Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 16
"Oke, oke. Tapi, sebelum itu aku ingin bertanya. Apa kau ingin tetap di dunia ini atau kembali ke dunia mu?" tanya Gracella serius, matanya menatap tajam ke arah Grace.
Mendengar pertanyaan itu, Grace terdiam. Jujur saja, jika disuruh memilih untuk saat ini, dia ingin berada di dunia ini. Selama hidup di dunia ini, tak pernah terpikir olehnya untuk kembali ke dunia asalnya.
Dunia ini sangat menyenangkan, di sini, dia bisa merasakan kasih sayang dan perhatian seorang kakak yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya. Rasanya dia tidak mau kembali ke kehidupan yang biasa, kesepian, dan membosankan.
"Apa aku harus menjawab pertanyaan ini?" tanya Grace balik,.
"Tentu saja, karena ini akan menentukan takdir mana yang akan kau pilih. Jadi, apa yang kau pilih?" tanya Gracella dengan nada tegas.
"Aku, sejujurnya aku lebih nyaman dan suka berada di sini. Meski tidak ada orang tua, setidaknya aku merasakan kasih sayang dan perhatian seorang kakak yang tidak pernah gue dapatkan. Rasanya gue nggak mau kembali ke kehidupan yang biasa, kesepian dan membosankan," jawab Grace, matanya berkaca-kaca tatapannya kosong
"Jadi, kau tidak ingin kembali? Bukankah di sana kau memiliki keluarga lengkap kecuali ayah?" tanya Gracella, nada bicaranya sedikit lebih lembut.
"Hah, meski lengkap aku tetap kesepian. Menurutmu kenapa?" tanya Grace, suaranya terengah-engah, menahan air mata yang ingin jatuh. Mengingat kembali kehidupan yang di jalaninya setiap hari.
"Karena, semua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada yang peduli satu sama lain. Aku harus mengalah dengan kakak dan adik-adikku. Uang yang pas-pasan bahkan terkadang kurang. Apalagi setelah ayahku pergi, kehidupan ini semakin sulit. Ditambah sahabat yang biasanya selalu ada di sisiku mengkhianatiku dan meninggalkanku.
Dan mereka akan kembali jika menginginkan sesuatu. Untuk menghilangkan rasa sepi dan sakit hati, aku memilih menghabiskan waktuku dengan membaca cerita-cerita novel. Yang memberitahu ku bahwa masih ada yang lebih menderita dariku, bahwa suatu hari kebahagiaan itu akan datang. Di sana, aku dapat merasa bahagia, Menurutmu, apa kehidupan seperti itu sangat menarik?" tanya Grace, air matanya akhirnya jatuh membasahi pipinya.
Gracella terdiam. Dia merasa sedih dengan kehidupan yang Grace alami. Dia merasa bersyukur memiliki seorang kakak yang masih peduli dan perhatian padanya. Dia bisa merasakan kesedihan dan keputusasaan yang mendalam di balik kata-kata Grace.
"Grace, maaf maaf. Aku tidak tahu kehidupanmu akan seperti itu. Aku tidak tahu detail kehidupanmu. Sekarang aku tahu bagaimana hidupmu, maaf maaf Grace, tolong jangan menangis," kata Gracella dengan suara bergetar, penyesalan memenuhi wajahnya. Dia tidak berharap akan mendengar cerita yang begitu menyayat hati.
Grace hanya tersenyum paksa, air matanya sudah berhenti mengalir, tetapi rasa sakit di hatinya masih terasa. "Kau tidak salah. Itulah aku," jawabnya lirih.
"Grace, aku mengerti. Aku bisa merasakan kesedihanmu. Tapi, aku ingin kau tahu bahwa kau tidak sendirian. Aku di sini untukmu," kata Gracella, matanya berkaca-kaca.
"Heh, memangnya... kau siapa?" tanya Grace dengan nada sinis, masih ragu untuk mempercayai kata-kata Gracella.
