pura-pura cinta sudah biasa.pura-pura sayang sudah merajalela,ini pura-pura hamil adakah yang percaya?
Demi untuk menggagalkan pernikahan kakak sahabatnya,Anggun Praswari mengaku kepada orang tua Siska dan Galang bahwa sedang mengandung anak Galang.
Namun tunangan Galang tak terima bila pernikahan mereka dibatalkan,sehingga membawa Anggun ke Dokter kandungan untuk membuktikan bila Anggun hanya berbohong,saat semua kedua keluarga sudah datang dan Anggun diperiksa ternyata Anggun benar-benar hamil.Membuat Eliana tunangan Galang tak percaya,begitu juga Anggun dan Siska yang terkejut dengan hasilnya.
"Galang kamu harus segera menikahi Anggun sebelum perutnya membesar",perintah Ayah kandung Galang.
"Tidak bisa,Aku tunangan Galang,aku yakin itu pasti bukan anak Galang",teriak Eliana,membuat Siska menatap Anggun yang terdiam karena masih shock.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hardiantomy Corro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
salah paham
Anggun meluapkan rasa kesalnya dengan menceritakan kepada Siska,Siska menenangkan sahabatnya.Geli juga mendengar sahabat plus kakak ipar curhat.Tapi bukankah bila Anggun kesal itu tanda cemburu,cemburu tanda rasa cinta,Siska kembali tersenyum,"Lucu sekali pasangan ini",batin Siska,Siska berandai kapan juga dia merasakan kesal terhadap suaminya,menjadi lebih geli rasanya setiap Siska memikirkannya.
Mungkin belum waktunya Siska bertemu dengan jodohnya.
"Kamu cemburu Eliana menghubungi kak Galang?",tanya Siska,membuat Anggun berhenti mengomel.
Anggun diam sesaat,"Aku hanya kesal,aku istrinya dan El hanya mantan tunangannya",ujar Anggun kesal,Siska tertawa.
"Berarti kamu cemburu,dan artinya kamu sudah menyukai kak Galang",ucap Siska,Anggun berpikir.
"Apa iya?",tanya balik Anggun.
Siska tertawa melihat raut bingung Anggun,"Kalian ini lucu,tidak saling mengungkapkan cinta namun cemburu,"ledek Siska sambil meminum air mineral
"Kakak mu sudah menyatakan cinta padaku",jujur Anggun.
Siska tersedak,"Secepat itu?",tanya Siska terkejut.
Anggun mengangguk dan menceritakan bila selama ini Galang mencintainya namun karena Anggun terlalu fokus dengan Kenzo sehingga tak bisa memandang pria lainnya,tak perduli lebih tepatnya.
Siska seperti tak percaya jadi Eliana second choice,parahnya lagi dia sebagai adik tak tau soal itu,sungguh luar biasa kakaknya menyimpan perasaan nya sendiri tanpa ada yang tau,"Pantas saja saat kamu meminta untuk menikahinya kak Galang langsung mengiyakan",ucap Siska.
Anggun mengangguk,ponsel Siska berdering,"Iya pa,sebentar lagi Siska datang,"ucap Siska
"Ada apa?",tanya Anggun,sebab Siska segera berdiri akan beranjak.
"Disuruh berangkat kerja nona,mau berangkat bersama?",tawar Siska,Anggun menggeleng.
"Aku disini dulu",ucap Anggun.
"Oke,jangan lama-lama",ucap Siska.
Anggun mengangguk,Setelah Siska pergi hanya Anggun seorang dirumah kayu tempat yang dibangun oleh Siska dan Anggun dengan uang pribadi mereka,tanah yang tak seberapa luas itu disulap oleh Siska dan Anggun menjadi tempat favorite mereka,dari zaman putih abu-abu.
Rumah dengan konsep kayu alami,dengan pemandangan langsung ke sebuah danau buatan,tak ada yang menghuni hanya bila weekend Siska dan Anggun menyempatkan untuk singgah dan juga memperkerjakan dua orang untuk membersihkan tempat itu setiap hari.
"Apa aku benar-benar cemburu?",gumam Anggun memandang lurus,Anggun ingin meyakinkan hatinya dulu menerima Galang seutuhnya.
