TRANSFORMASI SILUMAN SERIGALA

Dito melanjutkan order makan siang untuk Dara, Dan ia bersikap seperti tidak mendengar suara Anjani dalam sanubari Dara.

" Sepertinya tidak, Dia tidak mendengar suara ku... Sejak kapan?"

Sekali lagi Anjani memperhatikan Dito.

" Sudah, tunggu sebentar lagi " Ucap Dito pada akhirnya.

" Tunggu apa ?" Dara tidak mengerti apa maksud dari perkataan Dito.

" Makanan yang kamu mau"

Dara masih bingung, tapi dia manggut-manggut saja.

Indah membanting tubuhnya ke kursi, wajahnya menegang. Rasa kesal dan marah hanya terpendam dalam dada.

" Kenapa Dah?" Salah satu rekan kerja Indah datang mendekat. Dia termasuk dekat dengan Indah, namun juga kurang suka akan karakter Indah yang sombong.

" Tahu tuh, tumben banget Bos kita bawa istri nya ke kantor. Biasanya nggak pernah sama sekali " Indah menjelaskan dengan ekspresi wajah dongkol.

" Ya itu kan nggak masalah " Balas teman Indah.

" Kau kan juga tahu kalau Bos nggak suka sama dia, katrok , norak" Indah masih merasa benar.

" Ya mungkin saja sekarang Bos sudah bisa menerima dia sebagai istri "

" Ah mustahil !! Kecuali dia main dukun "

Indah mendengus kesal, pandangannya terlempar ke luar jendela. Teman Indah mengedikkan bahunya kemudian kembali ke meja kerjanya sendiri.

***

Lindu menyudahi panggilan telepon nya, ia lalu mendekati seluruh keluarga yang tengah berkumpul di kamar tempat Anindita di rawat.

" Papa akan berangkat ke Jerman nanti malam, kita harus segera menemui Papa sekarang juga" Ucap Lindu.

Semua setuju, Antonio manut saja. Dia tidak akan berulah dalam waktu genting seperti ini. Apalagi setelah tahu Anindita hamil, keluarganya pun sangat bahagia. Mereka akan berbesan dengan keluarga Lesmana.

Tuan Lesmana manggut-manggut sewaktu mendengar laporan Pak Aji. Dia tidak berkomentar apa-apa. Namun sikap siaga tetap ia lakukan dengan mode senyap. Ucapan Dara patut dijadikan pertimbangan. Bagaimana kalau ternyata benar Anindita bukan anak Lindu??

Tepat jam empat sore, Lindu beserta keluarga besarnya tiba di rumah besar keluarga Lesmana. Donita melihat mereka dari atas balkon. Kemudian ia masuk untuk bersiap-siap. Karena berita tentang Anindita dan Antonio sudah ia dengar tadi dari orang kepercayaan nya.

" Nyonya, Apa hal ini tidak menggangu rencana Nyonya ?" Tanya Sari yang membantu Donita bersiap-siap.

" Jika benar Nona Anindita hamil, itu akan menjadi cicit pertama untuk Tuan Lesmana " Imbuh Sari.

Donita tersenyum simpul.

" Mungkin iya, atau mungkin tidak " Jawab Donita enteng, lipstik di bibirnya ia oles sekali lagi.

" Saya kok bingung Nyonya, Apa maksud Nyonya?"

Donita tersenyum penuh arti sembari menatap tajam bayangannya dalam cermin.

" Kau lupa jika Dara mengatakan jika Tuan Lesmana tidak memiliki cucu perempuan, meskipun gadis itu menjengkelkan karena aku juga disinggung nya. Tapi aku akui, Sekarang dia menjadi seorang peramal hebat "

Sari diam, apa yang diucapkan oleh sang majikan benar. Karena ucapan Dara juga terjadi kepada nya.

" Cukup aku tidak membuat masalah dengan Dara, mungkin aku akan selamat. Lagi pula dia hanya mengatakan tentang perempuan duplikat kepada ku. Pastinya Papa atau siapapun tidak akan mengerti apa maksud dari perkataan nya itu""

Sari mengangguk setuju.

" Tapi Nyonya, Bagaimana jika tidak ada bukti mengenai status Nona Anindita ? Bukankah hal ini akan berpengaruh terhadap posisi Tuan muda. Sebaiknya Nyonya bisa bertindak cepat untuk melindungi Tuan muda. Anda tahu jika Tuan Lindu sangat licik dan selalu berusaha merebut posisi Tuan muda "

Donita diam menyimak, semuanya benar. Dia jadi teringat akan ucapan Ratu. Jika sampai Dito belum bisa memberikan keturunan, maka semua yang dilakukan Donita akan hangus jadi abu.

