Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reno dan kebenaran ramalan bagian II
"Kita tidak berhak menentukan nilai seseorang, yang satu satunya berhak menilai seberapa pentingnya seseorang adalah perbuatanya sendiri"
"Aaaa...!"
Esok hari ditengah malam ketika aku sedang tertidur, aku terbangun karena mendengar jeritan yang cukup kencang dari kamar pria asing itu. Akupun langsung bergegas menuju kamar alaina terlebih dahulu untuk memastikan dia baik-baik saja, namun ku dapati alaina tidak ada di kamarnya, akupun langsung bergegas memeriksa ke kamar pria asing itu, dan ku dapati alaina sedang ingin menuangkan obat ramuan miliknya ke pria itu. Aku pun segera menghentikannya,namun aku terlambat ia sudah memasukan ramuan itu kedalam mulut pria itu, aku sangat menyayangkan hal tersebut. Karena ramuan itu hanya tersisa sedikit dan mendapatkan itu sangat sulit, mungkin hanya cukup untuk sampai tahun selanjutnya, akupun kembali berdebat, namun kali ini alaina bersikeras dan mengancam ku "Berjanjilah padaku untuk tidak mengatakan apapun ketika ia sadar nanti Dan jangan coba-coba menyakitinya, jika kamu mengatakannya aku akan pergi ke dalam hutan itu lagi!!". Mendengar itu akupun terdiam tidak berani untuk menentangnya lagi, karena jika aku menentang ancamannya alaina pasti melakukan hal-hal diluar dugaan karena ia benar-benar seperti Rosella, ketika menentukan sesuatu apapun yang terjadi pasti akan dilakukan.
seperti tahun lalu ketika ia memaksa ingin pergi dari sini karena penasaran akan dunia lain.
......................
Satu tahun yang lalu.
"Reno , aku bosan sekali, aku ingin bertemu dengan seseorang, aku ingin mengetahui tempat yang pernah ibu ceritakan ketika aku tidur, seperti pasar, tempat bermain dan lain-lain, aku sangat ingin berada di salah satu tempat itu" Ucap alaina.
"Hmmm, tidak bisa alaina" Jawabku.
"Kenapa? Apa karena aku buta? Jadi aku tidak boleh bertemu dengan orang-orang?" Ujarnya.
"Bukan alaina, bukan begitu! ..."
"Lalu apa? Apa karena aku buruk rupa? Sehingga kau malu pergi bersamaku?" Tuturnya.
"Tidak bukan begitu, kau adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat." Jawabku.
"Lalu kenapa, aku tidak bisa pergi ke tempat yang aku sebutkan tadi?" Ujarnya menggerutu.
"Aku sulit menjelaskannya alaina, disana adalah tempat yang berbahaya untuk kita" Ucapku, aku hanya bisa beralasan seperti itu agar alaina menyerah, tapi memang faktanya bahwa diluar sana adalah tempat berbahaya untuk kami.
"Kau pasti bohong! Kau menyebalkan!" Ucap alaina, lalu pergi kamarnya dengan raut wajah kecewa.
Aku fikir, ia telah menyerah dengan keinginannya untuk pergi mencari tempat yang ingin dia ketahui, tapi ternyata aku lengah, beberapa waktu pun berlalu setelah alaina masuk kamar, setelah aku kembali dari sungai akupun lekas mendatangi kamarnya untuk bermaksud menghiburnya, namun ketika aku tepat di depan pintu kamarnya dan mengetuk-ngetuk kamarnya berulang kali, aku sama sekali tidak mendapatkan jawaban.
"Tok.. Tok.. Tok.. Alaina..!!"
"Ngreeekkk..!!" Hingga akhirnya aku mendapatkan bahwa pintu kamar alaina tidak terkunci, akupun langsung membukanya dan ternyata alaina tidak ada di kamarnya dan pintu jendela terbuka, akupun menyadari bahwa pasti alaina pergi diam-diam menuju hutan. Aku lupa dengan wataknya yang nekat seperti Rosella ibunya.
