Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 30
Saat ini ada 2500 pasukan yang akan berangkat ke perbatasan selatan dengan Yun Li An dan Choi Han Min. Dan diantaranya ada 800 orang penyelam yang sudah dilatih oleh Yun Li An.
"Baik, kita berangkat sekarang!" seru Yun Li An seraya membawa bendera kerajaan Choi, yang diikatkan pada tubuh kuda yang dia naiki.
"Berangkat!" Seru kepala pasukan.
Dengan seruan Pasukan yang berada di belakang, Yun Li An, Choi Han Min bersama semua pasukan yang ikut, mulai berjalan keluar dari hutan.
Rakyat kerajaan Choi yang melihat Yun Li An, dan Pangeran kedua mereka di barisan paling depan Pasukan itu, merasa sangat kagum.
"Lihat, itu adalah Yang Mulia Pangeran kedua!" ucap salah satu rakyat yang melihat Choi Han Min.
"Benarkah itu Yang Mulia Pangeran kedua?"
"Benar! Aku tidak salah mengenali orang. Yang Mulia akan ikut ke garis depan bersama Jenderal Yun, kerajaan ini pasti akan semakin sejahtera!"
"Benar, mari kita pergi ke kuil untuk mendoakan mereka!"
"Kita pergi sekarang!"
Dua orang itu bergegas menuju kuil terdekat, diikuti oleh yang lainnya, yang juga ingin mendoakan Choi Han Min dan Yun Li An. Mereka tentu berharap agar peperangan kali ini dapat di menangkan oleh Jenderal perang mereka dan Pangeran kedua Choi.
Pasukan Yun Li An yang mendengar dan melihat apa yang mereka lakukan, merasa sangat beruntung karena menjadi salah satu dari pasukan khusus Yun Li An.
Mereka terus bergerak hingga mereka keluar dari gerbang ibukota.
Kaisar yang berdiri di salah satu bangunan istana melihat ribuan pasukan Yun Li An.
"Dia hanya membawa sebagian pasukannya, namun terlihat seperti lautan prajurit yang sedang berjalan di ibukota," ucap Kaisar Choi.
"Anda benar, Yang Mulia. Mereka terlihat sangat kuat dengan pakaian perang mereka,"
"Tetapi sayangnya Pangeran kedua lebih memilih untuk berada di garis depan, dari pada harus meneruskan tahta ini,"
"Yang Mulia, anda tidak bisa berkata demikian. Apa yang anda lakukan juga demi kebaikan Yang Mulia Pangeran kedua. Dan juga di istana masih ada Yang Mulia Putra Mahkota,"
Kaisar mengangguk, "Memang benar, hanya saja keputusannya itu pasti akan membawa perubahan yang besar. Dan aku khawatir perubahan itu akan menimbulkan masalah di dalam kerajaan ini,"
Kasim kepala terdiam. Keputusan yang diambil oleh Choi Han Min memang akan berdampak besar di kerajaan, namun itu belum terlihat saat ini.
Putra Mahkota yang mendengar pembicaraan Kaisar dan Kasim kepala, mengepalkan tangannya. Sebab meski saat ini dia sangat yakin jika penerus tahta adalah dirinya, namun mendengar perkataan Kaisar, membuatnya marah.
"Dia sudah melepaskan tahta itu, tetapi kenapa Ayah Kaisar seolah tidak ingin jika aku yang menempati posisi Kaisar kelak? Choi Han Min, kau benar-benar ingin bersaing denganku!"
Sementara di tempat lain, Putri dari Perdana Menteri Liong melihat pasukan Yun Li An dari sebuah rumah makan.
"Siapa laki-laki yang bersama Jenderal Yun itu? Aku baru kali ini melihat dia di barisan depan dengan Jenderal Yun," ucap nona Liong.
"Nona, dia adalah Yang Mulia Pangeran kedua,"
"Benarkah?"
"Iya, nona. Yang Mulia Pangeran kedua memang sangat jarang terlihat, karena dia lebih suka berada di istananya,"
"Tapi kenapa dia bersama Jenderal Yun, apakah dia akan ikut berperang kali ini?"
