NovelToon NovelToon
Langit Senja Galata

Langit Senja Galata

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Lunara Ayzel Devran Zekai seorang mahasiswi S2 jurusan Guidance Psicology and Conseling Universitas Bogazici Istanbul Turki. Selain sibuk kuliah dia juga di sibukkan kerja magang di sebuah perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI.

Ayzel yang tidak pernah merasa di cintai secara ugal-ugalan oleh siapapun, yang selalu mengalami cinta sepihak. Memutuskan untuk memilih Istanbul sebagai tempat pelarian sekaligus melanjutkan pendidikan S2, meninggalkan semua luka, mengunci hatinya dan berfokus mengupgrade dirinya. Hari-hari nya semakin sibuk semenjak bertemu dengan CEO yang membuatnya pusing dengan kelakuannya.

Dia Kaivan Alvaro Jajiero CEO perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI. Kelakuannya yang random tidak hanya membuat Ayzel ketar ketir tapi juga penuh kejutan mengisi hari-harinya.

Bagaimana hari-hari Ayzel berikutnya? apakah dia akan menemukan banyak hal baru selepas pertemuannya dengan atasannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting

“Pak Alvaro bisa minta tolong ipad saya,” Ayzel baru ingat ipadnya dari kemarin masih di bawa Alvaro. Digital plannernya ada di sana, beberapa data kilennya juga dia simpan di ipad.

“Sorry. Ketinggalan di apartemen,” jawab Alvaro dengan santai.

“Saya butuh ipadnya hari ini pak Alvaro,” ucap Ayzel lembut namun penuh dengan penekanan.

“Makan siang dengan saya, setelah itu saya ambilkan” Alvaro tersenyum smirk pada Ayzel.

Sementara Ayzel sedang menimbang-nimbang permintaan bosnya tersebut. Dia pasti terlambat lagi datang ke pusat konsul, hari ini ada lima klien yang akan melakukan konsultasi dengannya.

“Bagaimana, Ze?” tanya Alvaro.

“Mau makan siang apa? Saya pesankan sekalian,” masih sempat untuk Ayzel kalau menemani makan siang atasannya tapi di kantor.

“Kita makan siang di luar. Sebelum jam dua saya pastikan kamu sampai di pusat konsul,” Ayzel terperanjat mendengar ucapan Alvaro yang mengetahui jadwalnya hari ini.

“Saya tidak menerima penolakan,” ucap Ayzel dan Alvaro bersamaan. Ucapan Alvaro seolah seperti mantra yang tersemat di kepala Ayzel.

“Sejak kapan aku punya toddler besar,” gumam Ayzel yang menganggap Alvaro seperti toddler yang tantrum jika kemauannya tidak di turuti. Tanpa sepengetahuan Ayzel, atasannya tersebut keluar dari ruangan dengan tersenyum.

Alvaro menuju ruang meeting bersama pak Kim, mereka hari ini memang akan mengadakan meeting bersama divisi satu dan dua pada jam sembilan pagi. Kali ini Ayzel sengaja tidak ikut, mengingat terakhir kali suasana menjadi tidak kondusif karena perbedaan pendapat. Ayzel punya kompetensi di dua divisi tersebut, dia tidak ingin ikut terlibat jika terjadi perdebatan. Megingat saat ini posisinya adalah sebagai asisten Alvaro, pak Kim dan Alvaro satu pemahaman dengannya.

“Bisa datang ke ruang meeting sekarang?” Alvaro mengirim pesan singkat pad Ayzel.

Ayzel menghela napas. “Ruang meeting atau makan siang. Pak Alvaro pilih salah satu,” Alvaro sekalipun tidak akan dapat menggoyahkan Ayzel saat mode aplha womennya keluar.

“Baiklah. Ruang meeting,” balas Alvaro.

Ayzel membuka pesan singkat Alvaro, balasan yang diinginkan Ayzel berkebalikan dengan Alvaro. Posisi Ayzel serba salah selain karena saat ini dia kembali menjadi asisten Alvaro, dia juga masih di bilang junior di perusahaan tersebut. Lisensinya saja baru dia perjuangkan saat ini.

“Baik,” balas Ayzel dan langsung merapikan mejanya. Mematikan PC sekaligus membawa tasnya, dia akan langsung berangkat begitu meeting selesai.

Ayzel masuk ke dalam ruang meeting dengan ekspresi yang dapat membuat Alvaro memijat kedua pelipisnya. Suasana ruang meeting yang sudah tegang menjadi lebih serius saat Ayzel datang.

