya.

"Good morning Magika."

"Good morning Azz."

Ketika menyadari dirinya terbangun dalam pelukan Azzrafiq, Magika langsung membelalakan matanya.

"Ya ampun sorry Azz, aku gak sadar malah ngehimpit kamu kayak gini." Ujar Magika seraya menjauh untuk menjaga jarak dari Azzrafiq.

Namun Azzrafiq menariknya lagi ke dalam pelukannya."Gak apa-apa, kapan lagi kamu meluk aku kayak gini."

Magika hanya bisa pasrah saja, dia merasa tak enak dan juga malu memeluk Azzrafiq ketika tidur, tapi itu semua di luar kendalinya.

"Aku malu banget Azz." Ucap Magika yang masih berada dalam pelukan Azzrafiq, dia malah semakin menenggelamkan wajahnya pada tubuh Azzrafiq.

Azzrafiq tertawa mendengar rengekkan Magika, mungkin saja bukan hanya Magika yang mendekatkan diri, tapi dirinya juga.

"Gak usah malu-malu gitu sama aku." Ujar Azzrafiq.

"Yaa tetep aja aku malu Azz, oh ya jam berapa sekarang?"

Azzrafiq mengangkat tangannya."Jam enam lebih."

"Aku kira udah siang, sakit punggung ya ternyata tidur di atas rumput." Keluh Magika seraya meregangkan tubuhnya.

"Mau aku pijitin?"

"Jangan deh nanti aku minta lebih." Kata Magika sambil tertawa.

"Aku bisa jabanin semua permintaan kamu."

"Kalo gitu anterin dulu aku ke toilet."

"Kebetulan aku juga perlu ke toilet." Kata Azzrafiq seraya beranjak.

Azzrafiq membantu Magika beranjak dari posisinya, mereka turun perlahan dari bukit, seperti tak ingin lepas, Azzrafiq menggenggam tangan Magika, mereka berjalan melewati rumput yang basah karena embun, nyanyian burung mengiringi langkah mereka berdua yang berjalan menuju kamar mandi, dan belum tampak satu pun mahasiswa lainnya yang berlalu lalang di sekitar kamar mandi, hanya ada mereka berdua saja di sini.

"Horror juga ya kalo cuma berdua." Kata Magika seraya melihat sekitar kamar mandi yang kosong, hanya ada bunyi suara aliran air yang keluar dari kocoran.

"Mau aku temenin sampe ke dalem?" Goda Azzrafiq.

Magika mendekat pada Azzrafiq dan balas menggodanya dengan membelai dada bidangnya menggunakan telunjuk."Kalo aku bilang ayo gimana?"

Azzrafiq membungkukkan tubuhnya dan berbisik di telinga Magika."Gak masalah buat aku."

Magika memundurkan tubuhnya ketika mengingat hal yang menyeramkan ketika jerit malam. "Gak usah macem-macem kayaknya deh, ntar ada apa-apa lagi, kejadian pas jerit malem aja udah bikin merinding."

Seketika Magika dan Azzrafiq jadi teringat malam itu, selain ada kejadian aneh, malam itu juga mereka berdua hampir berciuman karena terbawa indahnya suasana. Kedua pipi mereka sama-sama merona ketika saling bertatapan.

"Ya udah yuk cepetan kita bersih-bersih." Seru Magika seraya masuk bilik kamar mandi dengan kikuk.

Azzrafiq masuk ke bilik kamar mandi yang ada di sampingnya, di dalam Magika masih saja membayangkan hal yang tak terjadi itu, namun ada hal lainnya yang lebih membuatnya semakin tak karuan, ketika bangun tidur berada dalam pelukan Azzrafiq.

Setelah selesai membersihkan wajah, mereka berdua keluar dari bilik kamar mandi.

"Gimana kalo kita ke sungai, mumpung masih di sini." Seru Magika.

"Boleh, kayaknya kalo pagi airnya lebih jernih."

