Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16. Interogasi
Kinara melampiaskan emosinya kepada Boy, ia benar-benar membuat Boy tidak bisa berkutik sama sekali. Bahkan tubuh Boy sudah tidak mampu lagi menahan pukulan yang diberikan oleh Kinara.
Bug
"Apakah haniini kemampuan mu hah ? Kau hanya hebat dihadapan wanita yang lemah. Ingat ini belum berakhir, akunakan membalas mu sepuluh kali lipat dari apa yang kau berikan kepada kak Kinan." ucap Kinara sambil menghantam wajah Boy.
"No Nona Muda, ...." Belum sempat Boy menyelesaikan ucapannya Boy jatuh pingsan.
Dengan kejam Kinara menarik tubuh Boy yang sudah tak berdaya itu. Dan dengan kasar Kinara membawa tubuh yang hampir remuk itu menuju ke markas Dom Anggels.
Layaknya membawa sebuah karung kosong, Kinara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia sama sekali tidak peduli, bagaimana tubuh Boy yang terombang-ambing di atas motor Kinara.
Bug
"Bawa dia ke ruang interogasi!." perintah Kinara sambil melempar tubuh Boy yang sudah tak berdaya.
"Nona apakah anda yakin ?." tanya Jay sedikit ragu.
"Dia adalah anak kandung dari pemimpin Naga Hitam. Jadi aku harus menjauhkan dia dariku agar aku bisa melanjutkan balas dendam ku tanpa ada mata-mata disekitar ku." jelas Kinara.
"Baik nona muda." jawab Jay tanpa berani membantah perintah Kinara.
"Hubungi aku jika dia sudah sadar !." ucap Kinara dan langsung meninggalkan ruangan itu.
Kinara kemudian masuk kedalam ruangan pribadinya. Ia kembali mengotak-atik laptopnya untuk mencari informasi tentang Boy dan Naga Hitam.
Ia masih menemukan bahwa pemimpin Naga Hitam adalah ayah kandung Boy, dan saudara kembarnya. Hanya saja saudara kembarnya telah dibawa pergi oleh sang ibu.
Kinara ingin mengetahui siapa saudara kembar dari Boy, apakah itu Arin atau Queen. Ia tidak ingin menyesal karena dipermainkan oleh orang yang dekat dengan dirinya.
"Nona, saya sudah mendapatkan informasi tentang Boy." ucap Black melalui earphone.
"Bukankah Boy anak kandung dari pemimpin Naga Hitam ?." tanya Kinara.
"Benar Nona." jawab Black.
"Aku baru saja melakukan pencarian tentang Boy, dan aku menemukan bahwa Boy adalah anak kandung dari pemimpin Naga Hitam. Hanya saja aku belum menemukan siapa saudara kembarnya."
"Semua informasi yang terkait dengan Boy sudah saya kirimkan melalui email anda nona." jelas Black.
"Termasuk saudara serta kedua orang tuanya ?." tanya Kinara.
"Benar nona, semuanya bahkan siapa saja yang termasuk saudara yang masih ada hubungan kekerabatan dengannya." jawab Black.
Sebelum Kinara membuka email dari Black, terdengar ketukan pintu dari luar. Terdengar Jay memanggil dan menyampaikan bahwa Boy sudah sadar dari pingsannya.
Kinara langsung menuju ruangan dimana Boy berada saat ini. Terlihat Boy yang masih berusaha untuk menyesuaikan penglihatannya. Matanya mengerjap, dan sesekali terdengar suara rintihan nya.
"Kau sudah bangun ?." Tanya Kinara dengan suara yang dingin.
"Nona muda, salah saya dan apa yang ingin anda lakukan ?." tanya Boy dengan suara lirih.
"Bukankah sudah aku katakan bahwa aku ingin membalas dendam." jawab Kinara sambil duduk di kursi yang tak jauh dari Boy.
Boy mencoba untuk duduk meskipun dengan susah payah. Setelah berusaha sangat keras tetap saja ia tidak bisa bahkan hanya sekedar duduk bersandar.
Tubuhnya terasa remuk redam, ia sama sekali tidak paham apa yang membuat nona mudanya begitu membenci dirinya, hingga tanpa kata menjadikan tubuhnya sebagai samsak tinju.
