Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
Seketika Abi langsung menyuruh orang-orang nya yang berada di jakarta sana untuk menemui Revan karena memang keadaan sekarang sangat darurat, dalam hati kecil Abi dia tidak ingin hanya mengandalkan satu orang saja, lalu dirinya meminta kepada seorang teman yang memang menjadi ketua komunitas pendonor darah.
Begitu masuk keruangan putrinya Abi begitu terkejut melihat kepala putrinya yang di perban di hadapan putri sambungnya Abi berjanji akan berusaha untuk mendapatkan darah O negatif untuk Ayana.
"Putri Ayah cepat sembuh ya pasti bantuan Allah akan segera datang." Hanya kata itu yang bisa di sematkan oleh Abi kepada Ayana, lalu mencium bahu tangan putrinya tersebut.
"Abang ....," panggil Nabila.
"Iya Sayang, kamu jangan terlalu mikir yang berat-berat aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan apa yang tadi dokter sampaikan, ijinkan suamimu ini keluar untuk mendatangi beberapa teman Abang yang memang mempunyai komunitas pendonoran darah," pamit Abi yang di angguki oleh Nabila.
Sebagai seorang istri Nabila sangat paham betul bagaimana gusarnya hati Abi maka dari itu dirinya tidak ingin menampakkan kesedihannya di hadapan suaminya itu, karena tanpa di sadari Abi pun merasakan hal yang sama dengan Nabila.
****
Di jakarta siang ini Revan begitu terkejut ketika orang dari Abi mendatangi kantornya, apalagi mereka mengasih kabar kalau putri yang selama ini tidak pernah dia tengok mengalami hal yang begitu memperihatinkan, sebagai seorang ayah, Revan juga merasa sigap dia pun menyanggupi untuk datang di Palembang sekarang juga, tapi lagi-lagi dia mendapati telepon dari orang rumahnya kalau sekarang Ziona sedang muntah-muntah karena keracunan makanan, Revan pun memutuskan untuk menengok keberadaan Ziona terlebih dahulu dan benar sekali sekarang keadaan Ziona sangat memperihatinkan, tanpa pikir panjang Revan langsung membawa putrinya itu di rumah sakit.
Saat ini Ziona sedang berada di dalam rumah sakit, Ziona mengalami muntah-muntah karena keracunan makanan, kata pengasuhnya tadi di sekolah, Ziona memakan Chiki dari temannya, sebenarnya baby sitter sudah melarang tapi Ziona tetap memaksa sampai-sampai dirinya menangis karena ingin memakan chiki-chiki tersebut, pada akhirnya suster tersebut mengiyakan Ziona untuk makan dan setelah itu reaksi tubuh Ziona sangat mengejutkan dia langsung mengalami muntah-muntah saat itu juga.
Revan begitu marah dia sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya terhadap baby sitter dari Ziona, bisa-bisanya dia lengah memasukkan sembarang makanan terhadap putrinya itu, di sisi lain amarah Revan tambah memuncak ketika mengetahui kalau istrinya sedang arisan dengan teman-teman sosialitanya, hal itu yang membuat Revan tidak habis pikir.
"Daddy ... Daddy." Suara itu keluar dari bibir Ziona.
"Iya, Sayang Daddy ada di sini," ucap Revan.
"Daddy jangan kemana-mana Zio tidak mau di tinggal Daddy pergi, karena mommy tidak pernah menemani Zio," adu anak tersebut sehingga membuat Revan sulit untuk melangkah.
Revan saat ini di ambang kegelisahan, dirinya tahu sebagai seorang ayah dia sangat begitu lemah tidak bisa mengimbangkan segalah sesuatu yang mengenai anak-anaknya saat ini dia tidak tahu harus menjelaskan seperti apa kepada Ziona tapi di sisi lain dia sudah menyanggupi akan terbang secepatnya ke Palembang karena memang keadaan putrinya di sana sangat membutuhkan donor darah darinya, tidakkah Revan merasa iba terhadap putri yang dia sia-siakan selama ini, apa karena Ziona dia rela meninggalkan anak-anaknya yang lain.
"Zio, maaf ya untuk kali ini Daddy harus pergi karena memang ada urusan penting," ucap Revan dengan cara halus,
"Zio takut Daddy, Zio nggak mau Daddy tinggalin Zio," rengek bocah tersebut.
"Tapi Daddy sekarang ada urusan penting yang tidak boleh Daddy tinggalkan," terang Revan.
Tiba-tiba saja Andah datang tanpa di ketahui Revan sedari tadi Andah berada di depan pintu mendengarkan perkataan suaminya yang meminta ijin kepada anaknya untuk pergi dengan urusan yang begitu penting, hal itu memancing rasa penasaran bagi Asmirandah tidak seperti biasa suaminya itu meninggalkan anaknya apalagi dalam keadaan sakit seperti ini, Andah pun akhirnya memberanikan diri untuk mencari sebuah jawaban atas rasa penasarannya tadi.
"Sayang maaf ya mommy baru datang," ucap Andah.
"Dari mana saja kamu, ini sudah kesekian kalinya kamu tidak ada di rumah di saat anakmu sakit!" geram Revan terhadap istrinya itu.
"Aku masih ada urusan sebentar dengan teman tadi," jawab Andah enteng.
"Enteng sekali jawabanmu itu, kamu seperti ibu yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap anak yang sudah kau lahir kan," ucap Revan seakan membuat Andah tidak terima.
