perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari baru..
maura bergegas bangun dari ranjangnya jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Setelah sampai di inggris orangtua maura langsung mendaftarkan maura di universitas oxford jurusan economic and managemen sedangkan stevia jangan di tanya dia pilih berbisnis dengan daddy william.
Maura bersama stevia turun dan duduk berjejer dimeka makan.
"mama serasa mempunyai dua anak kembar" ujar mommy emira
"sekarang mommy senang kan punya dua anak?" tanya maura
"senang sekali...stevia.. Jangan sungkan ya" ujar mommy emira
"tidak mom.. Aku senang bertemu kalian... Aku beruntung sekali bisa mendapat kesempatan menjadi anak angat momy dan daddy" ujar stevia tulus
"kamu bukan anak angkat..kamu anak kandung kami" ujar daddy william
"ya..benar kata daddy stevia..kau adalah saudaraku jadi jangan bernah berpikir kami tidak sayang padamu" ujar maura
"kalian membuatku terharu " ujar stevia
"kau ini terharu atau pira-pura terharu hm? Lihat saja bahkan kau tidak menitikkan air mata" cibir maura
"aku terharu ..tapi memang air mataku tidak keluar saja" jelas stevia
"sudah..ayo sarapan kalian akan terlambat" ujar mommy emira
"stevia..kau jadi ikut dady?"
"jadi dad... Aku sudah tidak sabar belajar bisnis dengan daddy" ujar stevia antusias
"baiklah.. Dan maura..daddy harap kamu bisa semangat kuliahnya... Daddy tidak mau kamu terus terpuruk..."
"tenanglah dad..aku sudah merasa lebih baik..jadi jangan terlalu mengkhawatirkan aku lagi" ujar maura
"baiklah..ayo kita berangkat.. Maura kau diantar rey dan stevia kau bersama daddy"
"mommy bakal sendirian lagi" ujar mommy emira sedih
"tenanglah mom.. Kau akan kucarikan teman" ujar maura
"teman?"
"ya mom... Aku membeli se ekor anjing kecil cihuahua untukmu mom..dan nati siang daddy juga memanggil tukang kebun untuk membuatkan kau lahan sayuran dan bunga.." ujar maura
"kau pengertian sekali sayang" ujar mommy emira memeluk maura
" sudah mom..aku mau kuliah" ujar maura
"baiklah .semoga hari kalian menyenangkan" ujar mommy emira
maura masuk kedalam mobil bersama rey yang menyupiri nya "ayo berangkat" ujar maura
rey hanya mengangguk tipis dan menjalankan mobilnya dijalan maura memandang keadaan sekitar seakan mengingat kembali masa-masa nya di newyork bersama tekan-temannya. Terutama grace dan megan dua orang sahabat yang tiga tahun bersama namun maura tidak menyangka bahwa salah satu sahabatmya akan megkhianatinya
"ah..grace...aku lupa menanyakan kabarnya... Bagaimana ya keadaan mama nichole" ujar maura lalu mengambil ponsel di tas nya dan menghubungi grace
Selang beberapa saat garce mengangkat panggilannya
"hallo dengan grace disini.. Ini siapa ya?" ujar grace
"aku maura grace..."
"astaga maura...!" teriak grace
"pelankan suaramu grace...gendang telingaku bisa pecah" gurau maura
"kau darimana saja... Kau berhutang cerita padaku maura"
"akan ku ceritakan nanti grace..sekarang aku mau kuliah dulu..oh ya bagaimana keadaan mama nichole?"
"umm..mama makin parah maura... Entahlah sepertinya dia sudah tidak kuat melawan penyakitnya.."
"astaga grace..maafkan aku tidak ada bersama mu..."
"tak apa maura... Aku tau kau banyak masalah jadi aku mengerti"
"sudah dulu ya grace... Aku sudah sampai kampus... Nanti aku hubungi lagi.."
Maura mematikan panggilannya dan memasukkan ponselnya kedalam tas sambil berjalan. Tanpa sengaja dia menabrak seseorang
"ma-maafkan saya..saya tidak melihat jalan" ujar maura
"lebih baik kalau mau menerima telepon kamu minggir dulu.. Setidaknya tidak akan ada kejadian seperti ini lagi" ujar seseorang itu
"ah maafkan aku..lain kali aku kan berhati-hati" ujar maura membantu membereskan beberapa buki yang dia bawa
"sepertinya aku tidak oernah melihatmu dikampus ini..apa kau mahasiswa baru?"
