Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Keputusan
Setelah merasa agak tenang, aku melangkahkan kaki ini ke kamar untuk melihat apakah suamiku ada disana atau tidak.
Ceklek....perlahan aku membuka pintu kamar dan melihat kedalam, apakah dia ada di dalam atau tidak, namun ternyata dia tak berada didalam kamar.
Aku mencoba melihat ke luar apakah motornya ada atau tidak, dan ternyata tidak ada, berarti dia keluar lagi setelah dia menamparku tadi.
Aku kembali ke kamar kami dan mencari hp ku yang sejak tadi entah disimpan dimana, dan ternyata hp ku berada di nakas....segera kuambil, dan melihat apakah ada pesan atau telpon yang masuk, dan ada satu chat dari sahabatku astrid yang mau memesan puding untuk acara arisan di komplek perumahan nya.
Selama aku memutuskan berhenti bekerja, aku coba usaha jualan puding secara online, karena aku sangat suka dan banyak yg suka puding buatanku. Semua ini aku kerjakan semata-mata karena aku ingin punya penghasilan sendiri lagi, selama aku sudah tidak bekerja dan sebenarnya hal yang paling mendasar kenapa aku harus jualan seperti ini, dikarenakan suamiku tidak pernah memberiku sama sekali uang setiap dia gajian....
Ya memang kebutuhan rumah tangga, anak-anak semua dia penuhi dengan dia yg melakukan semua membelanjakan keperluan rumah dan anak-anak...aku hanya memasak sesuai bahan yang sudah dia beli dan siapkan....miris tidak ya???
Jangan ditanya apakah aku dikasih uang pegangan atau untuk sekedar jajan anak- anak jawabnya NO....jadi kalo anak- anak minta jajan kadang aku mau nangis melihat anak-anakku seperti itu makanya aku inisiatif jualan online puding dengan modal yang aku pinjam sama sahabatku astrid sebesar Rp. 500.000.
Alhamdulillah dengan modal segitu, aku bisa menyimpan sedikit demi sedikit keuntungan jualanku untuk keperluanku dan jajan anak-anakku.
Aku melihat jam masih pukul 21.00 kayaknya sahabatku belum tidur jadi aku ingin menelponnya....aku mengambil hp ku yg kuletakkan kembali di nakas.
Panggilan pertama tidak diangkat, aku coba telpon kembali dan akhirnya diangkat juga...
"Assalamu alaikum As" kataku kepada sahabatku aku memanggilnya As
"Waalaikum salam....tumben nih kamu telpon malam-malam begini rin" jawabnya...ya dia memanggilku arin dengan dia singkat rin
"Jangan bilang kamu habis bertengkar lagi sama cintamu itu" jawabnya lagi
Ya dia slalu mengejek aku dengan mengatakan suamiku adalah cintamu.
Dan kepada astrid lah aku slalu membagi kelu kesahku, yang mana aku tidak tahu mau ke siapa untuk berbagi cerita karena aku tidak mau membebani ibuku untuk masalahku.
Astrid tahu persis seperti apa watak dan sifat suamiku dan perlakuannya kepadaku, dan dia selalu mengatakan ke aku untuk pisah saja, dari pada menderita dan makan hati hidup dengan laki-laki seperti itu kata dia.
"Kamu seperti cenayang saja As kok tahu saja kalau aku habis bertengkar lagi, dan hiks...hiks ini yg paling parah As" kataku sambil menangis karena sudah tidak tahan mengingat kejadian tadi, dan masih terasa sakit sampai sekarang dimana suamiku menamparku.
