Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Bolehkah Berfoto Bersama?
Viera mengangguk pelan. Dia juga tidak menyangka jika nama belakang mereka ternyata sama.
Beberapa siswa yang mendengarkan percakapan Raffi dan Viera dibuat mendengus karena merasa tidak suka Raffi bisa berbicara sedekat dan sebaik itu pada Viera.
Tanpa menghilangkan rasa yang tidak biasa di dalam hatinya saat menatap wajah Viera, Raffi pun meminta Viera untuk menjawab pertanyaan yang tadi sudah ia sebutkan. Sebeuah pertanyaan yang terdengar cukup sulit di telinga beberapa siswa namun masih bisa dijawab oleh Viera dengan benar dan jelas.
"Hebat, jawaban kamu benar dan sangat jelas, Viera!" Kata Raffi setelah Viera selesai menjawab pertanyaannya.
Viera tersenyum tipis. Dia merasa amat senang karena dipuji oleh Bapak Raffi Anggoro.
"Karena kamu sudah berhasil menjawab pertanyaan saya, maka dari itu hadiah yang sudah saya siapkan tadi, kini sudah sah menjadi milik kamu." Kata Raffi. Setelah berucap pada Viera, pria itu segera meminta asistennya untuk mengambilkan hadiah yang ia maksud untuk Viera.
"Terima kasih, Pak." Viera menerima bingkisan hadiah itu dengan senyum.
"Sama-sama." Balas Raffi ikut tersenyum. Ada rasa hangat yang kini menjalar di hati Raffi saat melihat senyum di wajah Viera. Bukan hanya bola mata Viera saja, kini senyuman di wajah gadis itu pun mengingatkan dirinya pada seorang wanita yang masih berada di dalam hatinya sampai saat ini.
Sebelum mempersilahkan Viera turun dari atas panggung, Raffi meminta asistennya untuk mengabadikan momen mereka berdua di atas panggung. Viera yang teringat dengan ponsel baru yang ia punya dari hasil pemberian ibunya pun mengeluarkannya dari dalam saku rok yang ia gunakan.
"Maaf, apa boleh saya minta foto menggunakan ponsel saya, Pak?" Pinta Viera. Entah dari mana datangnya keberanian gadis itu sehingga berani meminta foto kembali pada Raffi.
"Tentu saja boleh!" Balas Raffi ramah.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Raffi, Viera langsung saja menyerahkan ponsel barunya kepada asisten Raffi.
"Tolong fotokan saya dengan Pak Raffi ya Pak Teddy." Kata Viera lembut.
Pria datar bernama Teddy itu mengangguk kemudian kembali mengambil foto Viera dan Raffi yang kini berdiri di atas panggung.
Setelah mendapatkan foto bersama dengan Raffi di ponsel miliknya, Viera pun berterima kasih pada Raffi dan Teddy kemudian berpamitan untuk turun dari atas panggung.
Saat melewati kembali beberapa teman-temannya menuju kursinya berada, Viera dapat mendengarkan cibiran teman-temannya karena dirinya berani meminta foto pada Raffi.
"Dasar cupu gak tahu malu. Berani sekali dia minta foto sama Bapak Raffi menggunakan ponsel bututnya itu!" Cibir seorang siswa sambil menatap sinis Viera.
"Benar. Dia sangat tidak tahu malu sekali. Mentang-mentang Pak Raffi bersikap baik kepadanya, dia jadi lupa diri seperti itu!" Sahut yang lainnya tak kalah sinis.
Viera yang mendengarnya terus saja berjalan hingga akhirnya kembali duduk di kursinya.
Acara seminar pagi itu pun terus berlanjut hingga akhirnya selesai di waktu jam istirahat siang.
Viera yang tidak ingin dirinya menjadi bahan bullyan teman-temannya lagi segera pergi meninggalkan aula lebih dulu sebelum teman-temannya ikut pergi meninggalkan aula.
Dari arah panggung, Raffi terus menatap gerak-gerik Viera yang berjalan seperti orang ketakutan keluar dari dalam aula.
"Ada apa dengannya. Apa selama menempuh pendidikan di sekolah ini dia sering mendapatkan sikap yang tak mengenakkan?" Gumam Raffi di dalam hati. Entah mengapa saat ini dia merasa sangat peduli pada Viera dan ingin tahu banyak tentang gadis berkaca mata tebal itu.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