Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.
"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.
"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.
Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
We time
Sesuai dengan kesepakatan tadi siang, sore ini setelah jam kerja berakhir, Tania, Kia dan Arkana meluncur ke salah satu mall yang ada di Jakarta, dengan menumpang mobil milik Arkana.
Perasaan Tania terlihat senang sore ini, bisa menikmati jalan-jalan bersama teman kerjanya, melupakan segala masalah hidup yang sedang dihadapinya. Mall yang di tuju mereka bertiga termasuk mall mewah yang biasa di datangi oleh kaum elit. Tapi tetap siapa pun boleh datang ke mall tersebut, tidak ada yang melarang.
Arkana mengajak Tania dan Kia langsung menuju lantai empat, tempat XXI berada. Selama menuju lantai empat, Tania dan Kia melirik ke kanan ke kiri, menatap etalase toko yang memajangkan barang branded. Cukup cuci mata saja, belum mampu untuk membeli barang branded.
DEG!
Kedua netra Kia langsung seketika melongo, melihat sesuatu yang tak di sengaja dan tak disangka. Kemudian wanita itu melirik Tania yang ada di sebelahnya.
“Tania,” panggil Kia, dengan menarik salah satu lengan blouse Tania.
“Ada apa?” Tania menoleh ke samping.
“Itu...,” tunjuk Kia ke arah salah satu toko tas bermerk kremes.
Kedua netra Tania segera menuju ke arah yang di tunjuk Kia dengan jari telunjuknya. Alhasil Tania dan Albert sama-sama saling bersitatap, dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
Oh...kenapa bisa ketemu mereka berdua di sini. Pagi sudah ketemu, siang ketemu dan sore ini ketemu lagi ... Ya ampun!
Di samping Albert berdiri ada Marsha yang sedang bergelayut manja di lengan kekar Albert, dengan tentengan tas belanjanya. Sedangkan asisten Albert ada di belakang mereka berdua.
Kia dan Arkana mengulas senyum tipis kepada Albert dan Marsha, sedangkan Tania justru membuang mukanya, dan kembali melanjutkan jalannya dengan menarik lengan Arkana, tidak peduli dengan sorotan tajam Albert. Bodo amat pikir Tania.
“Lihatlah wanita yang Kak Albert beli itu, sepertinya tidak menghormati Tuan yang membelinya,” bisik Marsha.
“Sebaiknya jaga omonganmu, Marsha. Jaga reputasimu dan diriku!” jawab Albert sedikit berbisik. Pria itu menatap istri pertamanya, namun ujung ekor matanya mengikuti pergerakan Tania yang sekarang di pegang lengannya oleh Arkana.
Dia semakin kurang ajar!...batin Albert.
Pernikahan antara Albert dan Tania adalah rahasia besar, di luar sana sudah banyak yang tahu jika Albert suami dari Marsha, jika sampai terbongkar pernikahan keduanya dengan Tania, maka reputasi Albert akan tercoreng, dan yang jelas akan berpengaruh kepada Marsha. Hal itu sangat di jaga oleh Albert agar tidak ada media yang mencurigai nya.
Lagi pula justru bagus jika di luar mansion, Tania dan Albert sama-sama saling mengacuhkan, tidak saling kenal.
Gerry yang berada di belakang Tuan nya, ikutan melihat ketiga karyawan Albert, terlihat dalam suka cita, apalagi sang asisten Albert kembali melihat adegan sentuhan fisik antara Arkana dan Tania.
“Marsha, apalagi yang ingin kamu beli? Jika sudah tidak ada, sebaiknya kita segera pulang, badanku agak lelah,” ucap Albert, nadanya sedikit agak kesal, tidak selembut sebelumnya. Kenapa?
Marsha kembali menarik lengan suaminya. “Sayang, belikan aku gelang berlian keluaran edisi terbaru, ya,” pinta Marsha dengan suara manjanya.
Sejenak Albert terdiam mendengar permintaan Marsha, bukan karena tidak memiliki uang. Tapi baru seminggu yang lalu Marsha minta dibelikan kalung berlian seharga 200 juta, dan sekarang minta dibelikan gelang berlian. “Sayang, gak mau beli kan aku gelang ya....ya sudah kalau begitu...gak pa-pa,” kata Marsha, mulai mode gambek, di lepasnya lengan suaminya, kemudian memalingkan wajahnya.
Albert segera meraih tangan Marsha dan menggenggamnya. “Ayo kita beli,” ucap Albert. Wanita itu kembali mengulas senyumnya, tak jadi merajuk. Marsha sangat tahu jika suaminya paling tidak suka melihat dirinya mengambek, apalagi kalau di diamkan terlalu lama.
Sesampainya di toko perhiasan, pria itu terlihat sabar menemani istrinya memilih perhiasan yang di inginkannya. Sabar sih sabar, tapi jemari pria itu sibuk mengetik pesan dari handphonenya ke bodygourd yang memantau keberadaan Tania.
✅Bimo
Non Tania ada di bioskop lantai 4, Tuan Albert. Kayaknya mereka mau nonton.