"Aduh, semoga aku sempat menyusulnya, dan tidak terjadi apa apa pada alaina". Gumamku
Akupun pergi ke hutan mengajak Dolki agar lebih cepat menyusul alaina, beberapa saat kemudian akupun sampai pada tepian hutan, sebelum melangkah lebih jauh aku mencari jejak arah kemana alaina pergi dengan mendeteksi nya dengan sihir, dan saat ku gunakan sihir deteksi ku aku melihat jejak kakinya yang mengarah kedalam hutan melalu jalur kanan.
"Alaina! Dimana kamu, tunggu aku, semoga ia belum jauh masuk kedalam hutan dan bertemu monster." Gumamku.
"Dolki lebih cepat!"
"Hiiiiihaaaaaa...!!!"
aku dan dolki pun segera pergi dengan kecepatan penuh mengikuti jejak alaina. Setelah beberapa saat kami mengikuti jejak alaina kedalaman hutan, Tiba-tiba jejak alaina semakin tidak beraturan, terlihat dari jejaknya ia seperti habis berputar putar dan terjatuh lalu pergi ke arah barat. Itu semakin membuat aku khawatir, aku berharap aku bisa menemukannya, di sepanjang pencarian aku menyebut namanya dengan sangat lantang, hingga akhirnya setelah sekian waktu mencari, aku mendengar suara alaina. "SIAPA SAJA , TOLONG AKU!". Akupun langsung bergegas mendekati suara itu dan menemukan kalung pelindung yang biasa aliana pakai, lalu tak lama aku dikejutkan dengan seekor ular besar, dan ular itu sedang bersiap menyerang alaina dengan mengibaskan ekornya, kearah alaina yang sudah terpojok dibawah pohon besar,
"T-TIDAAAAK! ... ALAAAINAAAAAA!!!" Teriakku.
"DWAARRR! " Suara kibasan ular yang mengarah kepada alaina.
"Hooaaaaa..... Alaina!" Akupun menangis melihat kejadian itu, mental ku langsung runtuh, merasa gagal menepati janji ku kepada rosella untuk menjaga anaknya.
"DWARRR!!! DWARRR... DWARRR!!" Suara kibasan ekor ular berulang kali ke arah alaina.
Saat ku pikir Alaina mungkin sudah hancur berkeping-keping-keping, ternyata ia masih selamat, karena ada pelindung yang entah muncul dari mana melindungi alaina dari serangan ular besar itu. Namun disitu alaina menangis sambil meringkuk ketakutan di dalam pelindungnya, aku pun langsung mengelap air mataku, dan mencari cara untuk menyelamatkan nya, namun untuk saat ini aku masih tidak bisa mengeluarkan sihir yang bisa melukai ular tersebut, dan apabila aku menggunakan sihir sekarang, alaina akan terkena dampaknya. "Berpikirlah.. Berfikir diriku!". Seketika muncul sebuah ide penyelamatan dan pelarian di kepalaku.
"Dolki bersiap lah untuk lari!" Ucapku pada Dolki
"Brrrr...".
"Terbang lah dan beri ular itu pelajaran! DWARR!" Aku pun melemparkan sebuah batu berukuran sedang kearah ular itu , agar perhatian ular besar itu teralihkan kepadaku.
"Alaina dengarkan aku! Tetaplah di tempatmu, jangan takut aku akan menyelamatkanmu!" Teriak ku.
Setelah terkena batu yang ku hempaskan , ular itu beralih langsung menatap ke arahku, dan ular itu bersiap untuk menyerang ku.
"Dolki! Lari!"
"Hiiihaaaa..!!!" Dolki berlari dengan cepat
"Dengan kecepatan dan jarak segini, ular itu pasti sedikit kesulitan!" Gumamku, ular itu merayap dengan sangat cepat mengejar ku.
"Ssstttt.... CHAAAAA!" Ada satu hal yang aku lupakan, bahwa ular itu bisa melompat.
"Hoaaaa!!!" Teriakku.
"Bertahanlah lebih lama Dolki, aku akan merapal kan mantra"Ucapku.
