gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Sesampainya di taman Gea dan Bara turun dari motor.
"Bar sumpah gue malu banget tau pakek baju kayak gini."
"Gak papa, kamu pake jaket aku aja biar gak kedinginan ok." Bara memakai kan jaket ke Gea.
"Lo sih, main tarik aja."
"Bawel banget sih kamu."
"Gimana gak bawel, noh lihat kalau ada orang yang kayak gue, makek baju kayak gini."
"Gak ada yang lihat juga kan kamu mau pake baju apa."
"Terserah lo deh, mau kemana ini."
"Ayok jalan jalan saja." Bara menggandeng tangan Gea mereka berputar putar sekeliling taman.
"Oh iyah Gea, kamu jangan manggil lo gue dong, kita kan sudah pacaran."
"Apaan pacaran, kan lo sendiri yang mau pacaran."
"Emang kamu gak mau pacaran sama aku."Seketika Gea terdiam.
"Kom diam."
"Emang gimana sih perasan lo buat gue."
"Hmmmmmm jujur nih yah, iyah sih awal nya aku hanya main main saja, biar bisa terhindar dari Sindi, tapi lama lama aku kayak nya jatuh cinta sama kamu."
"Kok pakek kayak nya."
"Iyah cinta sama kamu, jujur aku gak bisa jauh dari kamu."
"Lo pasti lagi bohong kan, lo pasti lagi mau ngeprank gue kan."
"Sumpah Gea, aku cinta sama kamu." Bara bersujud sambil memengang kedua tangan Gea.
"Ih apaan sih lo, malu tau di lihatin banyak orang."
"Gak papa, aku mau jawaban kamu sekarang, jawaban yang benar benar dari dalam hati kamu."
"Hmmmmm gue, gue juga bingung dengan perasaan gue sekarang gimana sama lo, tapi jujur gue nyaman dekat sama lo."
"Itu tanda nya kamu mau kan jadi pacar ku yang sesungguhnya."
"Iyah, aku mau." Jawab Gea dengan wajah menunduk karena malu.
"Yes...." Teriak Bara kesenangan.
"Berarti kita resmi jadian yah."
"Iyah." Jawab Gea tersenyum.
"Aku senang banget, makasih yah Ge, aku janji akan selalu setia sama kamu."
"Aku gak butuh janji, yang aku butuhkan itu pembuktian."
"Iyah aku akan bukti kan ke kamu, kalau aku gak akan macam macam."
"Iyah deh, aku percaya sama kamu."
"Ternyata Rini benar." Ucap Bara keceplosan.
"Rini, kenapa dengan Rini."
"Eh gak ada apa apa kok."
"Kita baru aja jadian loh, kamu mau bohong sama aku."
"Ok ok, jadi sebenar nya itu."
Plasback
"Halo Bar, kamu ada di mana sekarang?" Tanya Rini saat bara mengangkat telepon dari Rini.
"Di luar nih, ada apa Rin."
"Gini Bar, Tadi kan aku sama Gea jalan, jadi Gea cerita sama aku tentang kamu."
"Cerita apa?"
"Iyah, Gea merasa kalau kamu sedang menggantung diri nya, secara kan kamu nembak Gea aja dengan adegan paksaan."
"Terus."
"Yah Gea mau, kamu itu nembak nya secara resmi gitu loh."
"Yang benar Rin."
"Iyah, sumpah, tadi Gea ngomong kayak gitu, Gea pengen di tembak di tempat yang romantis kayak di filim filim itu."
"Ok thanks info nya yah Rin, malam ini gue akan nembak Gea secara resmi, doain gue biar kali ini di terimaa sama Gea."
"Amin, pasti di terima, yakin deh."
"Ok makasih yah Rin, sekali lagi info nya."
"Iyah sama sama, ya sudah dulu yah Bar, semoga sukses nanti malam." Rini mematikan ponsel nya.
