NovelToon NovelToon
Menikah Karena DENDAM

Menikah Karena DENDAM

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / Pengantin Pengganti
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.4
Nama Author: momian

Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..

Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.

Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKD 33

Betapa kagetnya Baby saat mendapatkan kabar dari dokter jika Adrian sudah tahu semua tentang kehamilan Afika. Dan Baby yang merasa takut langsung memutuskan sambungannya dan berlari menuju kamar Afika, tanpa memperdulikan Inggrid yang melihat dirinya.

"Apa yang terjadi?" Gumam Inggrid, sambil terus memantau dalam diam pergerakan Baby. Inggrid merasa ada sesuatu yang akan terjadi, mengingat Baby yang berlari sambil terus memanggil nama Afika.

"Afika." Panggil Baby saat dirinya sudah membuka pintu kamar. "Ayo ikut dengan ku." Kata Baby, sambil menarik lengan Afika hingga membuat Afika kaget.

"Baby, apa yang terjadi?" Tanya Afika.

"Afika kau harus ikut dengan ku. Kak Adrian sudah tahu jika kau sedang mengandung anak dari Nadi." Perkataan Baby sontak membuat Afika menghentikan langkahnya dan tidak mau mengikuti langkah kaki Baby, sehingga membuat Baby menoleh ke arah Afika. "Kau mau mati? Kak Adrian sekarang sedang dalam perjalanan. Kenapa hanya diam saja, ayo ikut dengan ku."

"Sejak kapan kau tahu aku hamil?" Ucap Afika sambil menatap tajam pada Baby. Rahasia yang selama ini ia jaga ternyata telah di ketahui oleh Baby, yang selalu saja berpura-pura tidak tahu. Pantas saja, akhir-akhir ini Baby selalu saja menatap perutnya yang masih terlihat datar.

"Apa itu penting?" Tanya Baby, dan Afika hanya diam. "Yang penting saat ini hanya dirimu dan juga bayi yang ada dalam kandungan mu. Jadi ayo ikut denganku." Ajak Baby, lalu menarik lengan Afika, namun Afika masih belum bergeming sama sekali.

"Apa perduli mu? Bukan kah memang ini tujuan mu? Bukan kah kau bahagia jika aku mati?"

"Ya dulu aku memang bahagia, tapi sekarang tidak. Karena kau.."

"Karena apa?"

"Kita tidak punya banyak waktu lagi Afika jadi ayo ikut dengan ku." Ajak Baby.

Lalu Baby memanggil Nadi dan juga Sri agar membantu dirinya keluar dari mension. Namun sayang, usaha yang Baby harapkan terbuang sia-sia. Orang suruhan Adrian sudah lebih dahulu datang dan menjaga ketat setiap sudut mension bagian luar. Jadi siapa pun yang berada di dalam mension tidak akan bisa keluar tanpa izin terlebih dahulu dari Adrian.

"Non, bagaimana ini?" Tanya Sri dengan penuh kekhawatiran.

"Ayo kita masuk." Ajak Baby, namu langkah kaki mereka terhenti kala sebagian pengawal Adrian langsung menarik Nadi dan memegang kuat kedua tangan Nadi.

"Lepaskan!" Kata Nadi, sambil mencoba melepaskan kedua tangannya dari kedua pria yang memengang nya dengan sangat erat.

"Maaf Nadi, ini perintah dari tuan Adrian." Kata salah satu pengawal.

"Nyonya Baby, Sri dan juga Afika. Kalian tidak di perbolehkan keluar walau satu langkah pun. Ini perintah dari tuan."

Baby kesal dan menyentakkan kaki nya dengan sangat keras, dan kembali kenarik tangan Afika untuk mengikutinya.

"Baby, tidak perlu menarikku. Aku capek." Kata Afika sehingga membuat Baby menghentikan langkahnya lalu melepas tanganya.

"Baiklah tunggu di sini." Kata Baby lalu berlari menaiki anak tangga menuju kamar Adrian. Di dalam kamar, Baby terus mencari kunci mobil agar bisa membawa Afika keluar dari mension, namun sialnya Baby sama sekali tidak mendapatkan kunci mobil. Hingga Baby memutuskan untuk kembali mencari kunci mobil di ruang kerja Adrian, tapi tetap saja tidak ada kunci sama sekali. Hingga mata Babt tertuju pada laptop yang saat ini sedang menunjukkan tanpilam cctv. Kini Baby menepuk jidatnya, ia lupa jika semua bagian dari mension ini sudah di pasang cctv jadi pergerakan sekecil apa pun dapat di lihat dengan jelas oleh Adrian.

Baby pun memutuskan untuk mengutak atik laptop dengan.

Lalu Baby berlari menuju Afika, menarik kembali lengan Afika. Membawa Afika ke ruangan tersembunyi. Tak lupa juga Baby memberika sebagian bekal agar jika Afika lapar Afika dapat memakan dan meminum bekal yang telah di siapkan oleh Sri.

"Jangan pernah keluar dari ruangan ini sampai aku memohon pada kak Adrian untuk melepaskan mu."

Setelah menutup pintu, Baby dan Sri keluar dari ruangan tersebut. Baby kembali masuk ke dalam ruang kerja Adrian, menghapus semua data rekaman cctv yang terjadi hari ini.