"Hihaaa..!"
"Wahai Tuhan yang Maha Pengasih, izinkanlah hamba untuk menggunakan berkahmu, hanya kepadamu aku meminta dan berlindung, akar pengekang! Jeratlah!"
"Drrrggg... DUG... DUG.. DUG.... SSRRRTTTT.... SRRTTTT...".
"CRRHAAAA!!! CRHHAAAAA". Teriak ular itu sambil menyemprotkan bisa beracunnya ke arahku, untung saja itu tidak mengenai ku.
"Meski sihir itu tidak sempurna karena kurangnya mana saat ku merapal nya,setidaknya itu cukup untuk menahannya disini beberapa waktu". Gumamku, aku dan Dolki pun langsung segera pergi menuju alaina, yang sedang meringkuk menangis ketakutan dibawah pohon.
"Alaina, alaina, sekarang sudah aman!" Ucapku kepada alaina.
"Aaa...aku takuut sekali... Terimakasih Reno, dan juga Dolki, telah menyelamatkan aku!" Ujar Alaina menangis dan memelukku.
"sekarang,ayo kita pulang,alaina!" Kami pun segera pergi dari hutan menuju rumah sebelum ular itu terlepas dari jeratan sihirku, dan dari situlah alaina mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah, dan tak ingin lagi pergi ke hutan.
...----------------...
Kembali pada waktu saat ini.
Setelah alaina memberikan sedikit ramuannya kepada pria asing itu, keesokannya ia sadarkan diri, aku terkejut melihat aura yang terpancar dari dirinya, warnanya yang unik, dan hangat namun auranya terdistraksi oleh mananya sendiri, seperti terkontaminasi oleh sesuatu.
"Apa mungkin, dia memang benar orang yang di sebutkan dalam ramalan?" Gumamku, Aku mulai memikirkan tentang ramalan dari vanesa yang rosella ucapkan.
Saat aku memperhatikan pria itu dari jauh, alaina pun datang dan mereka mulai berbincang-bincang dan aku mendengarkan semua perbincangan mereka, ternyata pria itu hilang ingatan dan beberapa saat kemudian pria itu membantu Alaina memasak di dapur dan merekapun makan bersama alaina, jujur terlepas dia adalah orang dalam ramalan atau bukan, untuk saat ini, melihatnya bersama alaina membuatku aku sangat merasa kesal, apalagi pada akhirnya alaina sampai memberikan ia nama.
aku pun segera menemui pria itu untuk memperingatinya agar tidak dekat-dekat alaina. Namun saat aku melihat wajahnya dari dekat menambah kekesalan ku terhadap nya, mungkin aku juga sangat membencinya karena telah membuat alaina memberikan ramuan yang begitu penting untuk hidupnya, apalagi mendapatkan ramuan itu memakan nyawa Rosella.
Hari pun berlalu, setiap aku bertemu dengan pria itu aku pasti akan menghinanya habis habisan, supaya ia tidak betah dan pergi secepatnya dari sini. Namun pandanganku sedikit berubah, ketika ia memintaku untuk melatihnya sihir ketika ia melihat alaina menggunakan sihir.
Awalnya aku menolaknya, namun tiba-tiba ia ingin membuktikan diri bahwa ia layak menjadi muridnya, dengan memanah sebuah hewan di dalam hutan menggunakan panah milik Rosella dari arah yang sangat jauh. Mungkin ia pikir dengan memanah rusa dari kejauhan dan memberikan hasilnya kepadaku aku akan berubah pikiran, dan menerimanya jadi murid. Akupun mengejeknya bahwa ia tidak akan mungkin bisa mengenai sasaran dari jarak yang begitu jauh.
Namun ia mengacuhkan ejekan ku, dan langsung naik keatas pohon, dan ketika ia sedang fokus menarik anak panahnya kearah buruannya, aku melihat ada cahaya yang timbul dari balik punggungnya, dan ketika ia melesatkan anak panahnya akupun sedikit terkejut dari jarak yang begitu jauh ia berhasil mengenai sasarannya, tanpa berfikir panjang ia pun langsung loncat dari atas pohon dan berlari menuju hutan tanpa berfikir panjang untuk mengambil hewan buruannya, dan ketika ia loncat saat itu, aku melihat sebuah lambang naga dan itu meredup dan tidak tampak lagi.
