Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16
Hari demi hari hubungan Oliv dan Andi semakin dekat. lelaki itu rutin mengantarkan pulang. dari situ bisa menilai jika Galang hangus terbakar api cemburu disaat ia melihat kakak sepupunya sosok perempuan paling dicintai diantar pulang oleh lelaki lain. Namun, Remaja itu tak bisa berbuat apa-apa ia sudah berjanji pada Oliv agar bersikap biasa saja Supaya tidak menimbulkan atas hubungan mereka.
Disatu sisi dalam perjalanan menggunakan Motor Andi berniat akan mengajak Oliv kesebuah tempat. Dimana tempat tersebut menurutnya bagus dan tidak terlalu ramai.
Usai menempuh perjalanan lumayan panjang. kendaraan Andi menepi lalu ia parkirkan didepan sebuah cafe. ada yang beda dari nuansa cafe pada umumnya. cafe yang mengusung tema outdoor dikelilingi sungai kecil yang mengalir jernih. suara-suara kicau burung menambah kesan alamiah terdapat disana.
Andi menggandeng satu tangan Oliv. Hal itu membuatnya salah tingkah. entah kenapa perlakuan Andi kali ini berhasil membuat debaran jantungnya tak terkontrol. Ya, Oliv kesal pada dirinya sendiri kenapa setelah tinggal di ibukota gampang sekali terbawa perasaan terlebih perlakuan seorang pria. Entah itu Galang dan juga saat bersama Andi. Rasa-rasanya Oliv enggan peduli bila ada yang menyebutnya wanita gampangan.
"Kita duduk disana aja yah Liv." ajak Andi. Oliv mengangguk tanda setuju.
"Tempatnya bagus yah mas. asri, Aku nggak nyangka ditengah-tengah keramaian hiruk-pikuk ibukota masih ada cafe yang mengusung tema alamiah begini." Kata terpukau.
"Iya makanya ini jadi salah satu tempat favorit aku." terang Andi
Bibir Olivia ber Oh ria bersamaan kepalanya manggut-manggut. "Berarti mas Andi udah sering kesini?" tanyanya. Andi hanya tersenyum dan mengangguk tipis.
Tak berselang lama seorang pramusaji mengantarkan makanan juga minuman sesuai pesanan. Terlihat senyum ramah yang dilemparkan oleh pramusaji itu. seakan-akan keduanya sudah saling mengenal satu sama lain.
"Apa kabar Ndi. tumben nggak sama Rey." Tanya pramusaji itu.
"Rey sibuk lah sama istrinya." jawab Andi.
Oliv hanya memperhatikan interaksi kedua orang dihadapannya. Oliv menyangka bila mereka teman dekat. maka tak heran ada keakraban diantara mereka.
"Mas Andi sering kesini sama temen mas yang kemarin menikah itu yah? siapa tadi Rey 'kan?" Sebagai pembuka pembicaraan usai pramusaji pergi Oliv basa-basi.
"Iya. itu dulu, mungkin sekarang nggak akan pernah lagi." jelas Andi seraya mengaduk minumannya.
"Loh emangnya kenapa? Apa karena Tiffany?"
Oliv diam sejenak menunggu jawaban Andi. karena dia juga agak menyimpan rasa penasaran jika teringat sosok Tiffany.
"Udah Liv, nggak usah bahas mereka. Kita fokus makan aja yah" tukas lelaki itu meminta. Oliv mengangguk paham.
Oliv bertanya-tanya dalam hati. Ia penasaran ada hal dan masalah apa antara mas Andi, rey juga Tiffany. apakah dulunya mereka bertiga bersahabat dan akhirnya Andi memutuskan untuk berpacaran dengan Tiffany dan pada akhirnya Tiffany malah memilih menikah dengan Rey? Ah Oliv jadi pusing memikirkan hal itu.
selesai makan mereka memilih tetap stay duduk terdiam sembari memperhatikan aliran sungai kecil dengan banyak ikan berwarna-warni berenang kesana-kemari. Tiba-tiba Oliv terlonjak kala satu tangannya digenggam oleh Andi tanpa diduga. perlahan wanita itu melirik kearah lelaki yang kini menatapnya dalam.
"Liv. maaf kalo sikap aku kali ini ngagetin dan terlihat aneh." Oliv tergemap diiringi detak jantung tak menentu.
"Aku mau jujur sama kamu. aku suka sama kamu Liv. aku sadar ini terlalu cepat. tapi Aku jauh lebih sadar dengan usia aku yang nggak muda lagi. jujur aku nggak nyari pacar. aku berniat ingin berumah tangga sama kamu. Apa kamu bersedia menikah denganku Liv?"
