Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#19
Lara tak menjawab dan masih mematung di depan mobil. Salah satu pria menghampirinya dan menarik tangannya. Tetapi Lara mengigigitnya dan menendang kakinya.
"Majulah semua. Aku akan menghadapi kalian semua," tantang Lara dengan pandangan kosongnya.
"Kau ingin mati ya?" bentak pria itu.
"Ya, aku ingin mati. Kemarilah buat aku mati," ucap Lara.
Ketiga pria itu tampak heran dengan sikap Lara. Lalu pria itu kembali menghampiri Lara dan ingin mengangkatnya untuk membawanya ke pinggir jalan. Tetapi sekali lagi, Lara melawan dan memukul pipi serta perut pria itu.
BUG ... BUGG ...
"Balas aku. Aku mempersilahkan kalian membalasku!!!" teriak Lara frustasi.
Ketiga pria itu masih terdiam di tempatnya dan melihat ke arah Lara. Lalu tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil mewah itu.
"Hei, Gadis kecil. Kalau kau tak ingin pergi dari sana, lebih baik kau ikut denganku saja," kata pria tua itu dengan tenang dan menatap tajam ke arah Lara.
Lara melihat ke arah pria yang memakai setelan jas yang terlihat mahal. Lara masih terdiam tak menjawab. Dia masih melihat ke arah pria paruh baya itu.
"Kau mau bunuh diri, bukan? Ikut saja denganku dan bekerja denganku," ucap pria itu lagi.
" Apa yang bisa kau berikan padaku?" tanya Lara.
"Apa yang kau punya?" tanya pria itu balik.
"Aku memiliki otak yang pintar. Anda tak akan rugi mempekerjakanku," ucap Lara datar karena dia berbicara sekenanya saja.
Pria itu menyunggingkan senyumnya melihat kepercayaan diri Lara.
"Naiklah ke mobilku, aku terburu-buru karena akan ada acara malam ini," jawab pria itu dan masuk ke dalam mobilnya kembali.
Lara kemudian menghampirinya dan mengikutinya dari belakang. Lara tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Di otaknya kini hanya ada kata nekat. Dia ingin mengambil kesempatan ini sebagai kesempatan terakhirnya.
Lara tak bodoh. Dia tahu bahwa pria tua yang menawarinya pekerjaan itu adalah orang kaya dan tampak berpengaruh karena banyak bodyguard yang mengawalnya dengan 2 mobil di belakangnya.
Dia akan memanfaatkan hal ini. Ini adalah sesuatu yang gambling jadi Lara memutuskan untuk mempertaruhkan hidupnya.
Kini mereka sudah ada di dalam mobil.
"Namaku Silas Theodon, siapa namamu?" tanya Silas.
"Aku Lara ... Lara Tafetta," jawab Lara.
"Mengapa kau berani ikut bersamaku? Aku bisa saja berbuat jahat padamu. Kau tak mengenalku sama sekali," ucap Silas.
"Aku tak takut apapun. Jika anda berbuat macam-macam padaku aku akan menyelamatkan diriku dengan membunuhmu atau membunuh diriku sendiri," jawab Lara dingin.
Silas langsung tertawa mendengar ucapan Lara yang terkesan sangat berani padanya karena selama ini tak ada yang pernah berani bicara sembarangan padanya.
"Berapa usiamu, Gadis kecil?" tanya Silas.
"18 tahun. Aku baru lulus sekolah dan sudah diterima di sebuah universitas dengan program beasiswa. Tetapi ada seseorang yang menghancurkan impianku itu dengan fitnahnya," jawab Lara dengan penjelasan yang sebenarnya tak ditanya oleh Silas.
"Jadi karena itu kau ingin bunuh diri? Mentalmu lemah sekali," ucap Silas tertawa pelan.
"Tidak, aku hanya terlalu lelah. Anda tak tahu apa yang sudah kualami dan aku tak perlu menceritakannya pada anda," jawab Lara dengan pandangan ke arah luar mobil.
"Aku akan menguliahkanmu jika kau menginginkan hal itu. Hari ini moodku sangat baik. Bersyukurlah karena hal itu. Proyek besarku berjalan lancar hari ini. Dan kau beruntung sekali muncul di depanku hari ini," kata Silas tersenyum miring.
Lara menoleh pada Silas. Dia tak tahu apa yang akan terjadi ke depannya nanti. Tindakannya ini memang sebuah kenekatan dan dia menyebut hal ini dengan 'takdir' karena Tuhan tak mengizinkannya mati hari ini dan malah mempertemukannya dengan seorang pria tua kaya yang bahkan akan membiayai kuliahnya.
Dia hanya berpikir Tuhan pasti memiliki rencana lain untuknya dan kali ini dia tak akan menyia-nyiakannya serta akan menjadi wanita tangguh dengan perasaan yang egois.
Ya, kali ini Lara memutuskan untuk menjadi egois yang akan mementingkan dirinya sendiri dari pada orang lain.
Menurutnya membantu orang lain tak ada gunanya karena tak ada yang peduli padanya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA ❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