Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
"Bbbuuuuaaaahhhhaaaa..." Loly tertawa.
"Kok malah di ketawain sih." Ucap ku kesal.
"Sayang banget kalo kamu suaminya kambing. Kayak nggak ada cewek yang mau aja." Gumam Loly yang masih dapat ku dengar. Dia berusaha menahan tawanya agar tidak meledak.
"Emang nggak ada cewek yang mau." Celetuk ku kesal.
"Masa'? Terus itu tiap hari valentine. Ada yang ngirim paket coklat, bunga. Cieee... Insecure." Loly mendorong bahu ku pelan.
"Auch ahc..." Aku mengedikkan bahu. Aku menatap lurus ke depan menikmati pemandangan.
Sesaat tidak ada pembicaraan di antara aku dan Loly. Loly terlihat menikmati angin sejuk yang menerpa wajahnya. Dia memejamkan matanya.
"Nathan," panggilnya. Sontak aku menatap lurus kembali.
"Hmmm..."
"Cewek idaman kamu kayak gimana sih?"
Ehh, kok nanya dia? Hmmm.. kesempatan aku nih. Kasih kode biar Loly tau, kalo aku sebenarnya suka sama dia.
"Cewek idaman aku?"
"Hmmm.. kebiasaan, kalo di tanya malah balik nanya. Iyaa, Nathan, cewek idaman kamu. Tapi bukan kambing 'kan?"
"Teruuuusss... Ngejek teruuuusss.." ku pencet hidungnya gemas.
"Aduuuhhh.. sakit tauk! Lepasin iiihhh..!" Loly memukul-mukul tangan ku. Sedetik kemudian Loly mencubit tangan ku.
"Aaauuu..." Ku elus-elus tangan ku bekas cubitan Loly. Loly mengelus-elus hidungnya yang sedikit memerah.
"Jadi, cewek idaman kamu yang kayak gimana, Nat?" Loly mengulang pertanyaannya.
"Lama-lama kamu kayak si Amang jualan bakso. Kepo!"
"Yaa 'kan kali aja aku bisa bantu cari buat kamu."
Aku mendelik mendengar penuturan Loly. Dahi ku mengernyit. "Cari apa?"
"Cari cewek idaman kamu, Nat. Ayoo dong, kasih taaauu..." Loly menggoyang-goyangkan lengan ku.
"Haaaccciiimmm..." Loly tiba-tiba bersin. Dia mengucek hidungnya yang terasa gatal. Terlihat hidungnya sedikit memerah.
"Kamu kedinginan?" Tanya ku khawatir.
Loly mengangguk.
Ku lepas jaket lalu ku berikan padanya. "Nih, pake' jaket aku aja."
Ehh malah diam aja nih bocil. "Kenapa diem? Mau di pakein?"
Loly meraih jaketnya cepat lalu memakainya. "Enggak!"
"Sorry! Kalo tadi nggak nyuruh kamu pake' jaket. Niatnya sih mau makan bakso doang. Tapi ke inget pemandangan di sini. Jadi aku ajak deh kamu ke sini."
Loly melihat ke arah ku yang hanya mengenakan kaos oblong. Mungkin takut aku kedinginan. Diihh.. ngarep!
"Jadi bisa di bilang ini surprise dong."
"Hmmm.."
"Buat aku?"
"Iyaa."
"Demi apa?"
"Yaa ampun, bawel amat sih." Kata ku sedikit meninggi. Aku nggak suka di tanya-tanya mulu kayak gitu. Apalagi kayak tadi. Mau di cariin cewek.
Oohh astaga! Loly, kamu nyadar nggak sih. Aku itu cinta sama kamu, sayang sama kamu, Loly. Kamu nggak perlu cari cewek lain buat aku. Ingin rasanya aku berteriak mengatakan itu padanya. Tapi rasanya sulit bibir ku untuk berbicara sayang padanya.
Loly menunduk. "Maaf, Nat! Aku cuma.."
"Udah lah, jangan bahas cewek-cewek. Aku nggak suka! Dan satu lagi, jangan cariin cewek buat aku. Aku udah punya cewek, tapi orangnya nggak peka-peka."
Loly diam menatap lurus. Dia tidak menjawab kayak biasanya. Aku jadi merasa bersalah padanya.
Aku menghela nafas panjang. "Loly, besok aku ke luar kota. Perusahaan cabang lagi ada masalah. Ayah meminta ku untuk mengurusnya."
Aku memang selalu berpamitan padanya jika aku mau mengurus perusahaan cabang. Ayah juga udah mengatakan dua hari yang lalu.
Flashback On
"Nathan," Ayah masuk ke ruangan ku. Lalu duduk di sofa. Ku hampiri Ayah yang kelihatan seperti lesu.
Di usianya yang sudah tak muda lagi, Ayah masih bekerja keras. Aku sudah menyarankannya untuk berhenti kerja. Biar aku yang menghandle perusahaan. Tidak tega rasanya melihatnya kelelahan seperti ini.
"Kenapa, Yah? Ada yang Ayah pikirkan?" Aku duduk di sebelahnya.
"Ada kendala di perusahaan cabang, Nat. Ayah tau kamu pandai dalam bidang IT. Sejak kecil kamu di ajari oleh Bunda bukan. Ayah ingin kamu mengurus perusahaan yang ada di sana. Ayah yakin kamu bisa mengurusnya."
Tanpa pikir panjang, aku mengangguk mengiyakan permintaan Ayah. Memang Bunda sudah mengajarkan berbagai ilmunya pada ku. Dari bidang IT, hacker, meracik racun, ilmu agama. Di tambah lagi pembelajaran yang di berikan oleh Ayah pada ku.
Lengkap sudah ilmu kedua orang tua ku mengalir di darah daging ini. Alhamdulillah.. Bunda selalu mengajari ku membagi waktu agar masa depan ku tidak berantakan.
"Ayah tenang saja! Nathan bakal urus semuanya. Ayah jangan berpikiran yang berat-berat hmmm.. aku nggak mau Ayah kenapa-kenapa."
Ayah mengangguk. "Terima kasih yaa, Nak. Kamu sudah sangat baik sama Ayah, sama Bunda. Ayah bangga punya anak seperti kamu." Ayah mengusap kepala.
Ku peluk Ayah erat. "Ayah ngomong apa sih. Sudah kewajiban Nathan berbakti sama Ayah, sama Bunda."
Flashback On
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya