Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Pasar Kemayoran.
Tampak seorang wanita tinggi dan cantik, berjalan bersama dengan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang kepala lima. Wanita paruh baya itu, tengah menggandeng seorang anak laki-laki tampan yang berusia sepuluh tahun. Mereka bertiga berjalan memasuki Pasar tradisional, yang terlihat ramai oleh para pedagang dan pembeli.
"Mom, kenapa kita belanja di sini?"
Gadis tinggi dan cantik itu tidak lain dan tidak bukan adalah Monica. Dengan tatapan yang merasa jijik, ia tampak susah payah menghindari semua orang yang ada di pasar itu. Tatapan matanya,beralih menatap nanar pada high heels yang dikenakannya. High heels mahal miliknya, keluaran terbaru dari merek Gucci. Kini tampak kotor karena menginjak genangan air, saat dirinya masuk ke dalam pasar.
"Karena mom, ingin membeli sesuatu yang tidak ada di pasar swalayan." Jawab wanita paruh baya itu, dengan senyum tipis dibibirnya.
"Tapi mom, aku --"
"Kenapa sayang? Apa kau menyesal menemani mom belanja?" tanya Dila, dengan wajah yang sendu. Padahal jauh di lubuk hatinya, ia merasa senang telah mengerjai calon menantunya itu.
"Tidak mom, tentu saja tidak. Aku justru bahagia menemani calon mertuaku belanja." Monica tersenyum manis pada mom Dila. "Sial, tadinya aku pikir mom Dila akan mengajakku belanja di mall! Tahu begini, lebih baik aku tidak ikut." Monica bergumam dalam hati.
"Ah, bahagianya punya calon menantu yang baik sepertimu." Dila menepuk keras bahu calon menantunya, dengan senyum tipis dibibirnya.
"Aww ... " Pekik Monica, mengelus bahunya yang terasa panas.
"Kenapa sayang? Sakit ya?" Dila menghentikan langkahnya, berpura-pura cemas pada Monica.
"Tidak mom, aku hanya kaget." Monica berusaha untuk tersenyum pada mom Dila. "Gila ya! Tuh ibu-ibu, tenaganya kuat banget. Sudah seperti tenaga kuli bangunan." Gumam Monica dalam hati.
Dila kembali melanjutkan langkahnya bersama dengan Jupiter dan Monica, memasuki pasar dengan mata yang melirik ke kanan dan ke kiri.
"Sudah kau pastikan?" tanya Dila, saat satu orang pengawalnya membisikkan sesuatu kepadanya.
"Sudah, nyonya." Jawab pria yang berpakaian safari.
Dila menganggukkan kepalanya, lalu berjalan kembali.
"Ada apa, mom? Apa ada sesuatu yang gawat?" tanya Monica, saat melihat seorang pengawal berbisik pada Mom Dila.
"Tidak ada apa-apa, sayang." Jawab Dila, dengan singkat. "Ayo ke sini! Kita cari ikan." Dila menghampiri pedagang ikan, melihat apa saja yang dijual oleh pedagang itu.
"Mom look!" Jupiter menunjuk kearah wadah yang ada dibawah. "What is that?" Jupiter merasa geli, saat melihat sesuatu yang berbentuk seperti ular tapi lebih kecil dan terlihat licin.
"Itu .." Dila memperhatikan binatang yang membuatnya merasa geli.
"Ini namanya belut." Ucap pedagang ikan, mengambil belut itu dan menunjukkannya pada calon pembelinya.
"Ya, namanya belut." Dila tertawa kecil. "Mom hampir lupa." Sahut Dila, berpura-pura mengetahui nama hewan tersebut.
"Aku ingin melihatnya dari dekat." Jupiter hendak melangkahkan kakinya menuju bapak pedagang.
"Eh tunggu dulu .. !" Dila menarik tangan putranya. "Biarkan Aunty Monica, yang mengambilkannya untukmu." Dila menatap menantunya, dengan seringai licik dibibirnya.
"What? No mom, aku jijik." Pekik Monica, hendak pergi dari tempat itu.
"Hey, kau itu calon istri Mars. Itu artinya kau akan menjadi kakak ipar dari putra bungsuku. jadi ambilkan belut itu untuk Jupiter!" Pinta Dila, menarik tangan Monica dengan menahan tawa dihatinya.
"Ta-tapi mom ..." Monica bimbang, di satu sisi dirinya ketakutan. Tapi di sisi yang lainnya, dia harus menjadi sosok menantu dan kakak ipar yang baik untuk keluarga Graham.