Dibiarkan, tidak dihiraukan, dimakzulkan. Hal itulah yang terjadi dalam kehidupan Keira yang seharusnya Ratu di kerajaan Galespire.
Dan setelah menjalani setengah hidupnya di penjara bawah tanah. Keira akhirnya menghadapi maut di depan matanya. Tubuh dan pikirannya tak sanggup lagi menanggung kesedihan. Membuat tubuh renta dan lemahnya menyerah.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Keira berjanji. Kalau bisa menjalani kehidupannya sekali lagi, dia tidak akan pernah mengabdikan diri untuk siapapun lagi. Apalagi untuk suaminya, Raja yang sama sekali tidak pernah mempedulikan dan menyentuhnya. Yang selalu menyiksanya dengan kesepian dan pengkhianatan. Dia akan menjadi Ratu yang menikmati hidup.
Setelah meninggal, Keira membuka mata. Ternyata dia kembali ke saat malam pernikahannya. Dia mengubah air mata yang menetes menjadi senyum. Dan mulai merencanakan kehidupan bahagianya. Menjadi seorang Ratu yang disukai banyak pria. Sehingga dia tidak akan pernah kesepian lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pria jahat itu kenapa sebenarnya? Apa salah minum obat? Tidak membiarkan Keira pergi dan memilih untuk berdebat. Padahal Keira memiliki rencana untuk menghabiskan waktu dengan Rupert malam ini.
Namun,
Ini adalah pertama kalinya Keira bicara dengan pria ini dalam jangka waktu terlama. Di kehidupan yang lalu, pria jahat itu bahkan tidak akan pernah menjawab salam yang dia berikan. Hanya mengabaikannya secara penuh.
"Besok pagi. Keluarga Kerajaan akan mendaki gunung salju. Termasuk kau. Bersiaplah!"
Mendaki gunung? Bukankah di kehidupan yang lalu pendakian ini dilakukan tanpa kehadiran Keira? Dia dihukum tidak keluar ruangan saat itu. Karena terus menuntut pada Raja, agar diperlakukan selayaknya Ratu.
Berbekal sedikit pengalaman mendaki, Keira dan pelayannya telah siap pagi-pagi sekali. Sayangnya, mereka harus menunggu Raja dan wanita licik itu selama kurang lebih dua jam.
"Maaf Ratu, saya baru saja bangun. Semalam Raja begitu bersemangat" kata wanita licik memamerkan apa yang dilakukan dengan Raja semalam. Setelah bertemu dengan Keira semalam, ternyata pria itu menyentuh wanita liciknya. Sungguh menjijikkan.
"Tentu saja tidak apa-apa Nona Mary. Akan sangat bagus kalau ada kabar baik dari Anda setelah perjalanan ini selesai" jawab Keira membungkam wanita licik itu.
"Ayo kita mulai!" perintah Raja yang tidak merasa bersalah membiarkan Keira diluar kedinginan selama dua jam lebih.
Pendakian dimulai dan tak sampai satu jam, semuanya dihentikan. Karena wanita licik itu mengeluh lelah dan kedinginan. Raja menuruti apapun keinginan wanita yang dicintainya, mengabaikan kondisi orang lain. Termasuk Keira.
"Apa Ratu baik-baik saja?" tanya Jane khawatir.
"Dingin sekali" jawab Keira. Sebenarnya dia tidak tahan dingin, tapi berusaha bertahan.
Setelah beristirahat dan minum cokelat panas, keadaan Keira membaik. Dia siap melanjutkan perjalanan. Melewati sungai yang membeku dan lereng dipenuhi pohon penuh dengan salju. Karena keindahan alam yang begitu cantik, Keira tak lagi merasa dingin. Bersemangat untuk berjalan lebih jauh.
Saat mereka akhirnya tiba di lereng, mendadak terdengar suara dentuman yang keras.
"Apa itu?" tanya Keira.
Tak lama terdengar suara berderap dari arah atas.
"Salju longsor!!" teriak prajurit membuat semua orang panik. Keira segera menarik Jane dan berlari menjauh dari bawah gunung. Terus berlari dan tidak berani menoleh ke belakang. Semuanya juga berlari menjauh ke seluruh arah.
Suara longsor salju datang lebih cepat dari kekuatan lari Keira dan Jane. Keira mulai berpikir kalau mereka tidak akan bisa selamat dari kejadian ini. Sudut matanya mendadak melihat sebuah tempat yang bisa digunakan sebagai tempat berlindung dari longsor salju.
Dengan tangan, dia membuat Jane mengerti kalau mereka harus merubah arah lari. Menuju sebuah gua di bawah gunung. Setelah mengerahkan semua kekuatan, Keira dan Jane sampai di mulut gua. Bertepatan dengan berjuta ton salju yang longsor, menutup mulut gua.
"Ratu, Anda tidak apa-apa?" teriak Jane.
"Aku tidak apa-apa. Untunglah kita bisa selamat" ucapnya bersyukur. Kalau saja dia tidak melihat gua ini, pasti mereka telah terkubur di bawah salju.
