Raja Chaiden Gaver Wallace dan Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, pasangan Raja dan Ratu yang saling mencintai, dua sosok yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace.
Ratu Wallace, merupakan perempuan Cantik, tangguh, bijaksana dan juga pintar, seorang Ratu yang begitu menghargai rakyat nya.
Tragedi penculikan yang di lakukan oleh paman Raja Wallace, membuat nya terjatuh ke dalam jurang, meninggal kan semua orang termasuk meningal kan cinta nya.
---------------------------------------------------
"Queen aku merindukan mu"
~Raja Chaider Gaver Wallace
"King aku kembali?"
~?......
"Ibu apa kami memiliki ayah?" tanya dua bocah kecil.
~?.....
Setelah tujuh tahun berpisah, akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka berdua.
Akan kah cinta mereka akan kembali menyatu? Atau hanya sebatas pertemuan singkat?
Ada rahasia besar apa di antara Raja dan Ratu?
Penasaran? Cus langsung kepoin cerita Author
Season 2 CALON RATU TANGGUH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU
Asteroid sebenarnya juga penasaran ada apa dengan teman nya itu kenapa tiba-tiba menjadi rajin begini.
Nebula si mulut ember itu salah satu orang yang paling malas mandi dan beberes, dan hari ini tidak ada angin tidak ada hujan, si pemalas itu menjadi rajin
Sangat mencurigakan🥴
Asteroid berjalan kearah Nebula, karena sudah tidak bisa membendung rasa penasaran nya.
"Kau Kenapa?" tanya Asteroid, mengernyitkan alisny.
"Aku kenapa? Aku sehat," jawab Nebula tersenyum lebar.
"Ck, bukan itu maksud Asteroid bodoh, kau kenapa tiba-tiba manjadi rajin begini?" ucap Bintang Bintang, berdecak kesal.
"Apa yang sedang kamu rencanakan," tanya, Bintang memicing kan mata nya.
"Tidak ada," jawab Nebula, dengan senyum yang tidak pernah surut.
Tentu saja Nebula senang karena Ratu Wallace masih hidup🤫
Asteroid, Bintang dan planet semakin penasaran dengan teman mereka, apa lagi melihat senyum Nebula yang sedari tadi terus merekah.
Hiro yang melihat keluakan Nebula dari kejauhan hanya mampu menghela nafas nya kasar.
Hiro harap kali ini Nebula tidak akan berbuat ulah lagi dan menutup rapat mulut nya, cukup Kenzo yang tahu tidak untuk yang lain.
"SALAM YANG MULIA RAJA WALLACE!!"
Ucap Prajurit yang berjaga di depan pintu kediaman Ratu Wallace.
Nebula, Bintang, Planet dan Asteroid tersentak kaget mendengar seruan para prajurit yang berjaga di depan.
Mereka berempat langsung berbaris rapi menyambut kedatangan Raja Wallace.
Sama halnya dengan Hiro dan Joe yang ikut menyambut kedatangan Raja Wallace.
"Salam Yang Mulia Raja Wallace!!"
Ucap mereka serempak membungkuk kan badan nya hormat.
"Hem"
Raja Wallace menghentikan langkahnya, mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru ruang tamu di kediaman Ratu Wallace.
Tatapan mata tajam Raja Wallace menatap lekat kearah patung pahatan dari kayu berbentuk peri kecil.
"0,3cm"
Deg
Semua orang yang mendengar perkataan Raja Wallace menegang, terlebih Nebula, karena sedari tadi diri nya yang sedang beberes.
Raja Wallace memperbaiki letak patung peri kecil itu, posisi nya kurang pas dengan posisi yang di inginkan istrinya.
0,3 cm? Teliti banget tolongg😭
Patung peri kecil yang terbuat dari pahatan kayu itu adalah buatan Ratu Wallace, dan hari ini mata tajam Raja Wallace melihat letak patung peri kecil itu kurang pas.
"Siapa yang bertugas membersihkan di sini? tanya Raja Wallace dingin.
Hening!
Glek
Semua orang menelan ludah nya kasar dengan tangan saling meremas, keringat dingin mulai keluar dari pelipis mereka.
Aura yang di keluarkan Raja Wallace cukup dingin dan mengerikan.
"Baiklah tidak ada yang mengaku," ucap Raja Wallace menatap tajam mereka semua.
"Hiro hukum cambuk mereka semua karena sudah berani meletakkan barang kesayangan istri ku tidak sesuai tempat nya!" titah Raja Wallace tanpa mau di bantah.
Glek
Badan mereka semakin gemeteran mendengar perintah Raja Wallace, dalam hati mereka benar-benar mengutuk siapa tadi yang bertugas membersihkan di area tempat patung peri kecil itu.