"Hey Rin kamu kenapa menangis...memang nya cintamu apakan kamu sampe kamu menangis dan bilang ini yg paling parah"
"Aku ditampar As hiks...hiks...didepan anak-anak" jawabku sambil menangis
"Astagfirullah....ini sudah KDRT rin tidak bisa dibiarkan...kamu itu terlalu sabar sama cintamu yang tidak tahu diri itu, kan sudah sering saya bilang tinggalkan saja lelaki itu tapi kamu nya yg masih mau bertahan demi anak-anak alasanmu" jawab Astrid sambil marah-marah
"Ksmu harus bersikap tegas rin jangan slalu mau dihina, dan dibuat sakit hati memang enak.... iya kali klo makan hati ayam sama hati sapi memang enak, ini makan hati karena lelaki sok dan pelitnya naudzubillah, ditambah udah kasar lagi karena sudah berani main tampar" jawab Astrid lagi dengan suara yang sudah naik 1 oktaf karena emosi
"Iya As kali ini keputusan aku sudah bulat buat tinggalkan dia, dan tadi aku sudah pikir semuanya, tapi aku masih tetap butuh bantuanmu lagi untuk mengurus kepindahan sekolah kaka Gala dulu, sebelum aku meninggalkan kota ini kebetulan kan kaka Gala sebentar lagi ujian kenaikan kelas, jadi aku bisa membawa semua anakku pergi"jelasku
"Terus kamu mau pergi kemana rin?"
"Aku akan ke suatu tempat disana ada keluarga yang mau membantuku, karena kalo aku masih di kota ini dia pasti menemukan ku dan anak-anak....aku mau menghilang dari peredarannya sehingga aku bisa hidup tenang dan masih waras"
"Memangnya kamu mau pergi dengan status masih istri dia rin?"
"Tidak lah As aku akan mengurus dulu semuanya disini, sambil tunggu kaka Gala selesai ujian trus aku pergi biarlah nanti keputusan sidang tanpa aku disini juga mungkin bisa"
"Aku mau foto dulu bekas tamparan dia, kali aja bisa jadi bukti dipengadilan, karena kalo mau visum sekarang kayaknya tidak bisa As, karena aku tidak bisa meninggalkan anak-anak dan ini sudah malam" jelasku lagi
"Kan masih bisa besok Rin tidak apa-apa itu" kata Astrid
" Ya sudah besok aku antarkan kamu untuk visum setelah kaka Gala kesekolah" kata Astrid lagi
" Iya deh As terima kasih ya sudah mau bantu aku lagi...hanya kamu saja sekarang orang yang paling dekat sama aku...yang selalu membantu aku disaat susah dan mau slalu dengar keluh kesahku" ucapku
"Apa sih kamu Rin tidaj usah merasa begitu, kita sahabat rasa saudara dan siapa lagi heh yang mau bantu kamu, sekarang semua sudah menjauh darimu baik itu keluarga kamu sendiri" kata astrid
Ya memang betul kata Astrid semua telah menjauh disaat sudah tak punya apa-apa lagi, hanya keluarga inti yaitu ibu dan adik-adikku yang masih kadang membantu, tapi aku tdk mau lagi merepotkan mereka, karena aku tak mau mereka mengetahui masalah aku ini dan rencananya aku juga nanti pergi tidak akan bilang ke mereka.
"Bagaimana dengan ibu dan saudara-saudara kamu rin?apa mereka tau kejadian ini dan rencana kamu untuk meninggalkan kota ini?"kata Astrid lagi
" Aku sudah pikirkan itu As dan keputusan ku tidak akan memberitau mereka...Nantilah kalau aku sudah bisa hidup layak, dan bisa menghasilkan lagi baru aku kabari mereka, karena aku tak mau membebani mereka lagi dan menambah pikiran mereka lagi dengan masalah ini" kataku
" Ya sudah Rin kalau itu sudah keputusanmu saya hanya bisa doakan kamu setelah ini nanti kamu bisa lebih bahagia dan waras bersama anak-anakmu"
"Aamiin...makasih As, kamu memang sahabat rasa saudara ku yang paling mengerti diriku sekarang...btw jadi kan pesan puding nya As?"tanyaku
" memang kamu bisa buat Rin nah kamu lagi pusing begini" kata Astrid
"InshaAllah bisa As kan buat lusa kan...besok dari visum sekalian aku beli bahan nya" jawabku
"Ya sudah kalau kamu bisa Rin....sudah malam kamu istirahat rin, biar besok bisa lebih fresh...aku tutup ya assalamu alaikum"
"waalaikum salam As" jawabku lagi
Setelah menelpon dengan Astrid aku kekamar anak-anak untuk melihat apakah mereka sudah pada tidur atau belum.
terutama suamimu biar tahu diri