“Duduk di sini saja,” titah Kim Roan yang melihat Ayzel hendak duduk di samping Shahnaz.

Ayzel melihat ke arah layar yang ada di depannya, dua tim sedang mempresentasikan konsep data yang berbeda. Namun pada akhirnya akan tetap berguna satu sama lain, mereka hanya perlu menurunkan ego masing-masing.

“Seperti yang tadi saya bilang ke pak Avaro. Konsep ini sebelumnya Ayzel juga membantu mengevaluasi,” divisi satu dan dua mulai beradu argumen.

“Ayzel bisa kamu jelaskan maksud mereka?” Alvaro memintanya untuk memberikan penjelasn. Ayzel memejamkan mata sejenak sebelum akhirnya memberi beberapa penjelasan singkat.

“Divisi riset harus mempertimbangkan aspek validitas data internal dan eksternal dari klien agar efektiv, mengingat kesehatan mental adalah isu yang sangat pribadi. Kalian harus memperhatikan peraturan privasi untuk membangun kepercayaan klien” Ayzel menjeda kalimat sebelum melanjutkannya.

“Divisi pengembangan harus berkomitmen untuk punya kerjasama dengan psikolog dan psikiater, adanya kolaborasi AI dengan para profesional dapat membantu klien mendapatkan perawatan yang lebih efektiv.”

Riset maupun pengembangan bersikukuh dengan hasil masing-masing, tak ada satupun yang mengalah. Alvaro melirik Ayzel yang sedang memejamkan mata sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk relaksasi.

“Kalau tidak diakhiri sekarang aku bisa terlambat lagi,” batin Ayzel. Dia sengaja menyalakan macbooknya agar tak satupun orang menyadari dia sedang menatap jam yangtertera di sana.

“Punya solusi untuk mengakhiri ini semua dengan cepat?” bisik Alvaro pada Kim Roan yang masih cukup bisa di dengar oleh Ayzel.

“Mereka sama-sama keras kepala,” jawab Kim Roan mulai pusing dengan dua divisi yang ada di hadapannya tersebut.

Alvaro hendak meminta pendapat pada Ayzel, meskipun sebenarnya dia ragu setelah melihat ekspresi asistennya tersebut. Baru dia menoleh ke Ayzel dan belum sempat bertanya, namun Ayzel sudah lebih dulu bersuara.

“Kalian berdua sama-sama tidak pernah bisa menyadari kesalahan masing-masing. Ego kalian terlau tinggi untuk saling menjabat satu sama lain, ini adalah situasi yang bisa di pecahkan dengan mudah. Sayangnya tertutup oleh ego untuk saling menunjukkan siapa yang terbaik.”

Alvaro dan Kim Roan terkejut dengan apa yang diucapkan Ayzel, pasalnya mereka merupakn senior di bandingkan Ayzel. Hati Alvaro berdebar-debar, dia merasa Ayzel sangat mempesona saat bertindak tegas seperti ini.

“Kalian hanya perlu saling bergandengan satu sama lain, kalian harus mendesain aplikasi yang ramah. Memastikan pengguna merasa aman dan nyaman, memantau efektivitas dalam jangka panjang. Melakukan perbaikan dan pemutakhiran menyesuaikan perkembangan yang ada, berkonsultasi dengan tenaga profesional berkala. Kalian tidak bisa berjalan sendiri,” Ayzel berdiri dari duduknya.

“Saya rasa penjelasan ini cukup. Saya mohon undur diri,” ruangan seketika hening. Alvaro lekat menatap Ayzel berjalan keluar, dia melihat kekecewaan tersirat dari raut muka Ayzel yang dia coba sembunyikan.

Alvaro tak tahu kalau Ayzel akan langsung pergi begitu dari ruang meeting, dalam benaknya Ayzel kembali ke ruang kerja.

“Saya sepakat dengan yang diucapkan Ayzel,” Athaya dan Kim Roan mengeluarkan pendapat yang sama. Biar bagaimanapun divisi riset dan pengembangan konsep adalaha satu kesatuan.

“Silahkan di renungkan. Saya harap meeting selanjutnya sudah ada titik terang,” ucap Alvaro sambil beranjak pergi dari sana sebagai tanda meeting selesai.