Mereka berdua berjalan menuju sungai, Magika menggandeng tangan Azzrafiq layaknya lelaki itu hanya miliknya seorang.

"Orang-orang pada belum bangun kayaknya, gak ada satupun diantara mereka yang berkeliaran." Kata Azzrafiq.

"Mungkin masih pada kecapean, entahlah semalam acara selesai sampai Jam berapa."

"Gak ada yang nyariin kita juga ya." Tukas Azzrafiq seraya terkekeh.

"Mungkin mereka gak mau ganggu hahaha."

"Bisa jadi."

"Oh ya Azz, Ayara itu mantan kamu?"

Sebenarnya Azzrafiq sangat malas membahas tentang Ayara, namun lagi-lagi karena Magika, dia menjawab pertanyaan gadis itu.

"Iya dan itu udah lama juga, waktu awal masuk SMA."

"Kayaknya dia masih ada rasa sama kamu."

"Ya begitulah, hanya karena satu kampus dan satu jurusan, dia berharap bisa balik lagi, sedangkal itu pikirannya." Ujar Azzrafiq yang tak habis pikir.

"Putusnya gara-gara apa emangnya?"

"Gara-gara aku sadar, ternyata aku emang gak pernah punya rasa sama dia."

Magika menatap Azzrafiq, dia tak habis pikir dengan lelaki itu, wanita seperti apa yang dia inginkan?

"Jahat banget ya kamu ternyata, kalo gak ada rasa ngapain kamu pacarin? Suka banget bikin cewek patah hati" Tanya Magika heran.

Azzrafiq terkekeh."Iya makanya itu, aku salah mengira perasaan aku, awalnya karena sering di jodoh-jodohin sama teman-teman "

"Cuma karena diceng-cengin ya, banyak sih yang kayak gitu."

"Emang, entah apa yang ada di pikiran aku pada saat itu, oh ya kamu sendiri gimana? Kapan terakhir pacaran?"

Magika mengerutkan keningnya."Tahu dari mana kalo aku gak punya pacar?"

"Ya tahu aja, karena aku yang harusnya jadi cowok kamu." Celetuk Azzrafiq.

"Bercanda muluk ya, kalo aku jadi suka sama kamu, mau tanggung jawab?" Tanya Magika sambil tertawa.

"Mau banget lah." Celetuk Azzrafiq seraya berjalan meninggalkan Magika.

Magika mengejarnya."Bisa-bisanya lagi bilang mau."

"Masalah emangnya?" Ejek Azzrafiq sembari berlari.

"Ish Azzrafiq, mukanya ngeselin." Seru Magika seraya mengejar Azzrafiq.

Mereka berdua berlarian sembari tertawa riang canda, hingga mereka berdua sampai di tempat tujuan, Azzrafiq menuntun Magika berjalan menuju bebatuan besar di tengah sungai, mereka berdua beristirahat di atasnya, hembusan angin meniup wajah keduanya.

Magika menyandarkan tubuhnya di kaki Azzrafiq yang menelungkup seraya menikmati udara segar pagi hari. Azzrafiq memainkan rambut Magika yang terurai panjang di lututnya.

Suara aliran air sungai yang deras membuat pikiran mereka semakin relaks.

Setelah beristirahat sejenak, Magika turun dari bebatuan, dia tak menyadari charm braceletnya terlepas dari lengannya, begitu juga dengan Azzrafiq, karena terlalu menikmati indahnya pemandangan di hadapannya.

Magika yang sudah berada di dalam air, mengerjai Azzrafiq dengan menyipratkan air sungai yang dingin pada wajah lelaki itu.

Azzrafiq yang tak ingin kalah dengan Magika, segera turun untuk membalas perbuatan gadis itu, Magika yang melihat reaksi temannya itu segera berlari, namun Azzrafiq berhasil menangkapnya.