Setelah melihat itu, menambah petunjuk bahwa memang dialah orang yang disebutkan dalam ramalan, namun sebagian dari diriku seperti menolak kehadirannya, mungkin itu adalah rasa kebencianku karena ramuan yang diberikan Alaina kepada pria itu.
Alaina meneriakinya untuk berhenti dan tidak berlari ke hutan, namun pria itu tidak mendengarnya. Akupun mengejar pria itu, namun aku teringat, bahwa ia tidak mungkin bisa masuk ke hutan karena jalan menuju hutan telah terselimuti oleh pelindung yang diciptakan oleh Rosella. Namun anehnya ia berhasil melewati pelindung itu, akupun segera mengejarnya.
"Ini bahaya, jika dia masuk terlalu dalam ke hutan, aura dia akan memancing monster jahat." Gumamku.
"Berhenti, bodoh! Jangan masuk kedalam hutan, berbahaya!" Ucapku, namun ia tidak mendengarkan aku dan terus berlari menelusuri hutan menuju hasil buruannya. Dan ketika kami sudah dekat aku merasakan suatu kehadiran yang mengerikan, firasat ku mengatakan ini adalah suatu hal yang cukup buruk.
"RWAARRRR!!! Auman beruang grizzly yang tiba-tiba muncul di depan rusa kecil yang telah terkena anak panah yang di lesatkan ali.
Untungnya kami belum sempat tiba dan mengambil rusa kecil itu, jika tidak pasti salah satu diantara kami tidak akan selamat. Aku tidak heran mengapa beruang grizzly bisa ada disini, meski seharusnya habitat dia didalam hutan yang cukup dalam, ia telah terpancing oleh aura aneh yang di miliki oleh Ali. Kami berdua bersembunyi dibalik pohon, dan perlahan-lahan mundur bersiap untuk pergi melarikan diri, namun beruang grizzly itu menyadari kehadiran kami, kami pun bersegera lari dengan sekuat tenaga dari kejaran beruang grizzly.
Dalam pelarian, Ali menarik busurnya dan mengarahkan anak panah ke arah beruang grizzly, dan tepat mengenainya, dan itu cukup untuk mengukur waktu untuk kami terus berlari.
"OII JANGAN BERHENTI, TERUS BERLARI!" Teriakku, saat melihat Ali kehabisan nafas dan berlari dengan sangat pelan.
Ia pun kembali berlari mengerahkan sisa energi yang ia punya, dan tak lama akhirnya kami hampir sampai tiba di tepian hutan dan penghalang, akan tetapi beruang itu masih mengejar meski sudah terkena serangan dari ali. Saat kami hendak keluar dari tepian hutan, beruang grizzly itu melompat menerkam ke arah kami, akupun meneriaki alaina yang sudah menunggu kami di dalam penghalang untuk melakukan sesuatu
"Alaina!" Teriakku, alaina pun langsung mengeluarkan sihir, tapi entah mengapa ia malah mengeluarkan sihir penghalang dari dalam penghalang, tapi tidak apa-apa itu cukup untuk menyelamatkan kami berdua,dan setelah itu, alaina menangis dan memarahi ali.
Setelah kejadian itu, akhirnya aku menerima permintaan Ali untuk menjadi gurunya, mungkin ini memang sudah seharusnya aku lakukan dan ini adalah takdir dari ramalan.
Keesokan harinya akupun melatihnya, di hari pertama aku melatihnya, aku menyuruhnya untuk membuka baju dan kain yang menutupi lukanya, aku berniat untuk menyembuhkan lukanya yang hampir sembuh, sekaligus ingin melihat dengan jelas lambang yang muncul di punggungnya.