"Baik yang Mulia," jawab Hiro, patuh.
Raja Wallace kembali meneruskan langkah nya menuju kamar istrinya.
"Bukan aku," ucap Nebula menggelengkan kepalanya saat ketiga teman nya menatap tajam ke arah nya.
"Sungguh aku tidak bohong, bukan aku," ucap Nebula lagi.
"Kalian semua, ikuti saya," ucap Hiro datar.
Hiro dan Joe berjalan menuju halaman belakang di ikuti semua para pelayan untuk menjalankan hukuman mereka
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Seperti hari-hari sebelumnya, rutinitas pagi Ivara adalah berlatih beradu ketangkasan bersama Kakek Jo.
TRANG
"Bagus! bagus kamu memang cucu Kakek yang sangat luar biasa," ucap Kakek Jo mengakhiri sesi latihan nya.
"Kakek juga sangat luar biasa," ucap Ivara tersenyum kecil.
Brian dan Damar menatap penuh binar ke arah ibu mereka, dua pria kecil itu selalu berdecak kagum setiap kali melihat ibu mereka berlatih.
"Damar juga ingin hebat seperti Ibu," seru Damar semangat.
"Pasti nanti kalian akan jauh lebih hebat dari ibu," ucap Ivara tersenyum tipis.
"Benarkah?" tanya Damar semangat.
"Tentu, asal kalian rajin latihan nya, nanti kalian pasti akan sangat hebat," jawab Ivara.
"Baiklah Damar akan semakin rajin latihan nya, supaya bisa melindungi ibu dari orang-orang jahat," ucap Damar tersenyum lebar.
"Brian juga," sahut si kulkas kecil.
"Bagus, kalian berdua harus menjadi kesatria yang tangguh dan hebat," ucap Kakek Jo, menatap Brian dan Damar.
"Pasti," ucap Damar menepuk dada nya sombong.
"Hey ayo makan dulu! Nanti di lanjut lagi!" ucap Nenek Li sedikit berteriak.
"Yeyyyy makan," seru Damar berlari masuk ke dalam rumah.
Ivara terkekeh geli dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putra bungsunya, untuk urusan makan selalu nomor satu, tidak beda jauh dengan diri nya.
Tiga manusia beda generasi itu berjalan masuk ke dalam rumah, dengan Brian yang memasang wajah datar andalan nya.
"Ayo duduk, kita mulai sarapan nya," ucap Nenek Li.
Mereka semua akhirnya duduk dan memakan sarapan mereka dengan etiket bangsawan mereka, bahkan Brian dan Damar memakan makanan mereka sendiri, begitu rapi tanpa bantuan dari Ivara ataupun Nenek Li.
Tak
"Kakek akan pergi berburu, apa kalian akan ikut?" tanah Kakek Jo, setelah selesai makan.
Dua bocah kecil itu mengangguk kan kepala nya sambil mengelap mulut mereka.
"Kamu tidak ikut sayang?" tanah Nenek Li.
Tak
"Tidak! Orang ku hari ini akan datang," ucap Ivara meletakkan alat makan nya.
Nenek Li mengangguk paham.
Ivara yakin hari ini Hiro akan menemui nya, setelah membaca surat yang dari nya kirim kemarin.
"Yasudah Kakek pergi dulu," ucap Kakek Jo, beranjak dari kursi nya.
"Ibu Nenek Damar pergi dulu ikut kakek," pamit Damar mencium punggung tangan Ivara dan Nenek Li.
"Brian juga," ucap Brian mencium punggung tangan Ivara dan Nenek Li.
"Iya, kalian hati-hati," ucap Ivara dan Nenek Li.
Tidak lama dari kepergian Kakek Jo dan dua Pengeran, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki kuda dari luar.
"Siapa yang datang?" tanya Ivara.
"Mungkin itu Orang mu Nak," jawab Nenek Li.
Sementara di depan pekarangan rumah Nenek Li, Hiro dan Kenzo baru saja turun dari kuda mereka.
"Apa benar ini rumah nya?" tanah Kenzo.
"Hem, pria tadi bilang ini rumah nya," jawab Hiro melihat kearah rumah Nenek Li.
Kenzo benar-benar ikut seperti yang Kenzo ucapkan kemarin, padahal Hiro sengaja berangkat pagi-pagi buta, bahkan suasana masih gelap, guna untuk menghindari kecurigaan orang-orang, dan Kenzo salah satu nya, tapi siapa sangka pagi-pagi buta, Kenzo Sudah ada di depan Kediaman Ratu Wallace sedang menunggangi kuda nya.
"Sudah datang rupanya," ucap suara yang sudah lama tidak mereka dengar.
Deg