"Saya juga tidak tahu, nona. Karena tidak ada yang mengetahui bagaimana kehidupan Yang Mulia Pangeran kedua,"
Nona Liong mengangguk, "Dia adalah adik dari Yang Mulia Putra Mahkota. Jika aku tidak bisa mendapatkan Yang Mulia Putra Mahkota, mungkin aku bisa mencoba mendekatinya, dia juga terlihat cukup tampan,"
Pasukan Yun Li An terus berjalan, melewati kota yang berada di luar ibukota. Jarak antara perbatasan selatan dan ibukota hanya melewati dua kota saja, jadi mereka hanya memerlukan waktu setengah hari.
"Yang Mulia, ini adalah pertama kali anda ikut berperang. Apakah tidak apa-apa jika melakukannya di atas laut?" ucap Yun Li An.
"Tidak apa-apa. Meskipun ini adalah pertama kali, tetapi dulu Ayahmu telah mengajariku banyak hal. Jadi aku rasa ini akan baik-baik saja,"
Yun Li An mengangguk, dia tidak tahu apa saja yang sudah Choi Han Min lakukan bersama dengan Ayah Yun Li An yang asli, namun dari ucapan Choi Han Min, pasti dia telah mendapatkan pengalaman berperang meski tidak secara langsung.
"Kita akan tiba setelah melewati kota berikutnya, aku harap pasukan yang berada di sana masih bisa bertahan," ucap Choi Han Min lagi.
"Ya, jika saja Putra Mahkota tidak bertindak seperti itu, pasti dia tidak akan kehilangan banyak pasukan lagi. Dan juga kerajaan Huang tentu tidak akan berpikir untuk melakukan serangan lagi,"
"Kau benar, entah apa yang dia pikirkan. Sekarang dia telah kehilangan lebih dari 500 orang pasukannya, dan tentu saja Pasukan yang dia miliki semakin berkurang,"
"Jika aku ingat, dia memiliki 5000 pasukan. Namun dalam dua kali peperangan dia kehilangan lebih dari 1500 orang,"
Choi Han Min terdiam, sebenarnya dia sendiri memiliki pasukan bayangan yang cukup banyak, dan siap kapan saja untuk melakukan perintahnya.
Namun selama ini, Choi Han Min tidak pernah memberikan perintah pada mereka, tetapi meski begitu, pasukan bayangan selalu berlatih di tempat yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh pasukan lainnya.
Sementara di perbatasan selatan, keributan terjadi antara Pasukan khsusus Yun Li An dan Pasukan Putra Mahkota.
Pasukan Khusus Yun Li An, tidak mau membantu Pasukan Putra Mahkota yang ingin agar mereka membantu menyerang Pasukan kerajaan Huang.
"Jenderal Yun sudah berpesan agar kita diam dan tidak menyerang, tetapi kalian menyerang mereka tanpa sepengetahuan kami. Jadi, jika kalian seperti ini, tentu bukan urusan kami!" ucap salah satu Prajurit dari Pasukan Yun Li An.
"Kau!"
Empat orang Prajurit yang beradu dengan Pasukan Putra Mahkota pergi meninggalkan mereka, apa yang dilakukan oleh Pasukan Putra Mahkota tentu tidak ada kaitannya dengan mereka.
"Mereka terluka cukup parah, karena kapal yang mereka gunakan hancur. Apakah tidak apa-apa kita membiarkannya begitu saja?" ucap salah satu Prajurit yang meninggalkan Pasukan Putra Mahkota.
"Biarkan saja, meskipun kita sama-sama Pasukan kerajaan Choi. Namun mereka tidak mau mematuhi perintah Jenderal Yun, yang tidak lain adalah Jenderal perang. Itu sama saja dia tidak menghormati Jenderal Yun yang sudah melindungi kerajaan ini,"
Mereka terus meninggalkan Pasukan Putra Mahkota, yang tengah mengurus anggota Pasukan lainnya yang terluka.
semangat terus Thor