"Setahun menjadi istriku maka kau akan mendapatkan uang 500 juta yang kau butuhkan!" Kata Justin pada Lily yang sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk membantu ekonomi keluarganya.
Tawaran yang terdengar cukup menguntungkan untuk dirinya membuat Lily terpaksa menerima tawaran Justin. Lily berpikir jika tawaran yang Justin berikan kepadanya saat itu merupakan jalan keluar dari permasalahannya.
Tanpa Lily sadari jika satu tahun pernikahan yang dia jalani bersama Justin membuatnya terbelenggu dengan cinta pria itu dan membuatnya sulit untuk melepaskannya di saat wanita yang pria itu cintai telah kembali dan ingin merebut posisinya sebagai istri Justin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Seandainya Marsha
Lila tak merasa sakit hati atau pun cemburu setelah mendengarkan pernyataan Justin. Dia justru merasa salut pada Justin karena bisa mencintai kekasihnya dengan tulus. Bukannya apa-apa, selama ini Lila sangat jarang melihat pria tampan dan kaya raya seperti Justin yang sangat setia pada pasangannya. Kebanyakan dari pria yang Lila perhatikan, mudah mendua hati bahkan tak peduli dengan perasaan kekasihnya.
Lila memilih tidak lagi banyak berbicara pada Justin. Menurut Lila, dia dan Justin tidaklah sedekat itu sehingga harus terlalu banyak berbicara dan saling tahu tentang kehidupan masing-masing.
Tanpa terasa, mobil yang dikendarai Justin akhirnya sampai di depan rumahnya. Sebelum keluar dari dalam mobil, Justin mengingatkan Lila dengan beberapa hal lebih dulu.
"Bersikaplah seperti pasangan pada umumnya. Jangan bersikap kaku dan buat Mama curiga jika kamu adalah kekasih bohonganku!"
Lila mengangguk paham. Dia pun berusaha mengatur diri agar tidak gugup sesuai yang Justin mau.
Seusai memberitahukan hal tersebut, Justin keluar dari dalam mobil. Sementara Lila masih berdiam diri menunggu Justin melakukan sesuatu untuk dirinya.
"Ayo keluar." Ajak Justin setelah membukakan pintu untuk Lila.
Lila memulai aktingnya dengan baik. Dia mengangguk seraya tersenyum kemudian berkata pada Justin. "Terima kasih." Balasnya.
Justin mengiyakannya. Dia segera menggeser tubuhnya ke samping mobil untuk memberikan ruang pada Lila untuk turun.
Di dalam rumah, Jena yang mendengar suara mobil milik Justin berhenti di depan rumah, buru-buru berjalan ke arah depan pintu rumah. Melihat seorang wanita cantik yang saat ini digandeng oleh Justin, membuat senyuman di wajah Jena terbit.
"Apa wanita cantik ini adalah calon kakak iparku?" Tanya Jena dengan kedua bola mata berbinar.
Justin mengangguk membenarkannya. Sementara Lila, sudah mengulurkan tangan pada Jena berniat mengajak wanita itu berkenalan.
"Perkenalkan, nama aku Lila." Kata Lila ramah.
"Hallo Kak Lila. Perkenalkan nama aku Jena. Aku adalah adiknya Kak Justin yang sangat cantik dan baik hati!" Balas Jena.
Lila jadi tersenyum melihat keceriaan di wajah Jena. "Kamu manis sekali, Jena." Kata Lila memuji.
Jena jadi tersipu. Justin yang melihatnya pun buru-buru membawa Lila masuk ke dalam rumah sebelum tingkat percaya diri Jena kembali muncul.
Masuk ke dalam rumah, kedatangan Lila disambut dengan senyum oleh Mama Amanda. Melihat kedatangan calon menantunya untuk pertama kalinya, membuat Mama Amanda tersenyum senang.
"Akhirnya calon menantu Mama datang juga." Kata Mama Amanda.
Lila segera mendekati wanita yang masih nampak cantik di usianya yang sudah tak lagi muda. "Perkenalkan Tante, saya Lila." Kata Lila ramah.
Mama Amanda menerima uluran tangan Lila kemudian mengusap pundaknya. "Selamat datang di kediaman kami nak. Mari duduk dulu." Kata Mama Amanda ramah.
Lila mengiyakannya. Dia segera duduk di atas sofa yang berhadapan dengan Mama Amanda setelah menyalimi Papa Arslan lebih dulu. Melihat sambutan hangat yang Mama Amanda perlihatkan kepada dirinya, membuat Lila merasa tenang dan senang. Lila tak menyangka jika Mama Amanda sangatlah baik dan ramah kepada dirinya.
Tidak mengundur waktu lama, Mama Amanda langsung saja mengajak Lila bercerita dengan santai. Wajahnya pun terus tersenyum saat berbicara dengan Lila yang ia lihat sangatlah cantik, manis dan kelihatan baik hati.
"Mulai sekarang, kamu panggilnya Mama aja seperti Justin panggil Mama." Kata Mama Amanda saat Lila kembali memanggilnya dengan sebutan tante.
Lila tertegun. Padahal baru saja bertemu saja bertemu dengan Mama Amanda, namun wanita itu sudah menganggap dirinya sebagai anak sendiri. "Baik, Mama." Balas Lila ramah.
Justin yang hanya diam pun bergumam dalam hati. "Seandainya saja Marsha mau datang ke sini menemui mama, pasti yang memanggil mama ke mama sekarang adalah Marsha, bukanlah Lila." Gumam Justin sedikit sedih karena tak bisa melihat kekasih yang sangat dicintainya bisa dekat dengan ibunya.
****