Lelaki itu menggendong tubuh Magika dari belakang seraya memutarkannya.

"Ampun Azz." Seru Magika sambil tertawa.

"Gak ada ampun untuk orang yang suka usil." Sahut Azzrafiq.

Dari jauh Alin memperhatikan mereka berdua yang sedang asyik bercanda, melihat Magika begitu Mesra dengan Azzrafiq, membuatnya semakin iri hati dan membenci Magika.

Apa yang sudah dilakukan Magika, hingga Azzrafiq begitu menyukainya?

Tak hanya ada Alin di sini, ada juga anggota kelompok satu yang berdatangan untuk bermain di sungai, diam-diam Alin mengikuti kelompok satu, karena tadinya dia hanya ingin bertemu Azzrafiq, namun karena tak ada dalam rombongan, Alin terpaksa ikut karena sudah cukup jauh berjalan.

Alin melangkahkan kakinya menuju bebatuan dimana Magika dan Azzrafiq tadi beristirahat, dia menghindari Daphnie dan Acha yang sentimen padanya, ketika duduk, Alin melihat gelang Magika yang terjatuh dan segera mengambilnya.

"Magika, Azzrafiq, kalian udah curi start aja." Teriak Maulana.

Azzrafiq menurunkan Magika dari gendongannya, ternyata teman-teman satu kelompoknya datang menyusul.

"Duh romantis amat gendong-gendongan." Ejek Daphnie.

"Pantesan dicariin di Aula gak ada, lagi pacaran ternyata." Goda Acha.

Azzrafiq tertawa."Gak kedengeran kalian ngomong apaan."

"Si Alin sejak kapan ada di situ?" Tanya Daphnie yang baru menyadari keberadaan gadis semampai itu.

"Lah iya, kok tiba-tiba ada tuh anak." Sahut Acha.

"Ah udah bodo amat, mendingan kita main air." Seru Daphnie seraya berjalan ke tengah sungai yang dangkal.

Alin masih memperhatikan Magika dari tempatnya seraya memegangi charm bracelet temannya itu, perlahan dia berjalan mendekati teman-temannya yang sedang asik bermain air.

Magika baru menyadari kehadiran Alin, dia melihat tak ada yang menemani teman sekelasnya itu, lalu memisahkan diri dari yang lainnya untuk mendekati Alin.

"Kamu dari tadi ada di sini, Lin?" Tanya Magika.

"Saking asyiknya bermesraan sama Azzrafiq sampe gak sadar ada temen sendiri." Sindir Alin.

"Gak cuma sama Azzrafiq aja kok, ada yang lainnya juga, kenapa gak coba gabung?"

"Kayaknya sampe gak sadar juga gelang kamu ilang."

Tukas Alin seraya memperlihatkan charm bracelet yang dijinjing diantara dua jemarinya.

Magika melihat tangan kirinya, dan benar charm braceletnya tak ada di sana.

"Oh iya, makasih udah nemuin." Seru Magika.

Ketika Magika akan mengambil charm braceletnya dari jemari temannya itu, Alin dengan sengaja menjatuhkan charm bracelet itu ke dalam air sungai.

"Oops jatuh." Ejek Alin.

Magika menggelengkan kepalanya seraya menatap Alin yang menyeringai, dia tak ingin menggubris sikap Alin yang menyebalkan, yang penting untuknya saat ini charm braceletnya.

Magika melihat charm braceletnya terjatuh di dasar sungai yang jernih, dia segera mengambilnya dengan hati-hati, ketika berhasil meraih gelangnya, Magika terpeleset dan terjatuh, Magika yang tak dapat mengimbangi tubuhnya, hanyut terseret arus sungai.

Alin tak khawatir Magika yang terbawa arus karena tahu temannya itu bisa berenang.

Magika coba tenang dan berenang ke tepi sungai, namun tiba-tiba saja kakinya keram, hingga membuatnya panik tak dapat mengendalikan tubuhnya sendiri.