“Ze ... kita,” Alvaro tidak menemukan Ayzel saat masuk keruangannya. Hanya long coatnya yang tertinggal, sementara mejanya sudah rapi. Beberapa kali Alvaro coba menghubunginya, namun nihil tak satupun panggilannya di jawab.

Ayzel tahu ponselnya berbunyi berkali-kali, tapi dia memilih abai dan berlari keluar dari lift menuju taksi online yang sudah menunggunya. Dia langsung masuk ke dalam taksi, hari ini cuaca cukup berawan dengan suhu berkisar 18 derajat, meskipun masih pada suhu yang nyaman. Namun bukan berarti dia tidak butuh baju hangat, Ayzel baru menyadari long coatnya tertinggal di ruang kerjanya

“Tidak keburu lagi kalau harus naik ambil long coat,” gumam Ayzel pada dirinya sendiri. Dua puluh menit kemudian dia sudah sampai di pusat konseling, bersiap memulai sesi konsulnya dengan klien.

Hari ini dia aka melakukan lima sesi dengan lima klien, tiap klien punya waktu konsul sekitar 50 menit. Ayzel maupun Naira biasanya akan memulai praktik mereka pada jam dua siang, dan akan selesai sekitar jam lima sore. Ditambah sesi 1-2 jam untuk diskusi dengan pengawas mereka.

“Naira. Sudah makan siang?” Ayzel menghampiri rekan sesama profesinya.

“Belum sempat. Sepertinya masih ada waktu,” Naira melihat arlojinya.

“Yuk. Aku juga belum makan, masih ada 20 menit sebelum praktik” ucap Ayzel sambil menarik lengan rekannya tersebut menuju kantin pusat konseling.

Hari sudah gelap saat Ayzel menyelesaikan praktiknya, dia meregangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mereganggkan ke dua tangannya keatas, sesekai memijat tengkuk lehernya yang sudah mulai pegal. Tepat jam delapan malam dia selesai sesi diskusi dengan pengawasnya, Ayzel merapikan meja praktiknya dan bergegas pulang.

“Humey sudah maakan malam?” pesan singkat dia kirim pada sepupunya.

“Sudah. Kak Ze mampir makan dulu saja! Jangan lupa bawakan camilan,” balas Humey yang selalu ada maunya ketika bersama Ayzel.

“Ok,” Ayzel sudah ada di luar gedung pusat konsul. Naira hari ini hanya ada 3 sesi, jadi dia sudah pulang sejak tadi jam lima.

Ayzel sedang mencari taksi online melalui aplikasinya, sampai terdengar suara deritan mobil yang berhenti tepat di depannya. Seorang pria turun dari samping kemudi mobil, berjalan kearah berlawanan tepat di mana Ayzel berdiri.

“Saya antar kamu pulang,” entah sejak kapan Alvaro sudah ada di pusat konsul.

“Tidak perlu pak. Saya sudah pesan taksi,” kilah Ayzel berusaha menolak Alvaro dengan selembut mungkin. Walaupun sebenarnya dia belum dapat taksi.

“Saya sudah menunggu selama tiga jam di sini. Kamu gak kasian? Saya lapar Ze,” Ayzel mengernyitkan dahinya.

“Ngapain pak Alvaro nungguin saya sampai tiga jam?” Ayzel hanya menggelengkan kepalanya. Kalau di mata orang lain Alvaro adalah sosok yang tegas, dingin, galak dan cuek tapi penuh dengan kharisma. Tentu lain bagi Ayzel, Alvaro adalah toddler yang terjebak dalam tubuh dewasanya.

“Long coatmu tertinggal, jadi sekalian saja kuantar. Meskipun suhu masih 18 derajat, tetap saja kamu butuh baju yang lebih hangat” Alvaro menunjuk long coat yang ada di kursi belakang.

“Terimakasih,” Ayzel membuka pintu belakang mobil Alvaro. Dia mengambil long coatnya.

“Masuk duduk di depan,” titah Alvaro yang terlihat sudah akan pergi.

“Bukankah tadi memilih ruang meeting? Saya tidak menerima makan malam, permisi pak Avaro” tanpa basa basi Ayzel membuat Alvaro terskakmat.

“Saya tidak akan pergi sebelum kamu mau masuk,” di belakang mereka sudah ada beberapa mobil klien yang sudah mulai membunyikan klakson.

Mau tak mau Ayzel masuk ke dalam mobil, Alvaro tersenyum karena lagi-lagi Ayzel tidak bisa menolaknya. Tanpa berpikir lama, Ayzel meminta Alvaro ke sebuah cafe dengan menu makanan khas turki.