"Oh jadi ini semua karena Rini, kamu nembak aku karena suruhan Rini gitu, berarti kamu terpaksa dong nembak aku."
"Hey bukan gitu, Rini ada benar nya juga, aku saja yang gak peka sama kamu, dan ini semua murni karena dari hati aku, bukan karena di suruh sama Rini."
"Bener nih."
"Iyah sayang." Bara kembali menggenggam tangan Gea.
"Kamu beruntung tau punya Sabahat kayak Rini, yang peduli sama kamu."
"Iyah, Rini memang orang nya sangat baik, bentar aku telepon dulu." Gea mencari hape nya di saku celana nya.
"Kan hape aku ketinggalan di kamar tadi."
"Ini pakek hape aku aja." Bara memberikan hape nya ke Gea. Gea mencari nomor Rini dan menelepon nya.
"Halo Bar, ada apa yah."
"Rin, ini gue Gea."
"Gea, bentar." Rini melihat ponsel nya Kemabli, melihat apa benar yang sedang menelpon nya tadi Bara.
"Kenapa sih lo."
"Ya gue heran aja, ini kan nomor nya Bara, kenapa bisa lo yang angkat."
"Ya gak papa dong, hape hape pacar gue kan." Bara tersenyum mendengar apa yang di ucap kan Gea.
"Apa? pacar jangan bilang kalau kalian sudah jadian."
"Kasih tau gak yah."
"Ih Gea."
"Iyah iyah, gue sama Bara sudah jadian."
"Ahhhhh soswet berarti aku dapat PJ nih."
"Pj, apaan tu?"
"Pajak jadian lah."
"Owalah, itu mah aman."
"Ya sudah sekali lagi selamat yah Ge."
"Sama sama Rin, ini semua kan juga berkat lo, yang sudah membuka kan pintu hati Bara."
"Ah gak lah, ini semua juga karena keberanian Bara dan keseriusan nya kan."
"Iyah sih".
"Ya sudah, aku gak mau ganggu kamu, aku matiin dulu yah telepon nya.
"Ok." Telepon pun terputus, Gea memberikan hp Bara kembali.
"Sudah teleponan nya?"
"Sudah."
"Sekarang mau kemana?"
"Kemana aja deh."
"Duduk di sana yok, sambil makan sate."
"Kok makan lagi, aku kan sudah makan tadi."
"Gak papa dong, cuma sate doang."
"Nanti kalau aku gendut gimana?"
"Mana ada makan sate sekali langsung gendut."
"Ya sudah ayo, tapi seporsi bagi dua yah."
"Iyah aman." Mereka menuju warung sate yang ada pinggir taman.
"Mang seporsi yah."
"Wah ini irit atau romantis nih." Goda mamang jualan sate.
"Cewek saya takut gendut mang, kalau makan seporsi."
"Iyah deh, emang gitu mas semua cewek, ya sudah saya buat kan dulu yah."
"Ok mang." Tiba tiba ponsel Bara berdering, ternyata dari Anton.
"Kok gak di angkat?" Tanya Gea yang melihat Bara kembali memasukkan hape nya ke dalam saku celana nya.
"Oh ini si Anton, ganggu aja, gak tau apa orang lagi pacaran."
"Oh, tapi siapa tau penting."
"Anton kalau sudah nelpon mana ada penting penting nya, palingan ngajakin nongkrong."
"Nongkrong sambil balap liar."
"Gak kok."
"Bar, serius yah, aku gak suka kamu ikut ikut balap liar itu lagi."
"Iyah aku gak ikut ikutan lagi."
"Janji sama aku Bar, aku gak mau kamu kenapa Napa nanti nya."
"Iyah aku janji."
"Maafin aku Gea, kali ini aku belum bisa menepati janji aku ke kamu masalah balap liar, tapi setelah pertandingan aku dan geng warior selesai aku janji gak akan ikut balap liar lagi." Batin Bara dalam hati nya sambil terus melihat ke arah Gea yang duduk di samping nya.