Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.
"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.
"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.
Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput Tania
Malam semakin larut, tapi tidak juga pria itu memejamkan kedua netranya, sudah berulang kali Albert berusaha untuk tidur hingga berulang kali menganti posisi tidur namun tetap tak bisa, pikirannya seakan terganggu. Sedangkan Marsha yang merasa suaminya belum juga datang ke kamar utama, tampak kesal.
“Ini semua pasti karena wanita murahan itu, yang sudah berhasil menggoda suamiku. Awas kamu, Tania akan aku balas, aku tidak akan membiarkan kamu begitu saja!” geram Marsha sendiri, wanita itu tidak tahu jika Tania tidak ada di mansion.
Bimo salah satu bodyguard Albert, sudah mengirim pesan, jika sampai malam ini belum juga menemukan keberadaan Tania, dan teamnya untuk sementara menghentikan pencarian Tania, akan di lanjut esok hari.
“Bodohnya aku jika memikirkan kamu, Tania ... Kamu hanya wanita yang aku beli!” gumam Albert sendiri, sambil menatap langit-langit kamar, salah satu tangannya bertopang di atas dahinya, dan berusaha kembali memejamkan matanya.
...----------------...
Esok hari
Lingkar mata Albert bagian bawah terlihat berbayang hitam, rupanya semalaman pria itu tidak bisa memejamkan kedua netranya. Mikirin apa?
“Permisi Tuan, ini pakaiannya,” kata Pak Firman, sembari menaruh satu steel pakaian kerjanya di atas ranjang.
“Pak Firman, sarapan sudah siap?”
“Sudah siap Tuan, Pak Gerry juga sudah menunggu Tuan di ruang tengah.”
“Mmm ...,” gumamnya, pria itu lekas ke kamar mandi untuk bebersih, dan bersiap-siap.
Dua puluh menit kemudian....
Albert dan Gerry sudah ada di ruang makan menikmati sarapan pagi nya. Kalau Marsha jangan di tanya keberadaannya, wanita itu masih tidur, padahal sudah jam 7 pagi.
“Bagaimana team sudah ketemu dengan keberadaan Tania?”
“Belum Pak Albert, sampai tadi pagi mereka kasih kabar belum menemukannya.”
Pria itu menghembuskan napas kasarnya, ada rasa kecewa teamnya tidak menemukan Tania. “Setelah sarapan, antar saya ke rumah Tania,” pinta Albert.
“Baik Pak Albert.”
Perut terasa lapar tapi selera makan hilang, Albert tak sanggup untuk menghabiskan sarapannya, terasa hambar di lidahnya, tak seenak masakan Tania yang pernah dia santap. Mulut bilang tak suka masakannya tapi lidah tak bisa dibohongi, jika masakan Tania sangatlah enak.
Selesai sarapan pagi, Albert bersama Gerry menuju rumah Tania. Untung saja Gerry sudah sigap menyimpan alamat rumah Tania di note handphone, jadi tidak ada amukkan dari Bosnya, jika bilang tidak tahu alamat rumah wanita itu.
Sekitar jam 9 pagi, mobil mewah yang mengantar Albert sudah terparkir di salah satu rumah yang cukup besar tapi tidak mewah.
Clara yang kebetulan sedang duduk santai sambil menikmati susu hangatnya di ruang tamu, celingak celinguk ... melihat mobil mewah tersebut.
“Siapa yang datang pagi-pagi sih,” gerutu Clara.
“Siapa yang datang, Clara?” tanya Bu Rita yang baru nonggol.
“Enggak tahu Bu, tapi kayaknya sih orang kaya kalau dilihat dari mobil nya. Tapi orangnya juga belum keluar dari mobil,” jawab asal Clara.
Bu Rita juga ikutan lihat dari dalam ruang tamu, yang sengaja pintunya sedikit terbuka. Wanita paruh baya itu langsung menepuk bahu Clara. “Clara, jangan-jangan yang datang Pak Albert,” kata Bu Rita terdengar gembira.
“Ah ... Yang benar Bu, jangan-jangan Pak Albert setuju dong, memilih aku!” balas Clara kegirangan. “Kalau begitu aku ganti baju Bu, biar terlihat cantik,” lanjut Clara, wanita muda itu bergegas ke kamarnya.
“Ya Allah, semoga aja anakku Clara, jadi istri Pak Albert ... Ooh senangnya hatiku,” gumam Bu Rita.
Tak lama kemudian ...
“Assalamualaikum,” ucap salam Gerry yang sudah berdiri di ambang pintu.
