Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Lima Belas
Saat Bintang sedang asyik makan mie instan,ada orang yang masuk. Bintang merasa tidak mendengar ada yang mengetuk pintu, dan terlebih lagi setahunya jika pintu memiliki sandi untuk masuk.
Perlahan Bintang melihat siapa orang yang masuk, ia mengambil pisau di meja sebagai alat pelindung nya. Tapi, kala melihat siapa yang masuk membuat nya langsung menjatuhkan pisau itu.
Seorang wanita cantik, yang memakai pakaian yang sangat ketat. Bahkan Bintang ragu, apakah wanita itu bisa bernapas dengan benar kala memakai pakaian itu.
“Siapa?” Tanya Bintang dengan suara yang pelan, ia menjatuhkan pisau di tangan nya.
Wanita itu menatap ke arah Bintang, ia tersenyum sinis kala melihat pisau yang baru saja terjatuh.
“Aku Vanya,kekasih Marley.” Jawab Vanya dengan bangga, ia menatap gadis kecil yang berdiri tepat dihadapan nya.
“Kekasih?”
“Iya, kau pasti pembantu di Apartemen nya kan? Atau sama seperti pelacur yang sering datang kesini?”tanya Vanya lagi, tangan Bintang mengepal mendengar pertanyaan itu. Menurut nya, tidak ada hak bagi Vanya mengatakan hal itu pada nya.
Melihat amarah diwajah cantik Bintang, membuat Vanya tidak perduli. Ia berjalan kearah dapur, ia menyingkirkan semua masakan Bintang yang sudah pasti untuk Marley.
Bintang hanya diam, hatinya terlalu sakit untuk membela diri lagi.
“Sudah berapa kali kau disentuh oleh Marley?”tanya Vanya, Bintang merasa jika wanita dewasa itu terlalu ikut campur dengan urusan nya.
“Jika kau benar kekasih nya, seharus nya kau tidak menanyakan hal itu bukan?” Tanya Bintang balik.
Vanya yang sedang menata belanjaan nya seketika terhenti, perkataan Bintang benar-benar menyentuh hati nya.
“Kau tidak tahu soal hubungan orang dewasa, kami sudah sepakat untuk percaya satu sama lain. Aku tidak ingin melarang Marley menyentuh wanita yang menjadi pelampiasan nya saja.” Kata Vanya angkuh, ia menekan kata pelampiasan.
Vanya kembali menata sayur mayur dan mau mulai memasak, Bintang hanya diam mendengarkan tentang Marley dari wanita itu.
“Marley belum puas memakai mu, kala dia sudah bosan.. Kau akan dicampakkan seperti orang sebelumnya.” Kata Vanya lagi.
Bintang tidak tahu apakah itu benar? Tapi, ia tahu arti dari kata pria pemain. Sekalipun ia buta tentang internet, tapi ia sering tahu dari cerita orang dewasa di kampung nya dulu. Yang mengatakan jika pria pemain akan memakai terus menerus sampai bosan, lalu mencampakkan nya begitu saja.
Sekalipun Marley sudah menikahi Bintang, tapi tak ada kepastian jika Marley akan mempertahankan dirinya. Bintang jadi bimbang, tapi ia juga kepikiran dengan hal yang telah dilakukan Marley dalam hidup nya.
Perlahan Bintang pergi meninggalkan Vanya, karena wanita itu terus mengatakan tentang sakitnya menjadi wanita seperti nya. Bintang naik ke kamar atas, ia tidak perduli dengan Vanya yang mau melakukan apa disana.
Bintang merangkak naik keatas kasur, air mata nya jatuh seketika. Ia tidak pernah tahu jika Marley sudah memiliki kekasih, dan malah wanita itu membahas tunangan mereka yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Bintang menangis kencang, ia sadar jika pernikahan ini hanya berdasarkan dengan kata perawan nya saja. Dan mungkin saja jika Marley, hanya melakukan itu demi perawan nya. Hal itu yang membuat Bintang tak berani mengatakan tentang hubungan nya dengan Vanya, ia tidak mau melakukan itu sekalipun ia ingin melakukan nya.
Sementara itu Vanya, ia memotong daging dengan tenaga penuh sambil membayangkan Bintang. Gadis itu benar-benar cantik, berkulit putih dan yang utama daun muda. Vanya memikirkan, tidak mungkin Marley tidak tertarik dengan wanita itu.
