NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Alasan tak berguna

Khanza menelan salivanya, otaknya berputar keras. Mecari sebuah alasan yang tepat untuk Ia katakan pada Nic. Nic melipat tangan di dada sembari menyandarkan punggung di pintu mobil yang tertutup rapat, mungkin memang sejak awal dia sudah menyadari jika Khanza berbohong, dia hanya memberi alasan pergi ke toilet.

"Kenapa gak bilang, kalau kamu terluka?" Tanya Nic dengan tatapan mengintimidasi. Dia tak suka jika Khanza menyimpan rahasia darinya.

"Aku gak papa Nic, kamu lihat aku baik-baik saja. Aku hanya pergi membeli vitamin." Khanza memberi alasan yang sekiranya masuk di akal. Dan tentu saja Nic tak percaya.

"Toilet atau vitamin, menurutku keduanya sangat meragukan." Nic tetap tak percaya.

"Sudahlah Nic, semuanya benar aku pergi ke toilet dulu, lalu pergi membeli vitamin. Kalau kau tak percaya, itu terserah kau saja." Khanza tak ingin ambil pusing sekaligus menghindar dari pertanyaan Nic. Khanza masuk ke dalam mobil terlebih dahulu dan menyalakan mesin mobil, Nic pun lantas menyusul.

Setelah beberapa waktu perjalanan, Nic meminta Khanza untuk menepi di depan sebuah toko pakaian yang lumayan terkenal, banyak barang-barang ternama yang harganya selangit di jual di sana, tentu saja pengunjungnya pun bukan orang-orang kalangan bawah.

"Kamu ingin belanja?" Tanya Khanza sembari memandang toko tersebut.

"Nggak ko, kita nungguin Cherry kita makan siang bareng, biar kamu lebih mengenal dia." Khanza membuang napas sembari melempar pandang ke arah lain.

Sial, harus dengan cara apa Khanza menghindar, jujur saat bersama Nic juga Cherry dalam waktu bersamaan Khanza terkadang sulit mengendalikan diri agar tak cemburu.

"Err Nic, kalian saja yang makan siang, aku akan kembali ke kantor," Khanza mencoba untuk menghindar, "Tuan Nelson pasti menunggu laporan peninjauan kita hari ini," tambah Khanza.

Khanza melirik Nic sekilas, tak ada reaksi dari pria itu, dia tengah memandang keluar jendela menanti sosok yang ingin Ia temui.

"Nic, apa kau dengar?" Khanza memastikan.

"Emh, aku dengar." Jawab Nic malas.

"Lalu?" Khanza kembali bertanya.

Nic berdecak kesal sembari memutar badan menghadap Khanza, "Za, kamu kenapa selalu menghindar, aku hanya ingin kamu dan Cherry lebih mengenal satu sama lain, Cherry adalah pacarku sedangkan kamu adalah teman, saudara dan orang terdekatku. Waktu itu kamu yang selalu mendorongku untuk mendekati Cherry, mengapa sekarang kamu begini? Apa kamu tidak suka pada Cherry? Atau kamu tidak suka aku berhubungan dengan Cherry?" Pertanyaan Nic membuat Khanza seketika terdiam.

'Apa sebetulnya yang ingin kau dengar dariku? Pengakuanku, fakta bahwa aku menyukaimu? Atau rasa tak sukaku pada Cherry.' Khanza menghela napas memilah kata yang cocok ia lontarkan.

Belum sempat Ia berujar, sosok Cherry sudah nampak di depan pintu, membuat Khanza kembali mengurungkan niatnya untuk bicara.

"Hay Nic, Khanza." Cherry tersenyum lembut. Khanza hanya membalas sapaan Cherry dengan seulas senyuman pula.

"Kamu beli apa?" Tanya Nic nampak penasaran, Ia memutar tubuh menghadap ke kursi belakang.

Cherry merogoh sesuatu dari dalam paper bag yang Ia bawa, dia menunjukan sebuah rantai kecil berwarna silver, "kami ingat ini?" Tanyanya sambil tersenyum penuh misteri. Nic nampak menilik benda tersebut sembari menjelajahi ingatan lamanya yang telah tertimbun oleh ingatan baru.

"Kalung, bintang!" Ucapnya bersamaan, membuat mata Nic melebar sempurna, Ia baru ingat perihal kalung tersebut. Nic tersenyum menatap benda tersebut, tidak di sangka Cherry masih menyimpannya.

