Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Emang sialan sih Kevin, andai saja tadi Rahul tidak bisa membuat alasan , mungkin dirinya sudah di marah-marahi habisan oleh Abah Nurdin .
"Kurang ajar , awas aja , enggak bakalan aku mau di ajak- ajak lagi kayak gini. "Cetus Rahul, pemuda itu sudah berjalan . Rahul sudah tidak berlari lagi, dirinya sudah berjalan dengan tenang, karena Abah Nurdin sudah tidak tampak lagi ,
Beruntung sekali Abah Nurdin percaya- percaya saja dengan apa yang di katakan oleh dirinya tadi , coba saja kalau Abah Nurdin tadi tidak percaya , sudah di pastikan dirinya di marahin habis-habisan oleh pria itu . Apa lagi kalau Abah Nurdin sampai mengaduh pada Abi nya , tamat lah riwayat Rahul ...
Walaupun kyai Mahmud tidak marah-marah , tapi saat melihat raut wajah kecewa pria paruh baya itu, sungguh hati Rahul tidak tenang sama sekali . Rahul tidak mau membuat Abi nya kecewa .
"Psssst psssst "
Rahul menghentikan langkah kaki nya saat mendengar suara seseorang, bulu kuduk nya langsung berdiri, sungguh pikiran buruk sudah melayang di dalam kepala nya . Apa lagi ini tengah malam, di sekeliling nya juga semak belukar .
"Psssst psssst ... Hul !!! "
Deg
Rahul semakin di buat merinding hebat mana kala mendengar suara itu memanggil nama nya , jantung nya langsung berdebar tidak karuan .
"Ya Allah lindungilah hamba " Rahul langsung berdoa, membaca ayat-ayat kursi , dan berniat langsung berlari , namun langkah kaki nya terhenti saat kerah baju nya di pegangin oleh seseorang .
"Ampun !!! Jangan ganggu saya ! Saya masih mau sekolah . Masih mau meraih mimpi . " Rahul memejamkan kedua bola mata nya , sungguh dirinya takut sekali , jika itu setan penunggu semak belukar itu.
Rahul sudah hampir menangis , namun saat mendengar suara tawa di belakang nya yang tidak lah asing , membuat Rahul langsung membalikkan tubuh nya .
Dan benar saja dugaan nya , itu sih Kevin sialan yang sudah membuat nya hampir terkena amukan Abah Nurdin .
Rahul berdecak . "Bagus ! Setelah ninggalin saya sendirian di sana, kamu malah nakutin saya . "
Kevin menghentikan tawa nya , lalu meringis saat melihat wajah teman nya itu yang tampak sangat berbeda dari biasanya.
Kevin menggaruk kepala nya yang tidak gatal, jujur saja tadi dirinya terkejut saat mendengar suara seseorang yang menegur Rahul . Jadi karena itu , Kevin langsung berlari dan bersembunyi di semak belukar di dekat lorong menuju ke rumah Ustadzah Nadzira .
"Sorry ya Hul , gue --"
"Saya tidak terima alasan kamu ! Pokoknya setelah ini saya tidak mau di ajakin sama kamu lagi . " Cetus Rahul lalu berlalu pergi dari sana meninggalkan Kevin .
Mata Kevin terbelalak, langsung saja dirinya menyusul Rahul yang sedang ngambek itu .
"Hul dengerin gue dulu ."
"Enggak , saya enggak mau "
"CK, Huulllll "
•
Pagi hari nya ...
Rahul sedari tadi terus mencuekin Kevin, pasal nya diri nya masih kesal dengan kejadian semalam . Namun Kevin tidak kehabisan akal, pemuda tengil itu terus saja membujuk Rahul agar tidak marah lagi dengan dirinya .
"Hul elo gitu sama gue ? Elo kan tau cuman elo doang yang gue kenal di pondok pasantren ini . Elo tega cuekin gue kek gini . Aish kesel banget gue . Lagian kan tadi malam bukan salah gue juga . Gue ya kabur lah lihat elo ngomong sama orang . "
Rahul melengos mendengar perkataan dari Kevin itu . Masih mengabaikan , dan malas berbicara dengan Kevin . Rahul sibuk dengan buku yang ada di pegangan nya .