"Aku adalah dirimu, Grace. Kita adalah satu, dan aku akan membantumu," jawab Gracella, suaranya terdengar lembut namun penuh keyakinan.
Grace terdiam, mencoba mencerna kata-kata Gracella. Apakah ini benar? Apakah Gracella benar-benar ingin membantunya? Atau apakah ini hanya jebakan?
"Jelaskan saja yang sebenarnya?" tanya Grace dengan nada dingin, tidak percaya. Dia sudah berhenti menangis, tetapi rasa curiga masih bersemayam di hatinya.
"Percayalah padaku, Grace. Aku tidak akan menyakitimu. Aku di sini untuk membantumu menemukan kebahagiaan yang kau cari," jawab Gracella, matanya menatap dalam ke mata Grace, mencoba meyakinkannya.
Grace terdiam, matanya menatap tajam ke arah Gracella. Dia masih ragu, tetapi ada secercah harapan di dalam hatinya. Mungkin, Gracella benar-benar bisa membantunya.
"Baiklah," jawab Grace, "Aku akan mempercayai mu."
"Bagus," jawab Gracella dengan senyum lembut. "Sekarang, mari kita bicarakan langkah berikutnya."
"Grace, dunia yang kau tempati adalah dunia nyata, bukan dunia novel. Dan novel yang kau baca itu sebenarnya adalah buku takdir yang dibuat seperti cerita. Buku itu ditulis oleh seorang malaikat, tetapi entah kenapa justru jatuh ke tanganmu. Dan dunia ini adalah dimensi berbeda yang memiliki kehidupan sama seperti duniamu itu," jelas Gracella, suaranya terdengar serius.
"Lalu, bagaimana aku bisa berada di sini?" tanya Grace, penasaran.
"Kalau soal itu adalah rahasia yang tidak bisa ku katakan. Jadi, jangan tanya hal ini padaku. Dan juga, aku akan kembali ke tubuhku," jawab Gracella, suaranya sedikit berbisik.
"Apa, lalu bagaimana dengan ku?" tanya Grace, panik.
"Oh, ayolah, dengar dulu sampai habis. Kau akan tetap menempati tubuhku, hanya saja kita menjadi satu dan aku akan menjadi kepribadianmu yang lain. Jadi mulai sekarang panggil aku Rene," jelas Gracella, senyumnya mengembang.
"Jadi begitu," ucap Grace, mengangguk-angguk kepala, mencoba memahami penjelasan Gracella.
"Jadi begitu," ucapku senang dengan mata yang berbinar-binar, sambil mengangguk-angguk cepat, berusaha mencerna penjelasan Rene. Pipinya yang memerah semakin menggemaskan, membuat Rene tak kuasa menahan diri. (Info: sekarang kita panggil Gracella asli Rene)
"AHH Astaga, kau sangat manis Grace!" teriak Rene histeris, merasa gemas setengah mati. Ia tak tahan lagi melihat Grace yang menggemaskan dengan hidung, mata, dan pipinya yang memerah. Dengan cepat, Rene mencubit pipi Grace dengan gemas, membuat Grace terkejut dan berteriak kesakitan.
"Stt, lepaskan! Ini sakit!" rengekku, sambil mengusap pipinya yang memerah. Bagaimana tidak, Rene mencubitnya terlalu keras!
"Hehehe maaf yah, abisnya lo gemesin, terlalu manis!" jawab Rene, tertawa terpingkal-pingkal.
"Huh, udahlah sekarang gimana caranya keluar dari sini?" tanyaku, sedikit kesal.
"Oke oke, lo tinggal tutup mata lo, lalu bilang 'keluar' abis itu buka deh, selesai!" jawab Rene, sambil menunjuk ke arah Grace.
Aku mengikuti arahan Rene, aku membuka mata ku kembali melihat sekitar, langit langit kamar, dinding dan perabotan lainnya. Yang artinya aku sudah kembali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...