"Cuma segitu kemampuan mu ?. Apakah hanya sebatas ini kemampuan Naga Hitam ?. Ah aku tau Naga Hitam hanya terlihat seram dihadapan orang-orang yang lemah !."
"Tapi kau jangan khawatir, aku bukanlah seorang pengecut seperti dirimu yang hanya bisa menindas orang lemah. Aku beri waktu kau untuk beristirahat, besok aku akan datang lagi untuk membalas dendam !." ucap Kinara dengan penuh penekanan.
Kinara bangkit dari duduknya dan segera kembali ke rumah rahasia Kinan. Setelah sampai ia segera membersihkan dirinya dan beristirahat.
Meskipun matanya tak mampu terpejam, tapi setidaknya tubuhnya bisa beristirahat meskipun tidak maksimal.
"Kak Kinan, semoga kau cepat pulih, setidaknya kau bisa memberitahu aku apa yang sebenarnya terjadi kepada mu."
"Setidaknya kau bisa memberitahu siapa yang menjadi kawan dan siapa yang menjadi lawanku." ucap Kinara dengan lirih.
Menjelang subuh barulah Kinara bisa tertidur. Tanpa ia tau bahwa saat pagi menjelang Bram sudah berdiri didepan rumah itu.
Menunggu Kinara untuk membukakan pintu agar ia bisa membuatkan sarapan untuk gadis kecilnya itu.
"Apa yang kau lakukan didalam sana nona, hingga jam segini kau bahkan tidak mendengar aku mengetuk pintu." tanya Bram dengan suara yang agak keras.
Pasalnya sudah hampir dua jam ia menunggu namun Kinara tetap tak kunjung membukakan pintu.
"Semoga kau baik-baik saja nona muda." ucap Bram dengan suara yang lirih.
Bram akhirnya bersandar di pintu sambil memainkan ponselnya. Ia terkejut saat ada pesan dari seseorang.
"Paman Boy ditangkap oleh seseorang yang waktu itu membuat tantangan, barang siapa yang bisa mengalahkannya maka si pemenang itu akan menjadi pemilik Naga Hitam."
Bram menyipitkan matanya, ia tidak tau siapa orang yang berani membuat tantangan itu. Bahkan setelah ada yang membuat tantangan, markas Naga Hitam di hancurkan oleh seseorang yang hingga kini belum diketahui secara pasti.
"Apa yang Boy lakukan sehingga ia menyingung seseorang ?. Tapi dimana dia sekarang ?."
Bram kembali melihat ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Ia bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis kecilnya itu. Di sisi lain ia juga bingung bagaimana cara untuk menyelamatkan Boy.
"Uncle !." terdengar suara dari Kinara.
Hal itu membuat Bram menoleh ke arah sumber suara. Disaat ia bingung harus berbuat apa, gadis kecilnya muncul dengan senyuman yang begitu manis.
"Apa yang nona muda lakukan ? Kenapa nona muda bangun sangat siang ?." tanya Bram sambil berdiri.
"Memangnya ini jam berapa ?." tanya sambil mengucek kedua matanya.
Bram menunjukkan jam dinding yang ada dibelakang Kinara. Sambil menggelengkan kepalanya.
"Cepat mandi Adan kita akan makan sarapan sekaligus makan siang." ucap Bram sambil masuk kedalam rumah.
Kinara tersenyum dan langsung mengikuti perintah dari Bram. Entahlah selama ini Kinara begitu patuh dengan perintah Bram. Mungkin karena sejak dahulu ia hanya dekat dengan Bram seorang.
Keduanya kini sedang menikmati hidangan yang Bram siapkan sejak berada di rumah yang ia sewa.
"Nona muda, apakah kau tau dimana Boy saat ini ?." tanya Bram.
Kinara hanya melihat wajah Bram tanpa menjawab apapun.
"Boy diculik oleh seseorang, uncle berencana untuk mencarinya. Meskipun saat ini uncle belum tau dimana ia berada."
"Uncle harap nona muda bisa jaga diri dan jangan pernah meninggalkan tempat ini. Karena hanya tempat ini yang masih terjaga keamanannya." ucap Bram.
"Siapakah Boy bagi uncle ?." tanya Kinara.