Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan Aca
"Itu laki ga ada capenya apa ya, udah di tolak berkali-kali. Masih aja usaha, huft..." gerutu Aca, ia pun menyandarkan tubuhnya pada sandaran mobil. Ia menatap ke arah jendela, melihat hiruk pikuk jalanan di sore hari.
"Namanya cinta neng, pantang menyerah kalo belum dapet." ucap sang supir, Aca menoleh dan tersenyum.
"Iya pak, itu yang bikin saya risih." jawab Aca
"Tapi tetep ati-ati ya neng, anak laki-laki jaman sekarang mah ngeri. Kalo udah obsesi, bisa ngehalalin segala cara. Nggak beda jauh lah sama jaman dulu, cuma kalo dulu mah CINTA DITOLAK DUKUN BERTINDAK. Kalo sekarang mah lebih ngeri, cinta di tolak. Di cekokin, terus di perkosa. Naudzubillah, ati-ati neng ah." ucap sang supir taxi online, yang usianya sudah tidak muda lagi
Sudah pasti ia sudah banyak mengalami asin, manis dan pahitnya hidup.
"Jangankan laki-laki mang, yang perempuan kalo udah terobsesi sama lawan jenis juga sama aja. Malah lebih nakutin, karena ia bisa dengan suka rela buka baju pak. Amit-amit..." balas Aca, seraya mengetuk kepala dan pintu mobil
"Bener neng, sekarang mah istilah PELAKOR udah kaya jadi perbincangan yang biasa. Masa di media sosial, bisa dengan bangganya memperkenalkan dirinya sebagai PELAKOR dan menjatuhkan martabat istri sah. Padahal mereka ga sadar, bila derajat istri sah lebih tinggi darinya." ucap sang supir
"Tah itu pak, dengan bangganya dia cuap-cuap PELAKOR lebih baik dari istri sah. Ia nggak sadar apa gimana ya? Disembunyikan dari khalayak umum kok bangga, ga kaya istri sah yang di kenalkan pada semua pihak. Bangga karena di beri uang lebih banyak, tanpa sadar bila itu adalah bayaran untuknya karena sudah melayani kebutuhan biologis si pria. Ya Allah... Naudzubillah himindzalik." Aca kembali menyandarkan kepalanya
Memang ngeri dengan jaman sekarang, perempuan yang masih duduk di bangku SMA. Banyak yang rela jadi sugar baby, demi memenuhi kepuasan duniawi nya. Entah ia sadar atau tidak, kelakuannya sudah menghancurkan rumah tangga orang lain. Menyakiti hati wanita lain dan juga anak-anak yang tidak tau apapun, PERSELINGKUHAN dimana-mana. Apalagi jaman sekarang dengan sangat mudah, menyebarkan aib melalui media sosial.
"Bapak juga selalu merasa takut, cemas dan khawatir menjadi satu, setiap hari. Mempunyai anak perempuan, benar-benar sangat was-was. Kita bisa menjaganya di rumah, di sekolah ada guru yang bertanggung jawab. Tapi, kalo sudah di luar kedua tempat itu. Siapa yang akan bertanggung jawab dan mengawasi? Bapak juga selalu mewanti-wanti, jaga pergaulan. Berteman boleh dengan siapa saja, tak ada larangan. Tapi harus bisa membedakan, mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar-benar tulus berteman atau hanya modus yang ingin menjerumuskan." ucap si bapak
"Bukan hanya was-was dengan memiliki anak perempuan saja, memiliki anak lelaki pun sama cemasnya. Takut merusak masa depan anak gadis orang, memakai hal-hal yang dilarang, mabok, narkoboy, tawuran. Baik anak lelaki atau pun perempuan, mempunyai kecemasan yang sama saja." lanjut pak supir, Aca mengangguk setuju
Ia merasa bersyukur karena walau sudah di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, ia masih memiliki 2 orang kakak yang mampu membimbingnya ke jalan yang lurus. Tanpa menekan, tanpa memaksa, menegur dengan pelan, menasihati tanpa membuatnya sakit hati. Sosok orang tua yang ia butuhkan, ada pada kedua kakaknya.