"iya aku baru disini....aku maura ..aku berasal dari newyork" ujar maura
"oh hai.. Aku samuel.. Panggil saja sam.. Aku dari jurusan economix and managemen.. Kalau kamu"
"wah kita sama." ujar maura
"kalau begitu ayo kita ke kelas bersama.. Hari ini jadwal mr roger.. Dia sangat menyebalkan" geruti samuel
"hei..dia adalah dosen kita." ujar maura terkekeh
"nanti kau akan tau setelah melihatnya Maura" ujar samuel
Mereka pun sampai disebuah kelas yang berisi sekitar empat puluh orang dengan kursi berjejer meninggi.
"duduk didekatku saja maura.." ajak samuel
Maura tanpa berkata apun mengikuti samuel dan duduk disebelahnya. Beberapa mata menatap tajam maura namun maura tidak terlalu memperdulikannnya.
Kelas sudah selasai samuel mengajak maura ke kantin dan maura menyetujuinya " kau mau makan apa?"
"um salad saja.." jawab maura
" baiklah tunggu sebentar aku ambilka" ujar samuel berlalu pergi
Maura yang sedang asyik memainkan ponselnya di datangi tiga orang wanita inggris yang berambut pirang dan dua diantaranya bermata biru
"kau anak baru?" ujar seseorang bermata abu-abu
"iya..." jawab maura singkat
"jangan dekati samuel atau kau tidak akan kubiarkan tenang disinj"
"maaf ? Memangnya samuel siapa mu?"
"jangan banyak bertanya ! Turuti saja apa yang eve bilang..." bentak teman yang lainnya
"maaf..saya kesini untuk kuliah hukan mau cari masalah jadi tolong kalian pergi" usir maura
"kau mengusir kami !??" bentak eveline
"kalau kalian tahu bahasa manusia kalian akan pergi" ujar maura datar
"kurang ajar !" belum sempat eveline menapar maura ada tangan yang menghentikan nnya
"jangan berbuat melampaui batas eveline atau kau akan kehilangan segakany" desis samuel
"sam... " lirih eveline
"sam..aku sudah tidak mood makan... Aku pergi dulu dan jelaskan padanya bahwa kita hanya berteman dan bertemu tadi pagi... Aku kesini ingin hidup tenang bukan menambah masalah jadi coba beritahu mereka" ujar maura berlalu pergi
Sedang kan samuel menatap tajam eveline dan kedua temannya. Nafasnya memburu wajahnya memerah karena marah
"jika kalian tidak mengindahkan perkataanku maka jangan salahkan aku jika bisnis ayah kalian hancur !" bentak samuel
"sam..aku hanya .aku hanya tidak ingin dia mendekatimu" ujar eveline
"itu bukan urusanmu eve..berkacalah..apa yang sudah kau perbuat pada semua wanita yang mendekatiku ? Kali ini tak akan ku biarkan kau mengulanginya lagi !"
"sam..lihatlah aku..aku mencintaimu.." ujar eveline memohon
"dan aku tidak.. Bahkan aku jijik dengan wanita sepertimu yang dengan mudahnya bertekuk lutut hanya untuk oria yang tak menyukaimu" ujar samuel
"sam... " lirih Eveline lagi
"terakhir kali aku peringatkan kau eveline..jangan oernah mengganggu setiap wanita yang berteman denganku .. Jika tidak maka ucapanku bukan hanya sekedar ancaman untukmu.." ujar samuel lalu meninggalkan eveline
"aaaarrrrgggghhhj ! Sial*n ! Awas saja maura..kau tak akn bisa hidup tenang" desis eveline
"lalu apa yang akan kau perbuat eve?" tanya freya pada eveline
"kita akan membuat gadis itu jera dan meninggalkan samuel..tapi jangan sampai ketahuan oleh samuel.."
"um caranya ??"
Eveline membisikkan sesuatu kepada kedua temannya dan tersenyum smirk
***