✅Albert
Sekarang dia sedang ngapain?
✅Bimo
Foto Arkana yang sedang merapikan rambut Tania terkirim ke Albert.
Pria itu menajamkan kedua matanya ketika melihat foto adegan mesra kalau menurut Albert, tak ada perubahan di mimik wajah Albert. Hanya sorotan mata yang tajam. Setelahnya pria itu tidak melanjutkan mengirim pesan, di masukkan kembali handphonenya ke dalam saku dalam jasnya.
“Marsha, sudah dapat yang di cari?” tanya Albert.
Marsha menunjukkan gelang yang di pegang nya. “Kak, gelang ini bagus gak?”
“Bagus,” jawab asal Albert tanpa memperhatikan dengan jelas, otak pria itu sepertinya mulai terpecah terbagi dua.
“Ini, segera bayarlah.” Albert memberikan blackcard miliknya, dan tak bertanya lagi berapa harganya. Marsha meraih kartu milik suaminya dengan cepat, dan segera membayarnya. Hidup Marsha begitu bergelimang harta semenjak menikah dengan Albert, walau wanita itu punya penghasilan yang besar dari hasil menjadi modelnya.
Dan sudah tentu kehidupan Marsha semakin terjamin, selama menjadi istri Albert, Pria yang sangat dia cintai. Lalu kenapa dia tidak mau mengandung benih dari Albert? Sebenarnya Marsha tidak menyukai anak-anak, wanita itu tidak mau di repotkan dengan kehadiran seorang anak, hidupnya sudah nyaman seperti sekarang, menyenangi dan mencari kepuasan batin di atas ranjang bersama suaminya, sibuk di dunia entertainment, kemudian bermain dengan teman-temannya. Menurut Marsha kehidupannya sudah sempurna.
Raut wajah Albert memang terlihat tenang, namun hatinya masih bergejolak, ada keinginan untuk memastikan sesuatu. Entahlah apa yang ingin di pastikan oleh Albert.
Setelah melakukan pembayaran, wajah Marsha masih terulas senyum lebar, senang mendapatkan perhiasan model keluaran baru, dan dia bisa segera memamerkan ke teman-teman sosialitanya.
“Makasih ya, sayang,” ucap Marsha, sembari mengembalikan blackcard milik Albert.
“Marsha, sepertinya aku harus kembali ke kantor dulu, ada hal yang terlupakan. Sebaiknya kamu pulang duluan,” pinta Albert. Gerry yang mendengar, merasa bingung karena tidak ada hal yang genting di kantor.
Marsha tidak curiga dengan sikap dadakan Albert yang tiba-tiba berubah rencana, karena sudah terbiasa jika mereka sedang jalan berdua, ada gangguan masalah urusan perusahaan Albert, pria itu akan bergegas menyelesaikannya.
Bukannya tadi Kak Albert mengeluh lelah, ingin pulang... Ah sudahlah, yang penting aku sudah dibeliin gelang berlian yang aku incar.
“Ya sudah sayang, kalau begitu aku pulang dulu ya. Aku tunggu di mansion.”
Sebagai suami yang baik, pria itu mengantarkan istrinya terlebih dahulu sampai ke mobil, dan menunjukkan perhatiannya seperti biasa. Setelah mobil yang ditumpangi Marsha sudah terlihat menjauh, pria itu kembali ke dalam mall.
“Pak Albert, katanya mau balik ke kantor?” tanya Gerry, yang terburu-buru mengikuti langkah gesit Bosnya.
Albert menyugarkan rambut tebalnya ke belakang. “Kamu aja yang balik ke kantor, urusan aku ada di sini. Atau kamu bisa pulang sekarang.”
Gerry agak curiga dengan Bosnya, dibenaknya langsung muncul wajah Tania.
Jangan bilang Pak Albert mau menguntit Non Tania.
Sang asisten tidak menjawab, tapi cukup mengikuti Bosnya saja yang sudah masuk ke lift dan menuju lantai empat.
Sudah berulang kali Albert memasuknya tangannya ke dalam saku celana, lalu mengeluarkan nya kembali selama di lift, terlihat kegelisahannya. Tapi apa yang di gelisahkannya?
Sesampainya di lantai empat, Gerry semakin heran kenapa Bosnya ke XXI. Tak lama ada salah satu bodygourd Albert menghampiri mereka berdua, lalu memberikan satu tiket nonton ke Albert.
What!...Pak Bos mau nonton, kenapa tidak di ajak istrinya? Kenapa nonton nya sendirian?
Tapi apa yang ada di benak Gerry, langsung terjawab, kenapa Bosnya mau nonton! Ternyata ada Tania dan Arkana yang masuk ke theater dua. Gerry membungkamkan mulutnya sendiri, tak bertanya atau menduga lagi, cukup lihat saja.
bersambung.....apa yang terjadi di dalam theater? ah semoga tidak ada keributan di dalam 😔
Kakak Readers yang cantik dan ganteng jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Makasih sebelumnya
Love you sekebon 🍊🍊🍊🍊🍊