NovelToon NovelToon
Saat Si Antagonis Berubah

Saat Si Antagonis Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Begitu bangun dari mimpi buruk di bunuh oleh my crush, Ellison beserta sahabat-sahabatnya, Queen berubah total.

Semenjak kejadian itu, dia tidak akan ikut campur lagi saat Ellison di dekati oleh cewek-cewek, bahkan dia berhenti mengejar pemuda itu.

Setiap berpapasan, Queen selalu menghindar Ellison karena teringat penyiksaan penyiksaan itu. Hingga puncaknya dia tetap harus bertunangan dengan Ellison atas desakan keluarga mereka.

Bagaimana Queen mengatasi ketakutannya terhadap Ellison seorang cowok kejam dan dingin?

Akankah dia bisa membatalkan pertunangan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Di atas rooftop yang berangin, anggota inti The Devil berkerumun, suasana penuh keakraban setelah lama tidak berkumpul dengan bos mereka.

Sean memecah keheningan, "Menurut kalian, Nathan itu bisa membahayakan Vale nggak?" Wajahnya terlihat cemas. Melihat Queen berubah, tidak lagi mencari masalah dengan siswa lain, mereka mulai peduli dengannya, apalagi setelah mendengar masa lalu gadis itu.

Gio, yang sedang bersandar pada railing, mengernyitkan dahi. "Dia memang dari keluarga yang Vale hindari, tapi gue rasa Nathan itu orangnya baik. Dia itu... mirip sama gue," candanya seraya menyunggingkan senyum tengil.

Dion tertawa kecil, "Akhirnya lo nyadar juga kalo lo itu tengil!"

Pertanyaan berikutnya datang dari Geo. "Menurut lo gimana, Lison?"

Ellison mengalihkan pandangannyajauh ke depan, seolah mencari jawaban di langit cerah. "Nathan tidak akan membahayakan gadis itu. Malah, dari matanya, gue bisa lihat dia ingin melindunginya," jawabnya dengan suara penuh keyakinan.

Semua anggota berpandangan, berharap kata-kata Ellison benar.

Tiba-tiba, Alexi muncul di pintu yang terbuka, tubuhnya bersiluet dalam cahaya sinar matahari.

"Maaf mengganggu," katanya sambil mendekati mereka

.Gio tampak mencibir saat bertanya dengan nada yang terasa dingin, "Ngapain?" Nyata sekali dia belum bisa menerima kehadiran Alexi.

Alexi membalas dengan suara yang bergetar, "Gue ingin bicara dengan kalian sebentar, boleh?"

"Silahkan," Geo mempersilakan sambil tetap bersikap acuh tak acuh.

Dengan kepala tertunduk, Alexi mulai bicara, suaranya rendah dan ragu, "Pertama-tama, gue ingin minta maaf karena selama ini gue selalu ganggu kalian. Gue sadar sekarang cara gue itu salah."

Matanya masih tertuju pada lantai, takut untuk menatap wajah mereka. "Sekali lagi, gue minta maaf."

Mendengar itu, semua terkejut. Tak ada yang pernah membayangkan ratu bullying sepertinya meminta maaf. 'Apakah Alexi kerasukan?' begitu pikiran yang melintas di kepala mereka.

Mungkin itu bukan kali pertama mereka dengar, karena sebelum itu Queen terlebih dahulu minta maaf kepada banyak orang.

Mengumpulkan keberanian, Alexi akhirnya menatap mereka, matanya menemui mata mereka satu per satu.

Napasnya dihembuskan perlahan sebelum dia melanjutkan, "Dan gue mau mengaku sesuatu..." detik itu terasa lama, "Sebenarnya, gue menyukai Dion dari dulu. Itulah mengapa gue terus mencari perhatian dari kalian, terutama dari Dion."

"Maaf," bisik Alexi dengan suara yang hampir tak terdengar.

Dengan mata yang berkaca-kaca, dia menatap Dion sambil berkata, "Gue akan berusaha keras untuk menghilangkan perasaan ini, meskipun itu sulit banget. Jadi, Dion, gue benar-benar minta maaf sama lo."

Setelah ucapannya itu, Alexi berbalik pergi, meninggalkan ketegangan di udara yang mereka hirup.

Semua yang hadir terdiam, tertegun, tidak ada yang berani berkata apa-apa. Namun, Dion, dengan rahang yang mengeras dan napas yang tersengal, mengepal tangannya dengan kekuatan penuh.

Ellison, yang menyaksikan perubahan dalam ekspresi Dion, merasakan berat dalam setiap detak jantung temannya itu.

Dengan hati-hati, Ellison menghampiri dan berkata, "Yon, kalo lo cinta, kejar dia. Jangan sembunyi-sembunyiin perasaan lo."

"Ternyata cinta lo tak bertepuk sebelah tangan selama ini, Dion. Cewek yang lo suka juga suka sama lo," kata Gio masih terkejut.

Sean membenarkannya, "gue juga enggak pernah nyangka. Kita kira Alexi suka sama Lison, ternyata perhatian dia selama ini untuk lo, Dion,"

Dion mengacak-acak rambutnya frustrasi, "gue harus gimana?gue emang cowok enggak peka," katanya.

"Sekarang giliran lo ngejar dia, jadikan dia milik lo sebelum cowok di luar sana menggantikan lo," ucap Geo.

"Apa dia akan menerimanya? gue beberapa kali ngeluarin kata-kata kasar kepadanya," tanya Dion.

"lo coba dulu, siapa tahu dia enggak pernah masukin ke dalam hati saat lo katain dia," ucap Sean.

***

Di lain negara, Seorang wanita paruh baya baru saja selesai menangis. Mata wanita paruh baya itu sembab, duduk menghadap ayahnya yang sudah renta di ruang tamu yang sunyi. Mereka berdua terlihat serius, membahas nasib sang anak yang tiba-tiba berangkat ke negara lain.

"Apakah dia tetap ke negara itu?" suara pria tua itu bergetar, memecah kesunyian.

"Benar, Pa, dia sudah tiba di sana tanpa pamit sama sekali kepadaku," jawab wanita itu sambil menahan isak tangis.

"Apa dia begitu marah setelah mendengar masa lalu itu?" tanya pria tua, mata keriputnya mencerminkan kekhawatiran.

"Dia marah sekali, Pa. Dia hanya menatap saya dengan benci," ungkap wanita itu, suaranya lirih, penuh penyesalan.

Ayahnya menghela napas berat, tangannya gemetar saat menyesap teh. "Pantau terus anakmu, dia bisa saja dipengaruhi oleh adikmu," pesannya, suara berat penuh kekhawatiran akan keselamatan cucunya itu. "Dan buat rencana kita berantakan,"

...***Kira-kira mereka siapa ya? Apakah berhubungan dengan masa lalu Queen? ***...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!