Namun melihat gerak-gerik Magika yang tak karuan, Alin mulai panik dan segera berteriak, begitu juga dengan Daphnie yang histeris menyaksikan temannya terseret arus

"Ya ampun Magika!!" Teriak Daphnie.

"Tolong! Tolong Magika tenggelam." Teriak Alin.

Azzrafiq yang mendengar teriakan, langsung berlari untuk menyelamatkan Magika yang terbawa arus sungai. Maulana menyusulnya dan turut membantu menyelamatkan Magika dari derasnya air sungai.

Dalam proses penyelamatan Magika, Azzrafiq hampir terbawa arus juga, untungnya Maulana yang sudah sigap mampu menahannya dan membawa keduanya untuk naik kedaratan, namun sayangnya Magika sudah tak sadarkan diri.

Diletakkannya Magika di tepi sungai yang kering, Maulana segera melakukan CPR, namun tak ada respon.

Daphnie, Acha dan Alin berlari ke arah mereka untuk memastikan teman-temannya itu baik-baik saja.

Melihat tak ada respon dari Magika, Azzrafiq segera memberikan nafas buatan pada gadis yang sedang tidak sadarkan diri itu, namun tetap belum ada respon.

"Coba lagi" Tukas Maulana.

Di tengah kegentingan yang terjadi, Alin masih saja merasa iri melihat Magika diberikan nafas buatan oleh Azzrafiq, dalam pikirannya Azzrafiq sedang mencium Magika dan hatinya masih tak rela, padahal temannya itu sedang bertaruh nyawa.

Setelah lebih dari tiga kali memberikan Magika nafas buatan, akhirnya Magika tersadar, dia terbatuk dan memuntahkan air sungai yang tertelan cukup banyak.

Maulana dan kawan-kawan yang lain dapat bernapas lega ketika Magika telah sadarkan diri.

Azzrafiq segera memeluknya."Syukurlah kamu selamat Gee."

Magika merasakan pusing di kepalanya, hidungnya terasa linu karena tersumbat air yang begitu banyak, matanya juga terasa perih, tubuhnya menjadi sangat lemas.

"Ya Tuhan terima kasih, Magika masih selamat." Seru Daphnie seraya mendekati temannya yang terkulai lemas itu.

"Alhamdulillah Gee, kamu selamat." Tutur Acha.

Acha membuka jaketnya untuk dipakaikan pada Magika, dia dan Daphnie membantu Magika mengganti pakaiannya yang sudah basah kuyup.

Alin tak melakukan apapun, dia hanya diam memperhatikan Magika, dia merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya.

"Gimana Gee, udah mendingan?" Tanya Alin.

Daphnie yang mendengar pertanyaan Alin, langsung geram, dia berdiri dan menghadang Alin agar tak mendekati Magika.

"Ini semua gara-gara lo! Sadar gak sih lo udah ngebahayain banget Magika, temen lo sendiri! Gila ya lo." Pekik Daphnie.

"Apaan sih orang dia sendiri yang jatuh." Alin coba mengelak.

Daphnie mendorong bahu Alin."Masih bisa-bisanya lo bela diri? Gue dari tadi perhatiin sikap lo yang biadab sama Magika, lo jatuhin gelang dia! Kalo gak gitu, Magika gak akan tenggelam, paham gak lo?"

Azzrafiq dan Maulana coba memisahkan keduanya agar tak berselisih lebih jauh lagi.

"Apa bener yang dibilang Daphnie, Lin?" Tanya Azzrafiq memastikan.

Alin terdiam seribu bahasa, dia takut Azzrafiq membencinya ketika mengatakan yang sebenarnya.

"Penjahat gak akan pernah mau ngaku." Pekik Daphnie.

"Guy's, lebih baik kita langsung balik ke Aula, kasian Magika." Tutur Acha yang coba melerai pertikaian yang terjadi.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!