"Apa maksudmu bicara seperti itu, apa kamu sudah tidak tahan lagi hidup dengan ku dan ingin mengejar kembali mantan istrimu yang memiliki tiga anak darimu itu, iya!" bentak Andah.
"Aku, tidak pernah menginginkan hal itu, tapi kenapa dirimu selalu menyudutkan diriku dengan masa laluku!" tekan Revan.
Andah pun terdiam dirinya kalah telak dengan jawaban dari Revan, seketika dirinya berpura-pura manis dan meminta maaf kepada Ziona. "Sayang Mommy minta maaf ya, karena tadi Mommy masih ada urusan penting di luar," ucap Andah.
"Iya Mom, untuk kali ini saja Zio minta ingin ditemani Daddy dan juga Mommy," pinta bocah kecil itu.
"Sayang untuk kali ini Daddy minta maaf karena tidak bisa menemanimu di sini, sekarang kan sudah ada Mommy, untuk sementara ini biar Mommy dulu yang jaga," ucap Revan.
"Tidak Daddy tidak." Tiba-tiba saja Zio menangis kencang dirinya tidak ingin di tinggalkan Revan.
"Zio kenapa Zio seperti ini Nak," ucap Revan gusar.
"Zio tidak ingin di tinggalkan Deddy. Cegah bocah tersebut.
****
Di Palembang malam ini Abi begitu lelah mendatangi salah satu temannya yang memang menjadi ketua komunitas pendonor darah tersebut, ini sudah yang ketiga kalinya Abi menemui temannya, semoga saja kali ini dirinya menemukan titik terang.
"Assalamualaikum ....," ucap Abi.
"Waalaikum salam, Bro ayo masuk," ajak seorang teman.
"Sudah lama tidak jumpa, gimana kabarmu?" tanya teman tersebut.
"Kabarku Alhamdulillah kurang baik, putriku mengalami tabrak lari, dan saat ini dia membutuhkan donor darah yang cukup langkah, yaitu O negatif," jawab Abi to the point.
"Sebentar, putri apa maksudnya ini, bahkan kamu belum menikah?" tanya teman Abi tersebut yang merasa heran.
"Maaf bro sembilan bulan lalu saya sudah menikah dengan wanita yang sudah mempunyai tiga orang anak kembar, dan aku menikah nya serba dadakan jadi hanya mengundang beberapa rekan dan keluarga saja," jawab Abi sedikit malu karena lupa mengundang temannya ini.
"Oh, ya, ya. Saya bisa memaklumi kesibukan anda sangat padat sehingga menikah pun mendadak seperti ini eits oke, baiklah kita kembali ke topik permasalahan, aku mempunyai beberapa kenalan yang memiliki jenis golongan yang sama dengan putri mu itu, beliau bernama pak, Ali dan juga pak Rudi dan ada juga ibu Halimah. Tapi kedua orang ini saat ini sedang berada di luar kota, hanya tinggal satu orang saja ini, namanya pak Ali, dia bekerja sebagai marbot masjid dan juga pedagang kelontong di rumahnya," ujar teman tersebut kepada Abi.
Seketika Abi seperti mendapatkan angin segar mendengar penuturan dari temannya itu tanpa pikir panjang lagi Abi langsung meminta alamat orang tersebut dan tidak lupa bagi Abi memberikan sesuatu kepada temannya itu sebagai tanda terima kasih, awal temannya tersebut menolak tapi setelah di paksa oleh Abi akhirnya dia mau menerimanya.
Abi pun langsung menuju alamat yang bersangkutan,dan tempat yang di kunjungi pertama adalah masjid karena ini masih masuk dalam waktu isya kemungkinan pak Ali masih ada di masjid, dan ternyata dugaan Abi sangat benar dia langsung di hadapkan dengan orang yang dia cari itu.
"Assalamualaikum Pak," sapa Abi.
"Waalaikum salam, anda dari mana Nak," ucap pria paruh baya tersebut.
"Saya dari Palembang kota Pak, kebetulan saya kesini ingin mencari orang yang bernama Pak Ali."
"Oh kebetulan saya sendiri," sahut pak Ali.
"Jadi bapak beneran bapak Ali."
"Betul sekali, ada keperluan apa?" tanya pria paruh baya itu.
"Begini Pak saya mau minta bantuan bapak, kata teman saya bapak memiliki jenis golongan darah ( O-) negatif kebetulan saja anak saya habis terkena musibah tabrak lari, dia kehilangan darah yang begitu banyak maka dari itu saya membutuhkan pendonor secepatnya," terang Abi.
"Dia anak kandungmu?" tanya pak Ali yang merasa heran jika memang Abi ayah kandungnya kenapa dia harus repot-repot menemuinya.
"Tidak saya hanya ayah sambungnya," jawab Abi lemah, tidak tahu kenapa dirinya merasa sakit jika ada pertanyaan seperti ini.
"Maaf Nak, atas pertanyaanku ini, ya sudah kalau begitu ayo kita tolong anakmu itu, bawa aku sekarang juga di rumah sakit itu, agar anakmu segera tertolong," ucap pak Ali yang membuat Abi merasa bahagia tidak dapat di utarakan.
Selamat pagi teman-teman gimana kabarnya pasti baik kan? Selamat membaca dan semoga kalian selalu suka dengan kelanjutan kisah Nabila .....
TAMAT
❤❤❤❤
siap OTW