Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Krisis Kesehatan yang Mengguncang Keluarga
Setelah beberapa tahun beradaptasi dengan perubahan dan merencanakan masa depan mereka, Ariana dan Alfatra dihadapkan pada ujian yang lebih berat daripada sebelumnya. Semua yang mereka bangun, semua kebahagiaan yang mereka rasakan, mulai diuji dengan datangnya tantangan yang mereka tak duga. Keputusan-keputusan besar yang mereka buat seiring berjalannya waktu mulai menunjukkan dampak yang lebih besar, dan mereka dipaksa untuk menghadapi kenyataan bahwa kebahagiaan dalam hidup tidak datang tanpa pengorbanan.
Semuanya dimulai dengan kejadian yang tak terduga—Alfatra didiagnosis dengan kondisi kesehatan serius yang membutuhkan perawatan intensif. Awalnya, dia merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya sedikit gejala yang mengganggu, namun pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya masalah jantung yang memerlukan tindakan medis segera.
“Aku tidak tahu harus bagaimana, Alfa,” kata Ariana dengan suara bergetar, saat mereka duduk di ruang rumah sakit. “Aku takut. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu.”
Alfatra menggenggam tangan Ariana, mencoba memberikan kenyamanan meskipun dia sendiri merasa cemas. “Aku akan baik-baik saja, Ari. Aku tidak akan pergi jauh. Ini hanya ujian kecil.”
Namun, kenyataan tentang betapa seriusnya penyakit itu mengubah segalanya. Mereka tidak hanya harus menghadapi ketakutan akan kesehatan Alfatra, tetapi juga menyadari bahwa hidup mereka bisa berubah dalam sekejap. Rutinitas yang mereka anggap normal—pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sehari-hari—tiba-tiba terasa rapuh dan tidak pasti.
“Apa yang akan terjadi pada Kirana?” Ariana bertanya dengan suara pelan. “Aku tidak bisa membayangkan dunia tanpa kamu.”
Alfatra menatap mata Ariana, berusaha untuk tetap tegar. “Kirana akan baik-baik saja. Kita akan melewati ini bersama. Aku percaya pada kita.”
Kondisi Alfatra mengharuskan dia menjalani operasi besar yang memerlukan waktu pemulihan lama. Selama berbulan-bulan, Ariana menjadi tulang punggung keluarga, menjaga semua hal berjalan meski perasaan cemas dan takut selalu ada di hati. Selama itu pula, mereka belajar banyak tentang kekuatan keluarga dan arti sebenarnya dari cinta yang tidak hanya berbicara tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang menghadapi masa-masa sulit bersama.
Ariana menyadari bahwa dalam kehidupan mereka, ada banyak hal yang tidak bisa dikendalikan. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa mereka selalu dapat mengandalkan satu sama lain.
“Ini lebih sulit dari yang aku bayangkan, Alfa,” kata Ariana pada suatu malam saat mereka berdua duduk di samping tempat tidur rumah sakit. “Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan melawan ini bersamamu.”
Alfatra yang sedang berbaring, mengenakan masker oksigen, memandangnya dengan penuh kasih. “Aku tahu, Ari. Aku tahu kamu akan selalu ada untukku. Kita akan melewati ini.”
Dukungan dan cinta Ariana menjadi kekuatan terbesar bagi Alfatra. Meski perawatan intensif yang dia jalani memakan waktu lama, mereka tetap bersama, menjalani hari demi hari, penuh harapan bahwa Alfatra akan sembuh dan bisa kembali menjalani hidup normal bersama keluarganya.
Beberapa bulan kemudian, setelah menjalani perawatan dan operasi, Alfatra akhirnya pulih. Meskipun pemulihannya membutuhkan waktu dan dia harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya, mereka merasa seperti mendapatkan hidup baru. Krisis kesehatan yang mereka alami mengajarkan mereka untuk lebih menghargai setiap momen yang mereka miliki, baik saat bersama sebagai keluarga, maupun saat mereka saling mendukung dalam menghadapi kesulitan.
Setelah beberapa waktu, Alfatra kembali bekerja, meskipun dengan pembatasan aktivitas tertentu. Mereka merasa bahwa meskipun hidup bisa penuh dengan kejutan yang tidak terduga, mereka telah belajar untuk tetap bertahan dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi apa pun yang datang.
“Aku merasa seperti aku diberi kesempatan kedua, Ari,” kata Alfatra suatu sore saat mereka duduk bersama di teras rumah mereka. “Aku berjanji untuk lebih memperhatikan diriku dan kita, dan tidak mengambil hal-hal yang kita miliki begitu saja.”
Ariana tersenyum, matanya penuh air mata. “Kita sudah melalui banyak hal, Alfa. Dan kita akan terus melangkah bersama, tidak peduli apa pun yang terjadi.”
Mereka berdua duduk dalam keheningan, merasakan kedamaian dan rasa syukur yang mendalam. Meskipun masa depan tetap penuh ketidakpastian, mereka tahu satu hal yang pasti—selama mereka bersama, mereka akan selalu memiliki kekuatan untuk menghadapi setiap rintangan.
Setelah melewati masa-masa sulit ini, Ariana dan Alfatra mulai kembali menemukan tujuan hidup mereka. Mereka menyadari bahwa setelah semua yang terjadi, ada banyak hal yang mereka ingin capai bersama sebagai keluarga. Mereka memutuskan untuk tidak menunda impian mereka lebih lama, mulai dari merencanakan perjalanan besar yang selama ini mereka tunda, hingga memastikan Kirana mendapatkan pendidikan yang terbaik.
“Kita sudah menghadapi begitu banyak ujian, Alfa,” kata Ariana suatu malam, setelah mereka berbicara tentang masa depan. “Tapi aku tahu, setiap tantangan ini membuat kita lebih dekat dan lebih kuat. Kita bisa melakukan apa saja, selama kita bersama.”
Alfatra tersenyum dengan penuh keyakinan. “Aku setuju, Ari. Aku tidak akan pernah menyerah pada kita. Kita punya satu sama lain, dan itu sudah cukup untuk membuat segalanya mungkin.”
Mereka merencanakan perjalanan keliling dunia yang selama ini mereka impikan. Mereka ingin memberikan Kirana pengalaman yang membuka wawasan, mengenalkan dunia kepada anak mereka dengan cara yang penuh kebersamaan. Ini menjadi cara mereka untuk merayakan kebersamaan mereka dan juga untuk menyembuhkan luka-luka yang tertinggal dari masa-masa sulit yang telah mereka lalui.