Bu Rita langsung menoleh dan tersenyum lebar, ternyata benar dugaannya yang datang adalah Albert.
“Waalaikumsalam, Pak Gerry, Pak Albert,” balas sapa Bu Rita, bibirnya tersenyum lebar, hatinya senang, rumahnya kedatangan orang penting. Dan sudah bisa dipastikan tetangga kanan kirinya pasti kepo dengan pemilik mobil mewah yang terparkir di depan rumahnya. Sudah bisa dipastikan Bu Rita akan bersombong ria dengan para tetangganya.
“Silakan masuk Pak Albert, aduh saya gak menyangka Pak Albert tahu alamat rumah saya, ini sungguh suatu kehormatan kedatangan orang penting,” cerocos Bu Rita.
Albert bersama Gerry masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Pria tampan itu memindai kondisi dalam rumah Tania, tidak ada hal yang mewah, layaknya rumah kebanyakan orang saja.
Clara sebelum menyusul ke ruang tamu, sudah mendengar siapa yang datang, dengan akal cerdasnya gadis muda itu berinisiatif membuatkan minuman buat Albert.
Selang beberapa menit gadis muda itu datang ke ruang tamu dengan membawa nampan.
“Ooh ... tamunya Pak Albert, di kira saya temannya ibu,” ucap Clara dengan tutur manisnya, gadis muda itu mengulas senyum tipisnya.
Gerry tenggorokannya tercekat dengan salivanya sendiri, melihat penampilan gadis muda itu yang hanya menggunakan hot pants denim yang hanya menutupi pangkal paha saja, lalu bagian tubuh atasnya hanya pakai tank top alias kaos kutang berwarna putih yang agak menampakkan belahan buah pirnya. Sedangkan Albert terlihat biasa saja, tidak perlu tercekat tenggorokannya seperti Albert.
Clara menyajikan cangkir teh ke hadapan Albert, dengan sedikit membungkukkan badan hingga memperlihatkan buah pir yang menggelantung indah di balik kaos kutangnya. Oooh Gerry mulai panas dingin, karena tak sengaja dia juga ikutan melihatnya.
Sarapan yang gurih, lumayan gratis ... Batin Gerry.
Albert hanya menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, atas suguhan yang telah diperlihatkan oleh Clara di depan matanya.
Gadis muda itu kemudian duduk di samping ibunya. “Pak Albert datang pagi ini, apakah ingin menjemput Clara?” Bu Rita langsung menembak maksud kedatangan Albert.
“Saya datang kesini ingin menjemput Tania bukan menjemput Clara, semalam Tania tidak pulang ke mansion. Tolong panggilkan Tania, sekarang juga!" pinta Albert, masih terlihat sopan.
“Apa ... Tania tidak pulang, dia tidak ada di sini. Berarti dia sudah kabur, Pak Albert,” balas Clara, gadis itu langsung mencolek ibunya.
Seketika Bu Rita langsung teringat dengan ancaman Albert jika Tania kabur, maka mereka harus mengembalikan uang 2x lipat.
“Pak Albert, Tania tidak ada di sini, jika tidak percaya, silakan cek saja,” jawab Bu Rita, mulai bingung.
“Duh kenapa pakai kabur segala si tuh anak, nyusahin orang aja!” gumam kesal Bu Rita sendiri.
“Gerry periksa isi seluruh rumah ini,” perintah Albert.
“Baik Pak,” jawab patuh Gerry. Tanpa izin dengan Bu Rita, sang asisten menyusuri semua ruangan.
Clara yang tanpa malu-malu berani menatap penuh damba, pria yang masih duduk di hadapannya.
“Sambil menunggu, silakan di minum teh nya, Pak Albert, buatan saya sendiri,” ucap Clara dengan suara sedikit mendayu-dayu.
“Mmm...,” gumam Albert, tapi tidak menyentuh cangkir tersebut, dan tak membalas tatapan Clara.
Bu Rita terlihat sedang meremat ujung kaosnya, berharap dengan kaburnya Tania, pria yang bertamu tidak menuntut uang ganti rugi.
“Pak Albert, jika memang Tania kabur, mungkin alangkah baiknya di gantikan oleh Clara. Dan saya berharap Pak Albert tidak minta ganti rugi,” ucap Bu Rita, ada rasa takut.
“Iya Pak Albert, kami juga tidak ada uang untuk mengembalikannya. Saya bersedia menggantikan saudara saya Tania, sungguh Pak Albert,” sambung Clara dengan suara memelas, lalu wajahnya di buat terlihat menyedihkan.
bersambung.....
Kakak Readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya😊😊😊