Glek..
Seketika Oliv menelan cairan mulutnya susah payah usai mendengar pernyataan yang dilontarkan Andi. Oliv bingung harus menjawab apa. lantaran ia merasa terlalu cepat dan membuat daya pikirnya tersumbat.
Kalau boleh jujur. oliv sendiri belum menaruh perasaan lebih pada guru olahraga itu. walau Oliv mengakui kalau Andi pria baik dan juga tampan, tapi bukan kedua hal itu yang menjadi patokan untuk ia sekonyong-konyong menerima.
"Gimana Liv, aku butuh jawaban sekarang. kira-kira kamu terima nggak kita jalani hubungan serius sama aku." tanyanya memastikan. Oliv menunduk digelayuti perasaan kian tak karu-karuan.
"Ya sudah kalau kamu belum bisa jawab. Aku ngerti ko. pasti ini sangat membingungkan buat kamu. aku tunggu jawaban kamu 3 hari lagi ya Liv. setidaknya biar aku menyiapkan diri apapun itu jawaban kamu." Tutur Andi tersenyum.
Oliv hanya bisa membalas dengan senyum canggung. jujur dirinya belum siap dengan jawaban apa yang akan diberikan pada Andi. Akan tetapi Andi akan meminta jawaban kembali pada 3 hari mendatang. maka Oliv segera meyakinkan diri apakah ia bersedia atau malah sebaliknya.
"Iya mas. aku belum bisa kasih jawaban apa-apa maaf yah." keluh Oliv. pernyataan itu seolah meluap tanpa jejak. menyisakan kecanggungan diantara keduanya.
Sesampai nya dirumah. Rima dan suaminya tengah membersihkan beberapa tanaman hias. Mereka tersenyum kala melihat Oliv baru tiba seakan menyambut hangat kedatangan nya. Ada juga Nania yang hanya duduk di teras sembari memainkan gawai. nampaknya setelah Nania mengetahui hal besar Mengenai hubungan asmara terlarang antara dirinya juga Galang. gadis belia itu mulai malas berbincang dengan Oliv ditambah entah apa yang dilakukan Galang sempat membuat Nania takut agar adiknya itu tetap tutup mulut.
"Wah Liv. kayanya kamu makin akrab sama yang biasa ngantar kamu. Kapan-kapan suruh mampir dong." ujar Teddy selaku om nya.
"Iya Liv, besok-besok suruh mampir aja nggak papa." kini Rima menimpali.
Olivia tersenyum grogi. "Besok-besok aja, Om Tante. soalnya kalau disuruh mampir bilang nya buru-buru terus makanya dia minta langsung." ungkap Oliv. Sedangkan Nania merotasikan matanya jengah Oliv bisa melihat itu.
Malam hari diruang makan keluarga Teddy beserta dua anaknya duduk manis di kursi masing-masing dengan hidangan lezat yang sudah tersusun rapi diatas meja.
"Nia coba kamu panggil mba Oliv suruh makan malam bareng." titah sang ibu pada anak bungsunya.
"Males ah Bu, manja banget." Celetuk Nania ogah-ogahan. Namun, hal itu langsung mendapat tatapan tajam dari Galang.
"Kamu apa-apaan sih Nia, suruh manggil Kakak mu aja males begitu." omel Rima akan nada geram. remaja itu sontak berdiri dengan menghentakkan kaki. ia terpaksa menuruti kemauan ibunya tentu hal itu membuat Nania semakin menaruh kebencian kepada Oliv.
Ia jadi berfikir akan lebih baik jika Oliv pergi saja dari kediaman orang tuanya. Nania sendiri yakin jika ibu dan ayahnya tau kelakuan Oliv pasti dengan segera mereka langsung mengusir wanita itu dari rumahnya. Namun, Nania tidak bisa seenaknya saja mengadukan hal itu. Dikarenakan Galang kakak nya yang memegang kartu as dirinya Nania mengadu dirinya pun akan hancur juga.
"Ibu nyuruh makan malem bareng." pintu kamar Oliv terkuak. Nania langsung menyergap dengan kalimat tersebut.
Nania segera pergi setelah mengatakan itu. akan tetapi langkahnya nya terhenti diambang pintu kala Oliv memanggil nama nya.
"Nania tunggu." Olivia Berdiri.
Gadis itu tak menjawab. ia hanya memutarkan kembali tubuhnya menghadap Oliv.