Vanya kesal sekali, ia melempar pisau di tangan nya sembarang arah. “Sial! Dia begitu cantik, pantas saja David tertarik dengan gadis tidak berguna itu!” Ucap nya, Vanya membanting daging yang tak bersalah itu.
Yang ada dalam pikiran nya sekarang adalah, soal hati Marley. Mana mungkin Marley tidak menyukai gadis secantik itu, wajahnya benar-benar alami dan kelihatan polos.
“Seperti nya Marley belum menyentuh nya, apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Vanya memikirkan cara yang terbaik, ia menatap jam dinding. Ia yakin jika Marley akan pulang sebentar lagi, dan masakkan nya harus cepat selesai.
Vanya teringat akan dulu, dimana pertama kali Marley kehilangan Sarah. Dirinya lah yang berperan besar dalam menghibur Marley, sehingga pria itu bisa melupakan sarah dan kembali hidup seperti biasanya.
“Aku akan lakukan apapun, untuk bisa memiliki mu kembali. Membuat mu menyentuh ku lagi, seperti dulu..”
~
Pukul 21:00 malam, Marley baru saja pulang dari perusahaan nya. Pekerjaan nya menumpuk dan banyaknya jadwal meeting membuat tubuh nya sangat lelah. Saat membuka pintu, yang diharapkan Marley adalah Bintang yang menyambutnya dengan senyum manis nya.
Tapi, semua itu tidak ada. Marley melihat seorang wanita yang begitu ia kenali, wanita itu duduk santai menonton televisi.
“Vanya?”
“Eh sayang, kau sudah kembali?”
Vanya langsung bangkit, ia berlari kedalam pelukan Marley.
“Ada apa ini? Kenapa aku ada disini?” Pertanyaan Marley tidak dihiraukan oleh Vanya, ia terus memeluk pria itu sekalipun Marley berusaha melepaskan nya.
Marley memikirkan Bintang, ia takut jika Vanya mengatakan hal yang tidak tidak.
“Lepas!” Marley menggunakan kekuatan nya agar Vanya tidak memeluk nya.
Vanya melepaskan nya, ia tahu kepanikan pria itu. Marley tidak menghiraukan Vanya, ia ingin naik ke lantai atas. Tapi, langkah nya terhenti kala tangan Vanya menarik tangannya.
“Mau kemana?”
“Hentikan Vanya! Aku muak jika seperti ini!”sentak Marley, ia berusaha melepaskan tangan Vanya dan melanjutkan langkah kaki nya. Tapi, Lagi-lagi Vanya selalu saja menarik tangannya.
“Apa yang mau kau lihat di atas sana? Apa wanita kecil itu?” Pertanyaan dari Vanya membuat Marley menatap tajam wanita itu, ia menghempas tangan Vanya dari sekitar tubuh nya.
“Wanita kecil itu pergi, ntah kemana. Katanya mau membeli sesuatu, maaf karna aku tidak menanyakan nya.” Kata Vanya, tentunya Marley tidak mempercayai hal itu dengan mudah.
Marley tahu jika Bintang adalah gadis yang patuh, dan tidak akan keluyuran seperti yang dikatakan Vanya.
“Apa mau mu?” Tanya Marley lelah, ia tahu jika tidak melakukan apa yang diinginkan Vanya.. Maka wanita itu tidak akan pergi.
Vanya tersenyum mendengar pertanyaan itu, ia tahu kalau Marley tidak pernah bisa menolak dirinya. Tapi, itu perasaan Vanya saja.
“Mudah saja, aku ingin makan malam bersama mu. Menikmati segelas anggur, lalu aku pulang.”
“Apa tidak ada pelanggan mu malam ini?” Pertanyaan Marley membuat Vanya merasa selayaknya benar-benar wanita pelacur.
“Kau terkenal dengan wanita yang penuh dengan cairan pria setiap malam nya, lalu malam ini?”
“Marley! Hentikan, jaga perkataan mu. Kita sama-sama manusia kotor, jangan bertindak seolah kau yang paling suci.” Kata Vanya, ia menatap tajam Marley yang tersenyum sinis kepada nya.
“Oke, mari lakukan. Setelah itu pergilah.”
Marley mengalah saja, ia sudah sangat lelah. Tapi, ada saja orang yang mengganggu dirinya. Marley merasa jika Bintang sudah tidur, atau mungkin sengaja untuk tidur karena malas menanggapi Vanya.