"Kebaikan, ketulusan dan semua yang aku miliki adalah milikmu, berkati lah dan sembuhkan lah dengan karunia mu, cahaya kehidupan." aku merapal kan sihir penyembuhan tingkat rendah, karena memang aku juga baru mempelajarinya, karena sihir penyembuhan itu sangat sulit, hanya segelintir orang yang bisa melakukannya. Ketika sedang melakukan itu, lambang naga itu kembali muncul di punggungnya, yang membuat aku yakin jika memang dia adalah orang yang ada pada ramalan.
Latihan pertama yang ku berikan untuknya adalah bermeditasi di air terjun, agar ia bisa menahan tekanan dari luar, saat ia fokus kedalam dirinya.Karena ini metode cocok untuk dirinya, karena aura dan mana dia telah terdistraksi dan terkontaminasi dengan kutukan. Air terjun akan membantu ia mendinginkan dirinya, karena air terjun juga mengalirkan sebuah aura dan mana yang bisa menyejukkan tubuhnya. Karena aku akan mengajarinya cara mengontrol dan menekan auranya nanti, jadi itu akan sangat membantu dia saat melakukan itu.
Sebelum memulai latihan aku menjelaskan apa itu mana dan aura, dan setelah ia sedikitnya memahaminya, akupun langsung menyuruhnya untuk bermeditasi dibawah air terjun, namun tubuhnya tidak bisa menahan tekanan air terjun dan terus-terusan terpental setiap kali mencobanya, dia mengeluh betapa sulitnya latihan ini, namun aku tegaskan untuk terus melakukannya, hingga beberapa saat ketika tubuhnya telah mencapai batas, akupun menyuruhnya untuk beristirahat sebentar, dan lanjut pada pelatihan yang kedua.
Kali ini aku ingin memberinya latihan fisik dan keseimbangan, Fisik yang bagus tanpa adanya keseimbangan adalah kesalahan. Aku telah menyiapkan sebuah empat gentong kosong yang telah dilapisi oleh sihir, yang jika ada setetes air jatuh dari gentong-gentong ini, gentong-gentong ini akan berhembus dan menumpahkan semua air yang ada di dalamnya.
Akupun segera menyuruhnya untuk mengisi keempat gentong dengan air penuh lalu membawa keempat gentong itu menuju rumah, tanpa ada setetes pun air yang terjatuh. Aku tahu itu adalah hal yang mustahil untuknya, namun jika dilakukan secara berulang-ulang, setiap hari pasti tubuhnya akan segera beradaptasi.
Waktu pun terus berlalu setelah berjam-jam mengamatinya, meski memiliki kepribadian yang membuat aku kesal setiap kali berbicara dan melihat mukanya yang menyebalkan, akan tetapi ia mempunyai tubuh yang cepat beradaptasi, mungkin itu adalah penyebab dia masih bisa hidup meskipun aura dan mananya telah terkontaminasi oleh sebuah kutukan. matahari telah terbenam, mengakhiri pelatihan pertama Ali.
Keesokan harinya di saat aku ingin membangunkan ali untuk latihan, aku mendapati alaina duduk tertidur berpangku wajah di tubuh ali, melihat itu aku langsung geram, segeram-geramnya, dan akupun langsung mematuk kepalanya dengan paruh ku, Ali berkelok dan beralasan bahwa ia tidak tahu mengapa alaina bisa tertidur di kamarnya, namun aku tidak percaya akupun terus mematuk kepalanya, hingga kegaduhan membuat alaina terbangun, setelah itu alaina menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Meskipun alaina sudah menjelaskan aku masih kesal melihatnya, mungkin aku sedikit merasa iri kepada Ali, karena mendapatkan perhatian berlebih dari alaina, akupun langsung pergi keluar untuk mencari udara segar. Saat diluar aku melihat ke arah hutan, dan seketika aku langsung teringat tentang bagaimana ali bisa menerobos dengan penghalang yang ada saat menuju hutan. Sedangkan penghalang itu adalah penghalang yang sangat kuat, tidak mungkin ada orang yang bisa menghancurkannya, dan yang bisa keluar masuk sesukanya hanyalah orang-orang tertentu saja. Mengingat itu akupun langsung kembali kerumah dan menanyakan itu kepada Ali, namun ia berkata tidak melakukan dan mengetahui apa apa bahkan ia tidak melihat adanya penghalang yang aku maksud, aku bingung dengan kejadian itu, tapi untuk saat ini biarkan saja, biarkan waktu yang menjawab.
aku pun meminta ali untuk cepat habiskan sarapannya untuk segera bersiap latihan.
