Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Habis ini mainlah lagi dengan Reno ,saya ada hal yg harus di bicarakan dengan ibu ."
Emily mengangguk .Kini ia pasrah ketika Satria menyendokan nasi serta lauk pauk di atas piring ,melihat hal tersebut hatinya menghangat mengantarkan debaran yg sulit ia jabarkan.
"Pelan pelan saja ,ibu juga pasti akan lama .Dia kalau sudah masuk kamar pasti lama ."
Emily mengangguk ,sama seperti anaknya kan ? Satria akan seperti beruang kutub jika sudah berselimut di atas ranjang , apalagi ada dirinya ...
Uhuk ...
Buru buru tangannya meraih gelas yg berada di sampingnya ,sial ! Gelas itu kosong Satria bergegas menuangkan air hingga penuh .
"Makanya sudah saya bilang ,pelan pelan saja".
Emily tidak merespon ia sibuk mengatur napasnya yg memburu , tenggorokannya terasa sedikit sakit karena tadi pas sekali ketika mengunyah cabai merah tersedak.
"Taruh saja di sini ,biar Bibi yg bereskan ."
Emily menunduk tidak enak hati ketika ada dua maid membawa piring kotornya.
"Om ,ini gak ngerti .Udah deh biar Reno sama Tante aja ."
Pria kecil itu merebut potongan puzzle dari tangan Satria ,merasa kesal bukannya membantu malah mengacak puzzle yg sudah ia susun .
Untung saja dirinya sudah kembali bergabung
dengan Reno di ruang tamu ,Bu Andin kembali kini bersama sang suami di sampingnya .
"Datang kapan Nak ? Maaf ayah tadi masih tidur."
Satria berdiri dari duduknya ,mereka sedang berada di atas karpet bulu mengikuti keinginan Reno .
Tatapan mata sang ayah tertuju pada wanita yg sebelumnya pernah ia lihat beberapa kali .Rupanya putranya itu tak gentar berusaha memperkenalkannya .
"Tidak mengapa Yah ,maaf Satria berkunjung tidak memberi kabar dulu ."
"Ini rumahmu juga ,Jagan sungkan ."
Satria mengangguk , menyadari sepertinya akan ada obrolan serius . Emily menjadi kikuk ,bahkan ketika Reno mengoceh pun dirinya tidak bisa fokus mendengarkan .
"Tapi kali ini Satria ada perlu dengan ibu Yah .."
Wajah Wiratama berubah menjadi tegang , dirinya bukan orang yg buta akan informasi apalagi tentang anaknya pasti ini ada sangkut pautnya tentang berita yg sedang menghangat .
"Bicara dengan ayah pun tidak masalah."
"Yah kan tadi Satria bilang mau ngomongnya sama ibu ,ibu udah lama loh enggak meeting time sama putra kita ini ."
Bu Andin tersenyum lebar ia menyambut keinginan anaknya itu tanpa di sadari wajah suaminya kini sudah berubah menjadi tegang.
"Ayo mau di taman saja ?" Bu Andin melirik tidak suka pada wanita yg sedang menunduk apalagi saat ini sedang mengambil hati anak dari keponakannya.
"Ingat jangan bicara macem-macem dengan ibu ,ayah sudah mati matian menutup berita itu dari ibumu ." Bisik Wiratama mencegat tangan putranya.
Satria tidak menjawab hanya tersenyum tipis setelah itu berlalu menyusul langkah kaki sang ibu .
Di taman belakang tempat menjadi pilihan mereka berdua ,ibu dan anak itu duduk berdampingan di kursi kayu .
"Apa yg ingin kamu katakan, Nak ?"
"Ibu saja dulu ." Bu Andin tersenyum geli .
"Kok malah ibu duluan.!"
"Karena muka ibu sekarang terlihat cerah ."
"Iyakan ? Mungkin karena ibu tidak sabar menunggu detik-detik kelahiran cucu ibu ."
Senyum di bibir Satria pudar ,ibunya ini masih berharap sekali tentang anak yg di kandung Catrine.
"Gimana kalo itu bukan anakku, Bu ?"
"Kamu nih ngomong apa ,sih . Orang kamu suaminya pula ."