"Tapi Ratu, mulut gua tertutup. Bagaimana cara kita keluar?"
"Tenanglah. Kita harus tenang dan mulai mendengar apa yang terjadi diluar gua. Setelah memastikan tidak ada longsor lanjutan, aku pikir kita bisa menggali pintu keluar"
"Kenapa tidak ada orang yang mencari kita, Ratu?" tanya Jane mulai menangis.
"Pasti mereka juga mengalami kesulitan. Kita bahkan tidak tahu apakah mereka selamat dari longsor salju ini" jawab Keira mulai khawatir pada keadaan Raja.
Yang dia tidak tahu, Raja dan wanita liciknya selamat. Atas perlindungan para prajurit yang siap mengorbankan nyawa. Jenderal Malone yang sigap menyelamatkan Raja mulai melihat ke belakang. Dan menyadari kalau Keira dan pelayannya menghilang.
Tentu saja hal itu membuat Jenderal Malone panik. Dia ingin segera mencari keberadaan Keira, namun dilarang oleh Raja. Dengan alasan harus membawa lebih banyak orang untuk mencari Keira. Perjalanan kembali ke aula tempat menginap dan gunung memakan waktu lama. Belum lagi ada kabar longsor lanjutan yang membuat pencarian Keira dan pelayannya tertunda begitu saja.
Setelah lama menunggu, Keira bisa memastikan tidak ada longsor lanjutan. Dia berjalan ke mulut gua dan mulai menggali. Dibantu oleh Jane yang melakukannya dengan menangis.
Tapi ... Berapa lama mereka menggali, sama sekali tidak terlihat cahaya. Itu berarti salju yang menutup gua pasti sangat tebal. Tapi mereka harus terus menggali. Karena semakin lama dibiarkan, salju akan mengeras. Sedangkan mereka membutuhkan lubang udara untuk bisa bernapas.
Sarung tangan Keira mulai basah, membuat tangannya membeku. Tapi dia tetap menggali dan akhirnya menemukan secercah cahaya.
"Disini Jane!" katanya menunjukkan tempat dimana cahaya terlihat. Keduanya menggali di tempat yang sama dan akhirnya bisa membuat lubang yang cukup untuk memasukkan udara ke dalam gua.
Setidaknya sekarang mereka bisa bernapas lega.
"Ratu, tangan Anda pasti membeku" kata Jane.
"Iya. Tanganmu juga pasti sama. Bagaimana kalau kita berhenti sebentar. Menghangatkan tangan dan melakukan hal ini lagi nanti?" usulnya disetujui oleh Jane.
Keira duduk di atas tanah dan Jane memeluknya erat.
"Anda harus tetap hangat Ratu"
Meski berada dalam keadaan yang buruk, Keira bersyukur menjalaninya bersama Jane. Setidaknya dia tidak sendirian. Tapi nyawa Jane kini berada dalam tangannya. Dia harus memastikan mereka selamat dan kembali ke tempat yang hangat bersama-sama.
Karena sarung tangan basah, mereka tidak bisa mempergunakannya lagi. Keira dan Jane menggali salju menggunakan tangan kosong. Membuat pekerjaan menjadi semakin lambat karena harus sering berhenti. Kalau tidak, jari-jari mereka akan meradang dan membeku.
"Lubangnya belum terlalu besar, tapi cukup untuk membuat orang luar menyadari kita ada disini" ujarnya berharap.
Tapi, tidak ada suara apapun dari luar. Apa semua orang tidak selamat dari longsor salju? Tidak mungkin. Jenderal Malone dan Raja memiliki kekuatan tubuh yang luar biasa. Mereka pasti selamat hanya mengandalkan keahlian bertahan hidup. Lalu ... Bagaimana dengannya dan Jane?
"Ratu, dingin sekali" keluh Jane.
Pasti udara akan menjadi semakin dingin saat lubang ini terbuka. Mereka harus segera pergi dari sini. Berbekal keyakinan akan selamat, Keira mulai menggali lagi. Kali ini dia membungkus tangannya dengan gaun dan terus menggali tanpa beristirahat.
Akhirnya lubang yang bisa dilalui Keira dan Jane terbuka. Matahari hampir terbenam, akan sangat berbahaya bagi mereka keluar sekarang. Tapi ... Bagaimana bisa bertahan sampai pagi di tempat ini?
Keira menghampiri Jane yang meringkuk kedinginan, tiba-tiba tubuhnya terasa lemah sekali. Dia jatuh dan tak bisa bergerak lagi.
"Ratu!!!" teriak Jane pilu.
"Tuhan, apa akhirnya aku akan tetap mati? Tanpa bisa merasakan cinta dan kasih sayang seorang pria?" tanya Keira dalam hati.
Tapi setidaknya kali ini, tidak akan ada yang mati karenanya. Jane dan keluarganya tetap hidup. Dan itu adalah sebuah perubahan yang baik. Semakin lama, kesadaran Keira menghilang.