Pacarnya selingkuh, ayahnya dibunuh. Di saat sedang terpuruk, pemuda itu mendapat keajaiban dari sebuah super sistem yang penuh tantangan. Tanpa pemuda itu sadari, Sistem itu juga yang mengantarkannya menemukan orang yang telah membunuh ayahnya. Mampukah pemuda itu menjalankan misi yang dia terima dari sistem tersebut? Dan apakah yang akan dia lakukan untuk memabalas kematian ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Yang Mencurigakan
"Permisi!"
"Ya sebentar!"
Rafi yang sedang menikmati menu sarapannya di ruang tamu tempat kost bersama Kalina, langsung saja bangkit begitu mendengar suara orang menyapa dari depan post jaga. Setelah minum setengah gelas air putih dan membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada di meja, Rafi bergegas melangkah cepat menuju post jaga tempat kerjanya. Sedangkan Kalina hanya tersenyum melihat pekergian Rafi, lalu melanjutkan menikmati sarapannya yang tinggal sedikit.
"Bukankah itu orang yang kemarin?" gumam Rafi dalam hati begitu matanya melihat sosok pria bermasker yang berdiri di depan post jaga. Rafi sangat yakin sekali kalau pria itu adalah pria yang sama dimana salah satu punggung tangannya terdapat tato tulang ikan dengan tulisan TGM di sisinya.
Yang cukup mengejutkan Rafi adalah kedatangan pria itu tidak sendiri. Dia datang bersama seorang wanita dan anak kecil laki laki yang usianya diperkirakan sekitar lima tahun. Mereka nampak duduk di salah satu sisi tembok dekat pintu gerbang.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Rafi dengan sikap ramahnya.
"Ini saya yang kemarin, Mas, yang mau sewa salah satu kamar disini," balas pria yang masih setia menggunakan masker tersebut.
"Oh gitu? Maaf saya agak lupa, karena saya pikir bapak nggak jadi menyewa kost disini," ucap Rafi dengan ramah yang dibuat buat.
"Tentu saja jadi, Mas. Karena menurut saya disini tempat yang aman," jawab pria itu. Entah apa maksud pria itu mengatakan kalau tempat itu adalah tempat yang aman. Rafi cukup terkejut mendengarnya, tapi Rafi berusaha tidak peduli meski rasa penasarannya tumbuh.
"Kemarin saya sudah menyebutkan syarat syaratnya menyewa kost disini kan, Pak?"
"Oh iya, ini kartu identitas istri saya."
Kening Rafi sontak berkerut. "Yang tinggal disini satu keluarga atau hanya istri anda, Pak?"
"Istri dan anak saya, kalau saya hanya akan sesekali singgah di tempat ini jika sedang libur bekerja."
Meski terdengar mencurigakan, Rafi pun hanya mengangguk saja dan tidak bertanya lebih detail lagi. Dia menerima kartu identitas yang diberikan pria itu dan langsung memprosesnya sama seperti penghuni yang lain.
"Ini kuncinya, kamarnya seperti yang kemarin Bapak lihat," ucap Rafi setelah melakukan transaksi dan juga menerima uang sebagai pembayaran pertama tiap penghuni baru di tempat kost tersebut.
"Baik, Mas, terima kasih. Kalau begitu saya permisi mau ke kamar dulu."
"Apa perlu saya antar?"
"Tidak usah, terima kasih."
"Baiklah, semoga istri dan anak bapak betah tinggal ditempat ini."
Pria itu lantas mengangguk serta pamit lalu menghampiri seorang wanita dan anak kecil yang menunggunya. Mereka segera saja menuju kamar yang kemarin sempat dilihat oleh pria itu. Rafi menatap kepergian pria itu dengan hati yang penuh ditumbuhi pertanyaan. Terus terang Rafi sangat penasaran dan ingin mengetahui segala sesuatu tentang orang itu.
"Kamu ngapain, Fi? Kok bengong?" suara Kalina sontak membuat kaget Rafi yang sedang terdiam dengan tatapan ke arah orang yang sudah menghilang dari pandangannya.
"Eh, nggak ... kamu sarapannya udah selesai?" tanya Rafi agak tergagap karena cukup terkejut mendengar suara Kalina yang tiba tiba ada disana.
"Udah, itu punya kamu mau dilanjutkan sarapannya nggak?"
"Nggak lah, udah nggak minat."
"Ya udah aku bersihin dulu," balas Kalina dan dia langsung saja pergi menuju tempat dimana tadi mereka menikmati sarapannya bersama. Rafi yang sempat melarangnya tak dihiraukan oleh wanita itu. Dia pun pasrah dan memilih duduk di kursi yang ada di post jaga.
Setelah membersihkan dan merapikan tempat tadi, Kalina kembali menghampiri Rafi dan di saat yang bersamaan, pria beserta wanita dan anak kecil yang baru saja datang, terlihar keluar dari kostnya. Mereka pamit mau membeli beberapa barang yang dibutuhkan. Rafi lantas mempersilakan.
"Di sini menerima satu keluarga, Fi?" tanya Kalina begitu orang yang tadi menghilang dari pandangan.
"Ya menerima, asal jelas suami istri."
"Tapi kok kemarin malam saya lihat ada beberapa penghuni kost yang membawa lawan jenis dan kayaknya mereka bukan pasangan suami istri?"
Rafi sontak tersenyum masam. "Ya begitulah kehidupan kota, Kal. Banyak yang hanya sekedar pacaran tapi gaya pacarannya udah kayak orang luar negeri. Kebablasan."
"Kayaknya nggak hanya di kota saja deh, Fi. Di kampung juga udah banyak yang kayak gitu. Malah di kampungku pernaha ada, udah hamil duluan tapi acara nikahnya mewah banget. Udah kayak nggak punya malu aja."
Rafi tersenyum tipis mendengar ucapan kalina. Pada kenyataannya apa yang wanita itu katakan memang benar adanya. Kehidupan bebas tidak hanya terjadi di kota saja. Di kampung pun sekarang sudah banyak kasus hubungan yang kebablasan.
"Terus kita sendiri gimana, Fi? Jadi, melakukannya sekarang?"
...@@@@@...
Ini kok Mc kyk babi gini yah.. Nolong tapi Ada tapinya.. G banget!
Kendaraan g punya...??? Sungguh membagongkan nich cerita..
Terlebih dapet 100 ember ngasih ke wanita ya Cmn puluhan juta... Puft
Kebanyakan bacot, adlh cowox pekoknya Dan bacot ya model an gitu