Wajah Donita mengetat, ia memandangi bayangannya sendiri dalam cermin dengan penuh hasrat.

" Tolong kau temui Riyan, bilang padanya untuk memata-matai Yunita. Pasti perempuan itu menyimpan sesuatu yang besar "

" Maaf Nyonya, saya dengar Nyonya Yunita kehilangan pelayan nya yang bernama Asih. Tadi pun saya tidak melihat Asih ikut "

Bola mata Donita berbinar, ia seperti menemukan sesuatu yang berharga.

" Bagus!! Suruh Riyan mencari jejak Asih. Aku yakin Asih tahu banyak tentang Yunita "

Sari mengangguk setuju, ia tersenyum turut merasakan kebahagiaan sang majikan.

>>>

Dito pulang lebih awal karena ditelpon oleh Kakeknya. Hal itu disebabkan oleh diadakannya rapat keluarga dadakan sebelum kepergian Tuan Lesmana ke Jerman.

Dara turut serta dalam rapat tersebut, hanya keluarga Rudianta yang tidak hadir sebab tempat mereka yang jauh. Mustahil akan tiba tepat waktu. Tapi Tuan Lesmana sudah memberi kabar mengenai rencana pernikahan Anindita dan Antonio melalui telepon.

" Jadi, Lindu harap Papa bisa mengosongkan jadwal untuk acara pernikahan Anindita. Terserah Papa bisanya kapan? Kami mengikuti jadwal dari Papa" Ucap Lindu.

Tuan Lesmana manggut-manggut saja, sedangkan Dara tersenyum aneh memperhatikan wajah seluruh keluarga Lindu satu persatu.

Anindita risih sekali menanggapi tatapan Dara, ia merapatkan tubuhnya ke sisi Antonio sembari memeluk lengan pria tersebut.

" Dara, kenapa kau menatap Anindita seperti itu ?" Yunita tidak tahan , ia langsung menegur Dara.

" Emang kenapa ? Salah aku liatin anakmu yang tidak tahu malu itu" Balas Dara.

Dito tersenyum, ini saatnya ia mendapatkan informasi dari Dara.

" Diam kau Dara!!!" Dika ikut bicara.

" Cukup !!!"

Akhirnya Tuan Lesmana angkat bicara, semua pun terdiam.

" Dito, suruh Dara masuk kamar !!!" Tuan Lesmana memberikan perintah, Dito terhenyak. Sedangkan Dika tersenyum penuh kemenangan dengan berpihaknya sang Kakek kepada dirinya.

" Eh tua bangka !!!" Seru Dara sembari menuding wajah Tuan Lesmana. Tentu sebutan itu mengejutkan semua orang. Tidak ada orang yang berani berkata kasar terhadap Tuan Lesmana. Apalagi sampai seperti itu ?

" Kau akan menyesal karena menikahkan mereka berdua, Yang satu itu bukan cucumu. Dan yang laki-laki hanya ingin mengeruk hartamu"

" Dara!!! Hentikan semua fitnahan mu kepada Anindita !!! Dan cepat berlutut minta maaf di depannya !!!" Dika membalas dengan sengit.

Dara tersenyum miring.

" Kau tidak usah banyak ngomong, lebih baik sekarang kau pergi jauh sebelum aku membuat kau masuk penjara " Balasnya.

Dika terhenyak, ia tidak percaya Dara akan memberikan ancaman yang mustahil dia lakukan.

" Masuk penjara ??? Hebat sekali kau Dara, Barusan kau fitnah Anin. Dan sekarang ?? Kau bilang akan memasukkan aku ke penjara ??"

" Amazing "" Celutuk Lindu, Dia harus segera menyelesaikan semuanya. Peristiwa adu mulut ini akan membuat batu sandungan bagi rencana sang anak.

" Dara... Aku tidak tahu apa motif mu menyerang keluarga ku dengan berbagai macam fitnah. Tapi jika ini kau lakukan demi... " Lindu melirik Dito. Semua pun melakukan hal yang sama.

" Suami tercinta mu... Maka... Lupakanlah !!! Aku akan melindungi keluarga ku, Anak-anak ku meskipun nyawa taruhannya "

Dara tersenyum sengit, ia meraih sebotol minuman kemudian menegakknya hingga tandas