“Apa ini bisa di sebut dinner romantis?” goda Alvaro pada Ayzel yang terlihat seperti raga yang nyawanya sedang mengambang alias ngantuk.

“Mana ada dinner romantis di paksa,” ucap Ayzel sekenanya. Dia sudah merasa kantuk mulai menyergapnya.

Saat ini Alvaro sedang menatap lekat Ayzel, entah medan magnet apa yang membuatnya tidak selalu suka menatap wajah Ayzel dalam kondisi apapun. Seperti saat ini Ayzel yang menopang dagunya dengan satu tangan adalah hal menggemaskan bagi Alvaro, belum lagi saat melihat mata Ayzel terpejam karena kantuk.

“Ze makanan sudah datang. Bangun,” meskipun tak tega tapi Alvaro tetap memabngunkannya.

“Eumm ...,” Ayzel hanya melenguh karena masih mengantuk.

“Mau saya suapi Ze?” terang saja ucapan Alvaro membuat Ayzel langsung terpranjat sadar dari tidurnya.

“Saya bisa sendiri,” ucap Ayzel.

Mereka sudah selesai menikmati makan malam romantis kalau kata Alvaro, tapi bagi Ayzel itu bukan aktivitas romantis. Terang saja karena dia tidak dapat menikmati makanan akibat rasa kantuknya.

“Ze sudah sampai,” Alvaro dengan pelan membangunkan Ayzel. Kalau saja mereka sudah halal tak di ragukan lagi Alvaro pasti akan menggendongnya menuju kamar.

“Maaf pak, saya tidur di mobil pak Alvaro” Ayzel sedikit meregangkan kepalanya yang sedikit pusing.

“Setiap haripun tidak masalah,” Alvaro terkekeh melihat ekspresi Ayzel saat mendengar ucapannya.

“Suka-suka pak Alvaro saja,” Ayzel sudah benar-benar mengantuk. Karena itu dia asal menjawab.

“Ze ...,”

“Hmm ... iya pak?”

“Selama satu minggu ke depan saya akan ada di luar negeri. Kamu bisa lebih santai nanti,” Alvaro akan melakukan perjalanan dengan Kim Roan selama satu minggu ke depan.

“Bukannya tidak ada jadwal meeting di luar?” ucap Ayzel penasaran.

“Saya harus mengurus beberapa hal terkait masa depan,” Ayzel mengangguk. Kemudaian dia turun dari mobil Alvaro.

“Terimakasih pak Alvaro. Hati-hati di jalan,” Ayzel masuk ke gedung apartemennya. Sementara Alvaro kembali melajukan mobilnya menuju apartemennya.

 

 

 

 

 

 

 

1
Arsyila Syafina
semangat KK upnya .. karna AQ udah semngt bngt nungguinnya /Drool//Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): diushkan kak minimal 1 eps/hr
trimksh sdh membca ayzel x alvaro
total 1 replies
Arsyila Syafina
uuuh .. lebih bnyak donk kak apload nya /Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): sdh rilis kak eps 33 + 34.
hr ini up 2 sekaligus
a yulaela_fa(Ayu Anfi): blm lolos review kak, 2 episode sedang menunggu rilis.
sabar ya
total 4 replies
Arsyila Syafina
.
Arsyila Syafina
jangan sampk ada wanita lain./Sob/
Arsyila Syafina
jangan Sampek Alvaro gak jadi sama ayzel ya kk /Sob/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): siap kk.
nantika part selanjutnya bsk smg bs up ep br lg.
trimaksih sudah membaca karya saya ☺️☺️🫶🏻
total 1 replies
Arsyila Syafina
jangan lama2 ya kk .. lagi nungguin banget nie 😁,,
a yulaela_fa(Ayu Anfi): besok pg ya kak aq up. br selesai diedit.
trmksh sdh membaca langit senja..
total 1 replies
TRI ALFITO DEANOVA
keren👍
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimkash kak, smg kedpn sy bs lbh baik lg
total 1 replies
Taki
Kebanjiran emosi!
a yulaela_fa(Ayu Anfi): 😁🫣🙏🏻
trimksh kak sdh mmpir & menyempatkan membaca
smg hrnya menyenangkan 🤗
total 1 replies
Nori
Terkesima dengan alur ceritanya, semoga terus berkembang 👏
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimakasih kak, kalau ada saran dan kritik boleh kak dtls dikomen.
trimakasih /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!