Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Yanuar meminta ijin kepada kedua orang tua Dhea untuk mengajak Dhea pulang bersama.
Mereka langsung memberikannya ijin kepada Yanuar yang akan mengantarkan Dhea pulang.
Sesampainya di parkiran, Yanuar meminta Dhea untuk masuk ke dalam mobil dan Ia lekas melajukan mobilnya menuju ke rumah Dhea.
"Apa maksud kamu dengan menyetujui perjodohan ini?" tanya Yanuar dengan suara bariton nya.
"A-aku mencintaimu Yan." jawab Dhea.
Yanuar meminggirkan mobilnya dan ia menatap wajah Dhea yang baru saja mengutarakan isi hatinya.
Sudah tiga tahun Dhea memendam perasaannya kepada Yanuar dan baru sekarang ia memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya.
"Dhea, bukankah kamu tahu kalau aku hanya mencintai Sulfi dan perasaan ini masih ada." ucap Yanuar.
Dhea langsung memandang wajah Yanuar saat mengatakan kalau dirinya masih mencintai Sulfi.
"Yan, kamu tahu kan kalau Sulfi sudah menikah dengan Marshall. Lalu apakah kamu masih ingin menunggunya?" tanya Dhea yang tidak habis pikir dengan Yanuar.
Yanuar terdiam dan tidak bisa menjaga pertanyaan dari Dhea.
Kemudian Dhea menggenggam tangan Yanuar dan memintanya untuk percaya kalau dirinya benar-benar tulus mencintai Yanuar.
Yanuar melepaskan tangan Dhea dan ia kembali melajukan mobilnya. Mereka berdua saling diam dan tidak ada yang berani bersuara.
Sesampainya di rumah, Yanuar meminta Dhea untuk segera turun.
"Terima kasih Yan." ucap Dhea.
Yanuar langsung melajukan mobilnya kembali menuju ke apartemen miliknya.
Untuk saat ini ia ingin menenangkan dirinya di apartemen.
Setelah sampai di apartemennya, Yanuar langsung merebahkan tubuhnya. Ia masih terngiang-ngiang dimana Dhea yang mengatakan kalau mencintainya.
Ingin rasanya Yanuar meminta Papanya untuk membatalkan pernikahannya dengan Dhea tetapi Yanuar tahu konsekuensinya yang akhirnya nanti tidak bisa melanjutkannya sekolah di luar negeri.
Yanuar bangkit dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk berendam mendinginkan pikirannya.
Keesokan harinya dimana Marshall sudah sampai di rumah bersama istrinya.
Marshall sudah menyiapkan sarapan dan segera memanggil istrinya.
"Mas nanti malam Nila mengajak kita untuk makan malam bersama di rumahnya" ucap Sulfi.
"Iya sayang, nanti malam kita kesana" Ucap Marshall yang kemudian meminta istrinya untuk segera sarapan terlebih dahulu.
Mereka berdua langsung menikmati sarapannya dan setelah itu Marshall berpamitan dengan istrinya untuk berangkat bekerja.
"Hati-hati Mas, jangan lupa nanti malam." ucap Sulfi sambil melambaikan tangannya.
Marshall menganggukkan kepalanya dan ia segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaannya.
Sulfi kembali masuk dan saat akan menutup pintu rumahnya ia melihat mobil Dhea yang berhenti. Ia kembali membuka pintu dan melihat Dhea yang berlari sambil menangis.
"Kamu kenapa menangis seperti itu?" Apa yang terjadi?" tanya Sulfi yang langsung membawa sahabatnya masuk ke ruang tamu
Sulfi mengambil air minum dan meminta Dhea meminumnya.
Melihat Dhe yang semakin tenang, Sulfi meminta agar Dhea lekas menceritakan apa yang terjadi.
Sulfi langsung terkejut ketika mendengar perkataan Dhea yang mengatakan kalau Yanuar masih mencintainya.
Dhea meminta tolong kepada Sulfi untuk membantunya agar Yanuar mau menikah dengannya.
"Baiklah aku akan menolongmu tetapi jika masih tidak berhasil lebih baik kamu mencari lelaki lain" ucap Sulfi.
Walaupun berat hati, Dhea menganggukkan kepalanya dan berjanji akan mencari lelaki lain.
Setelah mengobrol panjang lebar, Dhea berpamitan untuk pulang.