••••

"Ibu ini sudah larut. Kenapa ibu belum juga tidur?" Tanya Farah saat mendapati Siti yang masih duduk termenung sambil memegang foto Afika. "Ibu rindu Afika?" Siti menganggukkan kepalanya, entah kenapa perasaannya sejak tadi selalu mengkhawatirkan Afika.

"Apa Afika baik-baik saja di sana?" Tanya Siti dengan tatapan kosong.

"Kita doakan yang terbaik bu. Ibu lihat sendiri kan, dulu saaf Afika mampir dia baik-baik saja. Dan semoga sekarang juga begitu bu."

Jujur Farah pun juga kesal dengan Afika. Harusnya bagaimana pun keadaan Afika di sana dia tidak boleh lupa dengan tempat ia di besarkan. Bukan berarti Farah ingin memintah jatah bulanan, hanya saja Farah ingin agar Afika memberi kabar, agar Siti tidak khawatir. "Tidurlah bu, besok aku akan mencari tahu lagi tempat tinggal Afika." Kata Farah sambil menenangkan Siti.

••••

"AFIKA..." Teriak Adrian begitu sangat keras dan lantangnya, hingga siapa saja yang mendengar suara Adrian pasti langsung kaget dan takut. Tatapan mata Adrian tajam, seakan singa yang akan siap menerkam mangsanya. Aura dingin di dalam mension sangat terasa bagi seluruh penghuni mension.

Adrian berjalan dengan langkah kaki yang lebar, menaiki anak tangga. Baby yang berada di dalam kamar, hanya bisa diam tidak ingin keluar sama sekali. Karena Baby kini yakin jika Afika baik-baik saja di tempat yang ia sembunyikan.

"AFIKA!" Teriak Adrian dengan membuka pintu kamar Afika dengan sangat keras. Inggrid yang kebelutan keluar dari kamae langsung di kagetkan dengan suara bunyi pintu. Hingga Inggrid mengusap da*danya.

"Ada apa dengan Adrian?" Gumam Inggrid karena baru saja melihat Adrian yang begitu terlihat sangat marah. Padahal dulu, waktu dirinya masih berpacaran dengan Adrian tak sedetikpun Adrian menunjukkan wajah seperti itu di hadapannya. Inggrid berusaha mendekati Adrian. "Dri ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Inggrid namun Adrian sama sekali tidak menggubrisnya.

"SRI.." Panggil Adrian saat keluar dari kamar Afika. Inggrid yang berada di sana bagai angin lalu yang sama sekali tidak di anggap keberadaannya, namun Inggrid masih saja penasaran dan terus mengukuti Adrian dari belakang. "Dimana wanita itu? Di mana dia? Dimana Afika?" tanya Adrian dengan nada yang tinggi hingga membuat Sri begitu sangat takut, Sri menundukkan kepalanya menatap lantai marmer tapi tubuh Sri gemetar karena merasa ketakutan berhadapan dengan Adrian yang terkenal jika marah bisa meratakan lawannya.

"KATAKAN!"

"Sa-sa-saya tidak tahu tuan. Da-dari tadi saya hanya sibuk bekerja di dapur." Mendengar jawaban Sri membuat Adrian mengepalkan kedua tangannya, hingga Adrian memutuskan untuk bertemu dengan Nadi yang kini berada di taman belakang, dengan para penjaga yang sedang menjaga Nadi.

Lagi dan lagi. Adrian mengepalkan tangannya saat melihat wajah Nadi. Wajah pria yang telah berhasil membuat hamil wanita yang sudah ia nikahi.

Buukhhh, bukkhh, bukkkhhh..

Pukulan demi pukulan di layangkan oleh Adrian ke seluruh tubuh Nadi, juga ke wajah Nadi, hingga sudut bibir Nadi mengeluarkan darah segar, wajah Nadi bahkan sudah tak terbentuk lagi. Untung saja ada sang asisten yang menahan Adrian agar tidak lagi memukul Nadi, karena jika itu terjadi, bisa di pastika Nadi hanya tinggal nama saja.

"Katakan di mana kau menyembunyikan Afika."

1
Anonymous
ke
Rajakedang Usman
kok lama ya
Rajakedang Usman
lanjut dong
Rajakedang Usman
iya
Rajakedang Usman
lanjut dong
Iekha JQ
adrian bego yah ... masa mau turuti kemauan adiknya yg diluar nalar
Risma Eandless
Luar biasa
Diana Taslim
Lumayan
Rief Jay
washlap lah masa tisu basah sih /Chuckle/
Yusria Mumba
nyesal kan, Adrian,
Yusria Mumba
mukin lebih baik afika pergi daripada tersiksa terus
Yusria Mumba
kasiang afifa
Siti Ngaisah
yah tlng di slesaikn...ya...
Anonymous
ke
Putri Anjani
is... bukannya di atas tertulis klu Rangga itu kekasihnya... kok disini jadi perjodohan..
aish...
lama2 afika gosong kebanyakan disambar petir thor🤣
Ira
keren
Lince Nainggolan
tak seharusnya Nadi ngaku klo itu anaknya. jelas Andrian marah.
malah tbh menduga istri selingkuh dgn anak buahnya.
Yolan Sari
iyanih rio sama farah belomm
dwie
bagus alur cerita nyaa tidak berbelit happy end
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!