"Kamu masih menyimpan bintang kecilnya?" Tanya Cherry lagi.

"Ya, aku masih menyimpannya."

Khanza hanya terdiam mendengar perbincangan mereka sembari fokus menyetir. Di dalam perbincangan mereka, tak ada sedikit pun bagian Khanza, dia tampak seperti orang asing yang tak sengaja hadir di tempat dua orang tersebut.

'Sudah jelas kan, mengapa aku tidak ingin berada di antara kalian berdua. Aku seperti vas bunga yang ada hanya untuk terlihat, bukan untuk terlibat.'

Khanza membawa mobilnya masuk kedalam parkiran sebuah restoran barat yang cukup terkenal. Mereka pun lantas masuk dengan Khanza yang berada di belakang tentunya, rasa tak nyaman dan hati yang terbakar menyelimuti Khanza saat ini, jika saja Khanza bisa mengeluarkan Cakra seperti Naruto, yang keluar dari tubuhnya saat ini pasti warna gelap yang pekat.

"Za, kamu mau makan apa?" Tanya Nic setelah sekian lama melupakan keberadaan Khanza.

"Terserah, apa saja pun boleh. Aku tidak terlalu familiar dengan makanan barat, jadi aku tidak tahu makanan apa yang enak." Jawab Khanza seadanya.

"Baiklah, kalau begitu serahkan saja padaku, aku hidup cukup lama di luar negri jadi lumayan tahu makanan yang enak-enak." Cetus Cherry mengusulkan diri.

"Kalau begitu, maaf telah merepotkan mu." Ucap Khanza tampak sungkan.

"Tak masalah, aku yakin kamu akan puas." Ucap Cherry dengan penuh percaya diri.

Makanan masih juga belum datang, membuat Khanza merasa bosan, dia ingin pergi secepat mungkin dari tempat ini. Ponsel menjadi pelariannya, namun di sana pun tak ada yang menarik.

'Hah, menyebalkan. Kapan makanannya datang,' keluh Khanza dalam hati.

Saat Khanza tengah menatap malas ke sembarang arah, satu sosok familiar ia tangkap di netranya.

'Darius!' Entah mengapa Khanza begitu senang kali ini karena melihat sosok Darius yang baru saja datang dengan seorang wanita cantik dan anggun yang tingginya hampiri setara dirinya.

Khanza melambaikan tangan, memberi tahu Darius bahwa dirinya pun ada di sana pula, 'hah apa yang aku lakukan? Mungkin Darius sedang berkencan dengan kekasihnya.'

Darius tersenyum dan membalas lambaian tangan Khanza, gadis di sampingnya pun tampak menoleh pula. Dia tersenyum, entah apa yang Ia ucapkan pada Darius hingga membuatnya tampak salah tingkah. Lantas mereka pun pergi ke ruangan lain.

"Dasar Pria tak tau malu, dia datang kemari dengan selingkuhannya." Ujar Nic tiba-tiba.

"Selingkuhan apa? Dia pacarnya, mungkin." Celetuk Khanza dengan nada kesal.

"Bukankah dia pacarmu?" Nic nampak keheranan.

"Pacar kepalamu!" Khanza menggeplak kepala Nic.

"Aku bahkan baru mengenalnya beberapa hari, mana mungkin dia pacarku, kau kan tahu aku tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun, kecuali dirimu." Celetuk Khanza begitu saja.

Suasana seketika menjadi hening, Khanza melirik, ekspresi wajah Cherry dari ujung matanya, gadis itu nampak diam sembari menyesap jus yang ada di depannya.

"Hah, aku lupa soal itu, tapi bukannya kamu bilang kamu pernah punya pacar kan. Aku pikir dia orangnya."

"Tentu saja bukan," Khanza mendesah dengan nada kesal.

"Lalu siapa dia? Apa kalian masih berhubungan?" Tanya Nic, semakin lama seolah semakin membuatnya penasaran.

"Kami sudah putus!" Jawab Khanza ketus, dia ingin secepatnya mengakhiri perbincangan yang mengarah padanya. Dia tahu Cherry sedang merasa tak nyaman saat ini.

Nic hendak kembali berucap, namun perkataan Khanza seketika membuatnya terdiam, "sudah makan dulu, menjawab semua pertanyaanmu membuatku lapar." Tukas Khanza.

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!