Hari ini aku akan mengajarinya cara melihat aura dan cara menekannya. Agar ia tahu dan melihat sendiri, dan juga supaya aku bisa melihat dengan jelas kutukan yang ada pada dirinya. Setelah selaman aku membaca buku hitam aku mengetahui bahwa kutukan akan bereaksi pada setiap aura dan mana yang di alirkan.
Dan ketika ia mencoba melakukannya, benar saja saatku mendeteksi dengan mata batinku, kutukan itu bereaksi ketika ali sedang fokus mengalirkan aura dan mana ke dalam tubuhnya, aku pun memperhatikan dengan seksama reaksi dari kutukan itu, untuk mengetahui jenis kutukan apa yang telah menimpanya, agar aku bisa mencari solusi dibuku hitam cara menangkalnya, namun saat sedang fokus-fokusnya, Ali malah berhenti, akupun memarahinya dan meminta dia terus melakukannya.
Namun ia berkata bahwa tubuhnya merasakan panas ketika melakukan itu, akupun memberikan sebuah tips dan penjelasan lebih agar dia bisa lebih mudah memahami dan melakukannya. Aku menyuruhnya untuk fokus dan me resonansikan apa yang ia rasakan dari luar dan dalam agar itu menjadi sebuah kesinambungan, dan membantu tubuhnya agar bisa melakukan penekanan aura lebih lama.
Ia pun mencoba melakukan apa yang aku minta, dan berulang-ulang melakukannya, sedangkan aku kembali mencermati kutukan yang bereaksi tubuhnya. Setelah beberapa jam berlalu akhirnya aku mendapatkan sebuah kesimpulan, akupun menyuruhnya untuk membuka kedua matanya, dan berjalan ke arahku, namun ketika ia melakukan itu ia langsung jatuh pingsan.
"Ternyata begitu cara kerja kutukannya!" Gumamku.
Akupun mencoba memindahkan ali yang kehilangan kesadaran, namun tiba-tiba hujan turun, akupun langsung pergi kerumah, dan membiarkan ali tergeletak begitu saja. Setibanya dirumah akupun langsung memeriksa buku hitam dan mencari kutukan yang cocok sesuai seperti apa yang telah aku teliti pada tubuhnya ali, namun beberapa halaman dan tulisannya sudah memudar, dan ada beberapa tulisan menggunakan bahasa yang tidak mengerti, waktu pun berlalu aku cukup kelelahan mencari semua informasi di semua buku peninggalan Rosella, hingga akupun tertidur saat sedang membaca salah satu buku.
keesokan harinya, aku mencari ali dimana-mana namun aku tidak menemukannya, "kemana perginya orang itu! Apa dia lari dari sini?" Gumamku.
Setelah beberapa jam berlalu aku merasakan kehadiran ali ditempat latihan, akupun segera menuju kesana, namun ketika aku tiba aku tidak melihatnya,akupun meneriaki namanya, dan ia pun menjawab "ia ada apa, aku disini."
Akupun langsung menuju suara itu, namun apa dibuat terkejut ketika melihat ali, ia tak mengenakan apa apa tubuhnya, akupun langsung meneriaki dan memarahinya.
Ia pun menceburkan dirinya ke sungai sambil menjelaskan bahwa ia terhanyut sampai ke hilir sungai, ia pun menyalahkan aku karena tidak membawa tubuhnya saat ia tak sadarkan diri, namun aku membohonginya dan beralasan bila aku sudah mencoba sebisaku.