Melihat sahabatnya yang sudah pulang, Sulfi langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Yanuar.
Yanuar yang masih tidur langsung terkejut ketika melihat Sulfi yang sedang menghubunginya dan memintanya untuk bertemu di Cafe yang ada di jalan T.
Ia pun langsung bangkit dari tempat tidur dengan wajah yang bahagia karena jarang sekali Sulfi menghubungi Yanuar dan sekarang ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Satu jam kemudian Sulfi telah sampai di cafe yanga ada di jalan T dan ia menunggu Yanuar yang masih belum datang.
Tak lama kemudian Yanuar telah datang dengan membawa bunga mawar kesukaan Sulfi.
"Maaf aku datang terlambat, jalannya macet" ucap Yanuar yang kemudian duduk dan memberikan bunga itu kepada Sulfi.
Di tempat yang sama dimana Marshall dan kliennya yang akan masuk ke cafe itu langsung terkejut melihat istrinya yang sedang bersama dengan Yanuar dan ada bunga mawar juga di meja mereka.
"A-apa yang mereka lakukan disini?" ucap Marshall dalam hati.
Marshall menahan amarahnya karena ia sedang bersama kliennya dan akhirnya memutuskan untuk mencari cafe yang lain.
Sulfi tidak mengetahui jika suaminya melihat semuanya dan ia pun langsung mengajak Yanuar untuk mengobrol.
"Sulfi ada apa? Kenapa kamu mengundangku untuk datang kesini?" tanya Yanuar.
"Menikahlah dengan Dhea, dia sangat mencintaimu Yan" jawab Sulfi.
Mendengar perkataan Sulfi, raut wajah Yanuar langsung berubah.
"Sulfi tolong beri aku satu kesempatan lagi, menikahlah denganku dan tinggalkan Marshall."ucla Yanuar sambil duduk bersimpuh di hadapan Sulfi.
Sulfi menghampirinya Yanuar dan memintanya untuk kembali duduk di kursi.
Marshall yang ternyata masih disana langsung mengepalkan tangannya dan ia pun langsung masuk kedalam mobil.
"Yan, aku sekarang sedang hamil anak Mas Marshall. Menikahlah dengan Dhea, bukankah orang tua kalian juga sudah merestui" ucap Sulfi.
Yanuar memandang wajah Sulfi dan ia tidak menyangka jika sekarang Sulfi sedang hamil anak Marshall.
"A-aku minta maaf karena tidak tahu kalau sekarang kamu..."
Sulfi meminta Yanuar tidak perlu minta maaf karena yang terpenting sekarang ia berharap Yanuar mau menikah dengan Dhea.
"Dhea anak yang baik, kamu pasti akan bahagia menikah dengannya" ucap Sulfi.
Makanan mereka berdua telah datang dan Yanuar meminta Sulfi untuk menikmatinya.
Mereka berdua melanjutkan obrolannya dan Yanuar pun akhirnya mau untuk menikah dengan Dhea.
Setelah selesai makan, Sulfi berpamitan kepada Yanuar dan ia lekas naik taksi untuk pulang ke rumah.
Sulfi mengambil ponselnya dan memberitahukan kepada Dhea kalau semuanya berjalan lancar. Ia juga mengatakan agar Dhea secepatnya menikah dengan Yanuar.
Mendengar perkataan sahabatnya itu, Dhea langsung menangis dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang sudah Sulfi berikan.
Kemudian Sulfi menutup ponselnya dan tak lama kemudian ia sudah sampai di rumah.
Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menunggu kedatangan suaminya.
Jam menunjukkan pukul lima sore dimana Marshall yang baru saja pulang dari kantor.
"Selamat sore Mas, ini kopinya" ucap Sulfi sambil menaruh cangkir kopi di ruang makan.
Marshall memandang wajah istrinya dan ia mengingat apa yang dilihatnya tadi saat Yanuar duduk bersimpuh di hadapan Sulfi.
Sulfi yang rindu dengan suaminya langsung mendekat dan memeluk Marshall.
"Aku mau mandi dulu dan lekas ganti pakaian. Kita pergi sekarang saja" ucap Marshall yang langsung masuk ke kamar mandi tanpa menghiraukan istrinya.
Sulfi berdiri mematung saat suaminya tidak membalas pelukannya dan ia pun segera mengganti pakaiannya.