Satria melihat ibunya yg terkekeh geli ,ayahnya benar benar menutupi dengan baik kasus Catrine.
"Jika kenyataannya bukan anak Satria gimana ?"
"Hush ..Kamu itu kalo ngomong hati-hati jatuhnya fitnah nanti. Ibu yakin ko itu cucu ibu, karena Catrine itu menantu terbaik ."
Satria mengembuskan napas jengah ,Selalu kata 'Menanti terbaik ' tersemat untuk istrinya.
"Ibu ingin cucu Bu ,kan ? " Satria menatap serius sang ibu .
"Iya dong ,ibu ingin gendong cucu ." Jawaban itu terucap begitu saja di barengi dengan senyum merekah menandakan pengharapan.
"Jika begitu Satria akan berikan cucu untuk ibu. "
Bu Andin terkekeh geli menepuk pundak sang putra .
"Kamu nih lucu tau ,kan memang sebentar lagi akan launching .Oh iya ,udah USG belum ? Kalo kamu sibuk biarkan ibu sama Catrine saja !"
Satria tidak menjawab , pikirannya menerawang bebas sedangkan Andin masih terkekeh geli dengan penuturan putranya itu . Pembahasan hanya sekedar sampai di sana ,kini Satria tau bahwasannya sang ayah asih memprotek dengan keras setiap informasi di luar yg akan masuk ke rumahnya .
Melihat betapa cerianya Reno bermain dengan Emily di ruang tamu , Satria menjadi mantap akan pilihannya mengenai akan memberikan cucu untuk sang ibu . Emily memiliki jiwa keibuan terbukti anak sepupunya yg notabene sangat sulit akrab
dengan orang asing kini langsung melekat pada Emily.
'Jika itu yg ibu inginkan ,maka Satria akan mewujudkannya .Cucu bukan ?Tunggulah ,Bu. Ku buat wanita itu yg akan melahirkan anak-anakku.'
Satria berjalan mendekati ke dua orang itu yg sedang asyik bermain .Saat ini Reno sedang asyik memakai topeng harimau sedangkan Emily bertindak sebagai mangsa yg akan di makan .
"Ayo pulang "
Sontak saja mereka berhenti ,Reno membuka topengnya menatap tidak suka pada sang paman .
"Yah om kok pulang ,!Kan baru aja mainan ."
Satria hanya memberikan senyum tipis menarik lengan tangan Emily untuk berdiri.
"Nanti om main lagi ."
Reno masih terlihat kesal dan Emily pun merasa sedikit geram , Satria tidak ada niat untuk merayu pria kecil itu benar-benar kaki.
"Nanti om sama tante main lagi atau nanti Reno bisa kok main ke rumah om nanti kita bisa mainan lagi. "
"Beneran ,tante ?"
Emily mengangguk mantap melihat senyum cerah terbit dan binar keharapan dari mata pria kecil itu .
"Iyah ..beneran .."
"Horeee..Nanti Reno bilang sama mamah ah.
Biar bisa main ke rumah Om dan Tante ."
"Tante tunggu ya kalo Reno mau main ."
"Siap ,Tante ..!" Reno memperagakan diri seperti tentara hormat dengan ke dua kakinya
yg tegak sempurna .
"Pinternya ".
Satria yg melihat interaksi Emily dan Reno hanya tersenyum tipis ,entah pelet apa yg di gunakan wanita itu hingga membuat anak sepupunya langsung luluh.
"Ayo Mas pulang ." Pusat perhatian Emily kini sepenuhnya memperhatikannya ,tangan mulus itu dengan berani menggandengnya lebih dulu .
Satria sempat terpana selama beberapa detik
sebelum di sadarkan kembali oleh Reno.
"Hati hati di jalan ya Om dan Tante ."
Satria tersenyum , mengusap gemas rambut pria kecilnya .
"Nanti om bawakan mainan yg banyak."
Emily menyenggol lengan Satria .
"Kalo belum pasti jangan janji sama anak kecil ."
"Iya deh ,saya tidak janji ."
Emily terbahak mendengarnya ,merasa gemas karena melihat wajah Satria yg memelas . Sedangkan Reno ,pria kecil itu tampak kesal baru saja di janjiin malah di tarik lagi.
****
Catrine saat ini bergerak gelisah seperti...