Akupun memutuskan untuk tidak perlu melakukan latihan hari ini, sebagai permintaan maaf, namun saat aku ingin pergi, ia meminta tolong untuk membawakan kain untuk menutupi tubuhnya, dengan berat hati aku menurutinya, namun ketika sampai rumah malah kelupaan karena asik berbincang dengan alaina, menceritakan apa yang barusan terjadi, setelah beberapa waktu berlalu, aku baru mengingat permintaan ali yang meminta dibawakan kain, akupun segera mengambil kain dan kembali ke tempat latihan.
Namun ketika tiba disana aku kembali dibuat syok dan terkejut, bisa-bisanya pria bodoh itu berlatih di bawah air terjun tanpa mengenakan apa-apa, sehingga alat vitalnya terbawa angin seperti belalai gajah yang mengaum. Akupun langsung mencaci maki dirinya yang bodoh itu sambil melemparinya dengan batu. Dan membuang kainnya ke tepian sungai. Akupun langsung pergi kembali kerumah dan menceritakannya kepada alaina apa yang telah terjadi.
Malam harinya, pria bodoh itu terjatuh dari atap ketika sedang memperbaikinya, ia pun terluka, dan latihannya tertunda, dan aku menghabiskan sebagian waktu untuk terus meneliti kutukannya.
Hingga tiga hari berlalu, akhirnya ali sembuh dari sakitnya, akupun memintanya untuk segera latihan seperti biasa.
Waktu pun terus berlalu tak terasa sudah satu bulan lebih aku melatihnya. Sekarang ia telah mengalami banyak kemajuan, fisik dan pengendalian auranya sudah jauh lebih baik, meskipun memiliki kepribadian yang sering membuat aku kesal, tetapi aku suka sikap pantang menyerah dan mudah untuk mempelajari suatu hal baru.
Pada suatu waktu ali bertanya tentang mengapa ia tidak bisa melihat keseluruhan mananya, sedangkan ketika dengan alaina ia bisa melihat seluruh jumlah auranya.
"Aduh alaina, terlalu terburu-buru memberitahunya." Gumamku.
Akupun menjelaskan mengapa ia bisa melakukannya saat bersama alaina, dan mengapa ia tidak bisa melakukannya saat latihan, dan aku juga memberitahukan soal kutukan yang ada pada dirinya. Hingga akhirnya dia mengerti dan meminta porsi latihan tambahan.
Jujur saja aku terkesan dengan mekanisme tubuhnya, yang cepat beradaptasi pada lingkungan dan kekuatan yang terpendam dalam dirinya, memang aku akui tidak ada lagi orang yang bisa seperti dia, karena orang biasa tidak akan punya aura sebanyak ali dan juga tidak sanggup untuk menahan menahan aura yang begitu besar seperti yang dimiliki oleh ali. aku juga sepertinya tidak mungkin bisa.
dengan sedikit waktu, mungkin ia akan bertambah menjadi lebih kuat , sehingga ia bisa menebus apa yang telah ia terima, dan memenuhi takdirnya sesuai ramalan.
dan semoga waktu ku juga cukup untuk segera bisa menguasai teknik penangkal kutukan, agar segera menghilangkan kutukan yang ada pada ali. alasanku untuk fokus menghilangkan kutukan pada tubuh ali, karena kutukan yang ada tubuhnya itu, terlihat kutukan tidak sempurna seperti kutukan yang ada pada alaina. jadi ada kemungkinan besar aku bisa mematahkan kutukan itu, dan dengan kekuatan aku saat ini itu adalah keputusan yang tepat yang aku pilih.
mempelajari teknik kutukan dan penangkalnya adalah sesuatu yang sulit, aku pernah mempelajari itu dahulu, namun karena aku tidak menyukai kutukan jadi aku enggan untuk melanjutkannya, sekarang situasinya berbeda, aku harus mempelajari itu demi merubah keadaan hidup kami sekarang, dengan pengetahuan yang ada dan kekuatanku yang tersisa. aku sedikit menyesal dahulu aku enggan mempelajari sihir kutukan.