Kevin berdecak melihat nya . Usaha nya sedari semalam tidak membuahkan hasil, teman satu-satunya itu ngambek pada dirinya .
"Hul, sorry deh . Gue enggak maksud ninggalin elo . Orang gue aja tadi malam nungguin elo di lorong itu kok, jadi udah deh , jangan ngambek lagi, " ucap Kevin .
Rahul menghela nafas nya kasar , masih kesal dengan Kevin . "Udah sana kamu , jangan deket-deket sama saya lagi . Untung tadi malam Abah Nurdin gampang di bodohi , kalau enggak udah enggak tau gimana nasib aku tadi malam . " Cetus Rahul .
Kevin meringis . "Gue enggak tau segalak apa sih Abah nya Ustadzah cantik . Tapi , gue minta maaf deh , kalau salah . Elo jangan ngambek gini , kayak anak kecil . "
Rahul melengos mendengar perkataan dari Kevin . Malas menanggapi nya , Rahul berniat bangkit dari duduk nya , namun sial , entah bagaimana kaki nya yang akan melangkah itu malah tersandung kaki kursi , membuat Rahul terjatuh di lantai .
Langsung saja Kevin menyemburkan tawa nya melihat teman nya jatuh . "Hahaha" itu lah sifat Kevin , dirinya apa ada nya , tidak ada yang di tutupin .
Rahul mendengus , sambil memegangi pantat nya yang terasa sakit . "Saya jatuh loh, malah di ketawain ." Sungut Rahul .
Kevin menghentikan tawa nya , "ya siapa suruh elo ngambekan . Itu lah karma dari orang yang tukang ngambek . "
Rahul mencibir mendengar nya . .
•
Sudah baikan ya , kedua nya kini sudah kembali seperti biasa nya , dan saat ini Rahul dan Kevin sedang berjalan ke arah kantin . Kedua nya akan makan siang di sana .
"Kamu harus kerjain tugas dari ustadz Yusuf , nanti saya bantuin jelasin tugas nya . " Ucap Rahul di sela langkah nya .
Kevin hanya mendengar kan nya malas saja . Kalau di sekolah nya dulu, pasti Kevin sudah mengabaikan dan tidak memperdulikan apa pun tugas , tapi entah mengapa di pondok pesantren ini, Kevin seolah ingin menunjukkan sesuatu yang di pendam di dalam dirinya . Ya Kevin itu pandai tidak bodoh ,dia hanya malas saja belajar . Bukti nya , sewaktu di beri hukuman oleh Ustadzah Nadzira untuk menghapal hadis , dalam waktu singkat Kevin langsung menghapal nya , malah bacaan nya sangat fasih dan tidak ada yang salah sama sekali .
"Oh iya , buat hafalan surat lagi . Kamu kan belum ya kan ? Nanti saya bantuin hafalin deh, saya yang megang buku nya , kamu yang hafal, nanti biar kamu cepet hafal nya . " Tambah Rahul lagi.
Telinga Kevin mendengar nya rasa nya panas, menurut Kevin Rahul itu cerewet sekali, melebihi mama nya .
"Dan Kevin , kamu jangan sekali-kali membuat masalah dengan ustadz Malik ,ya walaupun perkataan nya kayak begitu tapi kamu harus tetap sabar , kamu enggak boleh --"
"CK, iya, iya cerewet banget. "
Rahul mendengus saat kalimat nya di potong oleh Kevin .
"Yaudah lah , kita --"
"CK, tunggu ." Kevin langsung menghentikan langkah kaki kedua nya , saat mata nya tidak sengaja melihat sesuatu yang amat indah .
"Apa sih Vin, kata nya tadi kamu lapar , ayo kita ke kantin , nanti ke buru rame ."
Kevin menggeleng , mendadak rasa lapar nya menghilang entah kemana , dirinya sudah merasa kenyang seketika saat melihat sosok indah itu .
"Vin !!"
"Gue mau ke sana dulu, elo kalau mau ke kantin , kantin aja . " Ucap Kevin dan berlalu pergi dari sana ,
Rahul yang melihat nya hanya bisa menghela nafas nya kasar ...