"Mbak tahu kamu marah. Maafin mbak yah kalo udah bikin kamu nggak nyaman." Oliv berujar tulus. tetapi Nania hanya diam seakan malas mendengar ucapan dari kakak sepupunya.
"Kalau gitu nggak usah lagi berhubungan sama bang Galang." Tegas remaja itu. kontan Oliv tercenung akan lontaran Nania.
****
Selepas makan malam. rutinitas Oliv mengajarkan dua adik sepupunya beberapa materi yang memang keduanya kurang kuasai. "Oke. cukup sampai disini dulu. nanti besok malam kita sambung lagi mengenai rumus yang tadi." Kata Oliv tersenyum. Galang pun balas mengulas senyum. tetapi tidak kepada Nania yang bersikap dingin.
Wanita cantik berprofesi guru itu bersiap tidur. mengenakan dress satin sebatas Lutut. Surai nya yang panjang segera digerai. tak lupa mengoles lotion kulit untuk menutrisi bagian tubuhnya. ia juga merasa sangat lelah. Namun disaat akan terlelap wajah Nania terlintas dikepala. dimana remaja itu begitu kentara menunjukkan raut kesal dan marah.
Mungkin apa yang disarankan Nania ada benarnya. ia harus bisa lepas dari jerat pesona adik sepupunya tidak seharusnya hal itu terjadi. tidak boleh lagi berhubungan dengan Galang. Oliv juga sadar hal itu nantinya lambat laun akan membuat banyak orang kecewa dan sedih. Dan Sepertinya Oliv tahu cara agar Galang berhenti mendekati dirinya. Oliv Langsung memutuskan untuk tidur karena matanya juga sudah mulai mengantuk.
Ditengah malam saat tertidur pulas Oliv merasa ada seseorang yang sedang menciumi bibir nya. Dan juga Oliv merasa dadanya seakan ada yang meremas lembut. Tentu hal itu mengganggu mimpi indah yang tengah ia gapai. perlahan namun pasti, mata yang masih berat itu mengerjap sehingga terbuka dan betapa kagetnya kala mendapati Galang naik keatas ranjang tempat tidurnya.
Tak hanya itu, Galang juga berusaha mencumbui dirinya dengan belenggu nafsu disertai nafas bertalu-talu. Oliv Langsung beringsut duduk menjauh dari adik sepupunya. tentu saja Galang dibuat bingung lantaran sikap Oliv terkesan menghindar. Bukan kah kakak sepupunya itu menyukai Cumbuan semacam itu?
"Lang! kamu ngapain sih. Keluar sekarang dari kamar Mbak!" Telunjuk Oliv mengarah ke pintu. Dengan nada ketus.
"Aku kangen sama mbak Oliv. Malam ini aku pengen ngelakuin lagi." Galang berucap.
Ada gelengan dari kepala wanita itu. "Cukup Galang. Mbak nggak mau! sekarang kamu keluar!" Ucapan Oliv sungguh-sungguh.
"Mbak Oliv kenapa sih?ada masalah apa?" Tanya pemuda itu.
"Kamu ko malah tanya ada masalah apa. Tentu aja kita sedang bermasalah Galang. Mbak minta sama kamu mulai sekarang jangan ganggu mbak lagi. Kita harus akhiri semuanya Lang!" Sorot Oliv menyiratkan betapa dia frustasi.
"Kenapa? aku udah bilang, Aku nggak mau pisah. aku cinta sama Mbak Oliv." Galang menunjukkan keseriusannya.
"Sebelumnya Mbak mau tegaskan sama kamu Lang. mbak udah nggak punya perasaan apa-apa lagi sama kamu. Karena mbak udah udah punya tambatan hati yaitu pak Andi guru olahraga."
Galang tergemap. bahkan, ia tak bisa berucap seolah lidahnya kelu. hanya bola mata menatap datar serta dingin serupa bongkahan es.
"Mas Andi menyatakan cinta sama Mbak Oliv. dan mbak pikir apa salahnya memulai. toh Mbak juga single." Ucapan itu tak sepenuhnya dusta.
"Mbak Oliv bohong. Mbak nggak ada perasaan apapun sama pak Andi. Benar kan?" Oliv sedikit gelagapan. tetapi dia mencoba tenang.
"Terserah kamu deh Lang. Tapi yang pastinya mbak nggak mau lagi ada hubungan diantara kita. Dan asal kamu tau, mbak Oliv udah pernah melakukan hubungan intim sama pak Andi" kalimat dusta itu sengaja Oliv katakan untuk menegaskan pada Galang agar berhenti berharap.
Bersambung. .