'Terima kasih kak, aku sangat sangat mencintai kalian. Ma... Pa... Aca RINDU' gumamnya dalam hati
Saking asyiknya berbincang, Aca tidak sadar bila ia sudah sampai di depan pagar rumahnya.
"Sudah sampai neng" ucap sang supir menyadarkan Aca
"Eh.. udah sampe yang pak, maaf pak. Saya ngelamun tadi..." jawab Aca
"Kenapa neng? Rindu seseorang?" tanya sang supir
"Iya pak, saya rindu sama mama dan papa." jawab Aca, yang entah kenapa bisa dengan entengnya berbincang dengan pak supir. Padahal ia paling anti berbicara panjang lebar, dengan orang yang baru ia temui.
"Hubungi atuh neng, orang tua neng emang ga tinggal sama neng?" Aca menggelengkan kepalanya
"Mereka sudah tenang bersama Allah pak. InsyaAllah..." jawab Aca dengan suara bergetar, selama ini ia selalu bersikap kuat di depan sang kakak. Karena ia tau, yang merasa rindu hanya bukan dirinya. Tapi kedua kakaknya pun demikian, kehilangan orang tua secara tiba-tiba. Apalagi cara perginya, di sengaja oleh orang lain.
Apakah itu juga termasuk takdir Tuhan?
"Innalillahi wa inna illaihi rajiun, maaf yan neng. Bapak tidak ada maksud membuka luka neng, tapi kalo memang rindu. Kirim doa untuk mereka, karena yang mereka butuhkan saat ini adalah doanya anak-anak soleh dan solehah. Ikhlas, meski kata ikhlas tidak semudah dengan pengucapannya." Nasihat pak supir
tes
Tanpa terasa, air mata Aca pun jatuh juga. Benteng yang selama ini ia bangun, akhirnya rubuh juga. Hanya karena ucapan tulus dari pria tua, yang ada bersamanya saat ini.
"Menangislah, lepaskan semua beban dan tekanan di hatimu nak." pak supir memberikan kotak tisu pada Aca, ia memberikan waktu pada Aca untuk meluapkan perasaannya.
Tanpa Aca tau, ternyata supir itu merupakan orang suruhan Dwi dan Putra. Mereka, meski di tempat yang berbeda. Merasakan sakit yang tak terlukiskan, mendengar tangisan sang adik yang begitu menyayat hati mereka berdua. Aca tidak pernah lepas dari pengawasan mereka, kapan pun dan dimana pun.
.
Dwi memilih untuk masuk ke kamarnya, ia tau Aca pasti tidak mau bila terlihat menyedihkan saat ini. Dan benar saja, setelah Dwi masuk. Tak lama Aca masuk mengendap, seperti orang takut kepergok. Aca langsung berlari masuk ke kamarnya, ia takut sang kakak melihat matanya yang bengkak.
"Alhamdulillah, aman." gumamnya saat sudah masuk, ia menyandarkan punggungnya di pintu sebentar. Lalu ia menaruh tas dan bersiap membersihkan tubuhnya, waktu sudah lewat dari Ashar. Ia akan melakukan apa yang di bilang oleh pak Samsuri, bapak supir yang tadi.
Mendoakan kedua orang tuanya dan mencurahkan semua yang ia rasakan, pada sang Pencipta.
.
.
"Pantas saja abang suka sama Aca, selain cantik, pinter, kalo udah deket anaknya menyenangkan loh kak." ucap Senja, seraya menyuapkan makanannya.
Kini mereka tengah menyantap makan malam, sehingga kedua orang tua mereka langsung menatap Narendra. Narendra yang merasa dirinya di tatap banyak orang, hanya menatap datar pada kedua orang tuanya.
"Abang punya cemceman?" tanya sang mommy
"Punya mom, siswinya. Cantik banget, baik banget, pinter juga. Satu angkatan ma Senja cuma beda kelas, tapi sama-sama IPA. Kalo dia ikut akselerasi, pasti bisa masuk jadi mahasiswi berprestasi." jawab Senja, tanpa tau bila Aca memang merupakan Sarjana dan usianya ada di atas dirinya.
"Alhamdulillah, abangmu ternyata ga belok. Syukurlah kamu suka apem bang, bukan batang." celetuk sang papa
Narendra yang sedang makan, langsung tersedak karena ucapan papa nya.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰...