ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
...POV NAJWA...
hari ini aku kembali melakukan aktifitas seperti biasa bekerja di perusahaan Raymond Company setelah dua hari libur di Ahir pekan. Jam menunjukkan pukul setengah satu siang ketika aku sedang sibuk membantu Cakra mencetak revisi proposal proyek baru untuk dipaparkan dalam rapat penting sore nanti kepada para investor utama Raymond Company.
Untuk urusan perusahaanku saat ini sedang di hendel intan dan orang kepercayaanku bisa di bilang aku juga memiliki sekretaris pribadiku,intan sendiri dia bisa santai bekerja di kantor Adijaya orang tua Cakra jadi bisa leluasa membantuku tidak seperti diriku yang bekerja dengan Cakra
seminggu lebih aku bekerja di perusahaan teknologi ini ahirnya aku memecahkan rekor juga bisa bertahan hampir seminggu menjadi sekretaris pribadi cakra.Ada kebanggaan dalam diriku sendiri karena aku bisa dengan cepat memahami segala aspek yang berhubungan dengan pekerjaanku di Raymond Company.
Meski sesekali aku masih bingung dan belum paham pada beberapa hal mengenai prosedur di Raymond Company untuk penggunaan data dari ruang arsip, tapi aku bisa dengan cepat beradaptasi dengan bekal pengalamanku sebelumnya dan bisa sedikit menghendelnya
Jangan kalian pikir aku akan bertanya pada Cakra jika aku tidak memahami suatu hal. Tidak. Sama sekali tidak. Rupanya Zahrani benar Cakra sangat kejam dan galak.
Sedikit saja aku melakukan kesalahan tamatlah riwayatku Semoga aku bisa bertahan karena ini pilihanku sendiri yang tetap ingin menyibukkan diri
Hah coba saja kalau mas Rendi bisa setegas dan secerdas Cakra mungkin perusahaan Gemilang Group akan bisa cepat maju pesat tidak hanya seperti itu itu saja tidak ada kemajuan sama sekali
Saat aku bertanya pada Cakra tentang suatu hal yang belum aku ketahui dia hanya akan melirikku dengan tatapan dingin, lalu berkata dengan ketus dan kejam
“Kalau sekali lagi kau menggangguku dengan pertanyaanmu yang bodoh itu aku sungguh akan memecatmu najwa”oke siaplah bos Cakra yang memiliki hati batu sikap sedingin es kutub
aku akan tetap sabar menghadapi sikap aronganmu itu dan tetap bertahan demi kelangsungan perusahaanku hitung hitung aku mulai belajar lagi dari nol mencari pengalaman baru
Karena itulah daripada aku benar-benar dipecat, pada akhirnya aku lebih memilih banyak bertanya kepada Zahrani
ataupun aku bertanya dengan beberapa rekan sesama sekretaris petinggi perusahaan yang memiliki ruangan di lantai tujuh puluh. Aku benar-benar merasa beruntung karena sebagian besar rekan kerjaku di Raymond Company sangat ramah dan tidak segan menolongku untuk beradaptasi
Saat aku telah selesai mencetak semua proposal yang telah direvisi aku pun membawanya ke dalam ruangan Cakra
Pria itu sedang fokus pada layar iPad ketika aku melangkah masuk dan menghampiri meja kerjanya.
“Aku sudah melakukan revisi pada proposal yang kau berikan dan telah mencetak keseluruhannya,” kataku sembari meletakkan tumpukan kertas yang aku pegang ke meja kerja Cakra
Pria berambut hitam kecokelatan itu meletakkan iPadnya dan langsung mengambil proposal yang aku berikan Selagi dia mulai membalik-balik proposal itu untuk memeriksa isinya, aku pun berpamitan keluar untuk kembali ke meja kubikalku.
Baru saja aku berjalan beberapa langkah menuju pintu, tiba-tiba Cakra memanggilku.
Aku pun berbalik dan melihat dia berdiri dari duduknya dan menatapku dengan tajam.
Apa lagi salahku tuan cakrawala,kenapa kau selalu mencari celah setiap kesalahan bawahanmu padahal bawahanmu sudah benar tetap saja kau mencari cari titik kesalahannya,batinku ngedumel kesal kepada Cakra
“Mengapa di proposal ini tidak ada data grafik penurunan harga saham bulan lalu?” tanya Cakra ketika dia akhirnya berdiri tepat di hadapanku.
“Oh itu, grafiknya memang sengaja tidak aku cetak karena aku pikir nantinya grafik itu akan menimbulkan pandangan negatif dari para investor,” kataku tegas penuh keyakinan,karena menurutku Memang itu kan menimbulkan dampak negatif nantinya
Aku tertegun susah payah ketika melihat Cakra mulai menatapku dengan kilatan marah. Rahangnya yang tajam itu mengeras dan hal tersebut membuatku langsung mengulum bibir karena panik was was
“Berani sekali kau! Mengapa bertindak lancang dengan mengubah struktur isi proposalku menurut pemikiranmu?!” ucap Cakra dengan keningnya yang berkerut marah.
“A-aku... tapi, tadi kan kau sendiri yang bilang bahwa kau memintaku untuk menyingkirkan data-data yang tidak penting di dalam proposal itu,” kataku dengan sedikit terbata dan serba salah
Lagi lagi salah dan salah padahal di sini dia yang salah,hadeeuuhhh pantas saja semua Sekretaris tidak ada yang betah menghadapi sikap semaunya itu,dasar bos arogan
“Apa kau tidak tahu kalau grafik harga saham sangat diperlukan dalam segala situasi Astaga kau ini bodoh sekali! Mengapa tidak becus hanya untuk mengerjakan revisi dan mencetak proposal seperti ini?!” bentak cakra
“Tapi kan kau sendiri yang meminta.” ucapanku terpotong ketika Cakra melangkah mendekat ke arahku. Sangat dekat, hingga akhirnya jarak tubuh kami hanya sekitar tiga sentimeter saja.
Aku tertegun. Aku harus mendongak untuk menatapnya yang jauh lebih tinggi dariku. Saat ini pria bertubuh tinggi itu berdiri tepat di hadapanku dan menatapku dengan tatapan menusuk
Aku tidak tahu harus merasa kagum karena dapat melihat wajah tampannya dengan jarak yang sedekat ini, atau justru merasa panik karena wajah tampannya itu nampak sangat marah dan tegas.
"Andai saja aku tidak memiliki suami mungkin aku sudah jatuh cinta dengan pesonamu bos,meskipun marahmu menyeramkan tetap saja ketampananmu mengalahkan segalanya"sadar Najwa sadar batinku tersadar dari lamunanku kembali melihat tatapan tajam Cakra yang menusuk relung hatiku
“Kau berani menjawab teguranku? Kau belum genap sebulan bekerja di sini, apa kau mau kupecat?” ujar Cakra dengan segala penekanan pada tiap kata yang keluar dari mulutnya.
Aku menggeleng cepat, “Tidak, tidak. Jangan pecat aku.”
“Kalau begitu, bekerjalah dengan benar dan jangan coba-coba bersikap lancang di hadapanku!”Mendengar bentakannya aku hanya bisa mengangguk pasrah
“Baiklah aku mengerti Maafkan aku Berikan proposal itu biar aku perbaiki lagi.”
Dia menepis tanganku ketika aku ingin mengambil tumpukan kertas tersebut dari tangannya.
“Tidak usah!” sahutnya. Dia mundur dua langkah untuk menjauhiku, kemudian dia menghela napas pelan. Dengan tatapannya yang masih tajam menusuk
tuhkan apa yang ada dalam benak fikiranku sebenarnya isi dalam proposal itu sudah benar,memang dasar bos kurang seperapat akibat di tinggal mati istrinya jadi sedikit sinting
oh iya aku lupa sebenarnya Cakra seorang duren yang di tinggal istrinya meninggal,meninggalnya kenapa aku tidak tau karena itu bukan urusanku yang aku tau dia seorang duren kejam
“sebelum ahir pekan aku mau kau mencarikan tempat les piano terbaik di sekitaran ibukota ini untuk anakku. Dan sebelum Ahir pekan nanti kau sudah harus menemukannya dan langsung mengajak anakku ke sana untuk mendaftar apakah kau mengerti”
“Anak?!” aku mengernyit terkejut kalau ternyata duren di hadapanku ini memiliki seorang anak yang selama ini ternyata tidak pernah terekspos media manapun
Keberadaannya benar benar di tutupi,ada apa gerangan membuat aku penasaran dengan wajah anak dari bos cakra,usia bos Cakra juga tidak lagi muda jadi wajar kalau dia memiliki seorang anak dari mendiang istrinya
Usia Cakra saat ini kurang lebih tiga puluh lima tahun beda empat tahun dari usiaku yang saat ini tiga puluh satu tahun, tapi wajah tampannya yang kelihatan masih segar dan sempurna itu sama sekali tak mendeskripsikan kalau dia sudah punya anak dan pernah menikah
Tak ingin dimarahi lagi karena membantah, aku pun langsung berkata
“Baiklah Aku akan segera menemukan tempat lesnya.”
“Ya sudah pergilah sekarang setelah kau mendapatkannya kau harus langsung mengajaknya ke tempat les itu untuk mendaftar.”
Aku mengangguk mengiyakan
“Kalau begitu, aku permisi dulu.”pamitku langsung keluar ruangan yang hanya di anggap dingin dan acuh tak acuh olehnya