Ponselnya berdering beberapa kali namun tidak Anggun angkat,Anggun menghela nafas,rasa kesalnya belum hilang.
"Aku hanya tidak mau bila Kak Galang menjadi pelarianku,aku ingin mencintainya seperti aku mencintai Kenzo,sebab aku belum bisa melupakan Kenzo,walaupun memang Kenzo tak pernah menerimaku,tapi sulit melupakannya",batin Anggun menatap kearah danau.
"Maafkan mama nak,belum bisa mencintai papa mu",lirih Anggun mengusap perut ratanya.
"Mungkin ini bukan cemburu tapi efek hormon kehamilannya",batin Anggun.
Hari ini Anggun tak semangat bekerja,dia mengirim pesan untuk Galang tidak masuk kerja kemudian mematikan ponselnya.
Galang dikantor uring-uringan,imbasnya pegawai yang terkena amarahnya.
"Revisi semua,tidak becus",hardik Galang menyebar lembar-lembar kertas,pegawai tersebut memunguti lembar-lembar kertas kemudian keluar ruangan dengan wajah pucat pasi.
Siska mengetuk pintu ruangan Galang dan membukanya,terlihat sang kakak sedang memijit kedua pelipisnya dengan satu tangan,"Ada apa!!",bentak Galang tanpa menoleh.
"Galak amat",gerutu Siska.
Galang berdecak dan juga acuh,Siska memberikan sebuah alamat,"Anggun disitu",ucap Siska berhasil membuat Galang berbinar,namun kembali redup saat papa nya mengajak bertemu klien,selama bertemu klien pikiran Galang tak fokus,hanya angin lalu saja apa yang diucapkan klien kerjanya,pikiran Galang tertuju kepada Anggun,istri tercintanya,wanita yang mampu memporak porandakan hati serta moodnya wanita yang belum genap satu minggu ia nikahi,wanita yang kini sedang mangandung benihnya.
"Kenapa lama sekali",gerutu Galang.
Papa Adi hanya menatap tajam putra sulungnya tersebut,Galang menghela nafas mencoba untuk fokus.
Setelah selesai Galang tanpa basa-basi segera melajukan kendaraannya ke alamat yang ditulis Siska.
"Maafkan aku sayang membuatmu marah,aku harus lebih peka lagi menjaga perasaanmu",gumam Galang menyesal.
"Maaf sayang,aku akan menyalahkan diriku sendiri bila terjadi sesuatu denganmu dan calon anak kita",gumam Galang.
Galang sampai di alamat yang dituju,Galang melihat sekeliling,sebuah rumah kayu berada ditepi sebuah danau berpagar bambu khas rumah pedesaan tempo dulu.
Galang melangkahkan kakinya ternyata sang istri tengah duduk sambil memandang kearah danau,"Siapa itu?",tanya Anggun.
Galang segera menghampiri istrinya,meraih tubuh sang istri untuk masuk kedalam pelukannya,"Kenapa kakak disini?",tanya Anggun tak suka.
"Menurutmu?",tanya Galang.
Anggun cemberut mengambil tas dan akan pergi,"Tunggu dulu,aku akan menjelaskan",ucap Galang menahan pergelangan tangan Anggun.
"Tidak perlu kak,aku tau kok,memang benar kak Galang dulu mencintaiku namun yang mengisi hari-hari kak Galang selama ini Eliana,jadi wajar kalau kakak belum bisa melupakannya",ucap Anggun.
"Sayang bukan begitu",ucap lembut Galang.
"Sayang apanya,mantan menghubungi langsung ditemui",gerutu Anggun membuat Galang tersenyum.
"Kamu cemburu?",tanya Galang.
"Siapa yang cemburu,mana ada aku cemburu",ucap Anggun menyangkal.
"Sini dulu",ucap lembut Galang mengajak Anggun duduk sebentar agar tak jadi salah paham
Anggun berdecak tak suka,namun menurut,"Aku sama sekali tidak menemui Eliana,tadi Kenzo yang menghubungi ku menggunakan nomor El,mereka hanya berpamitan dan mengucapkan terimakasih",ucap Galang.
Galang mengelus surai Anggun,"Aku itu mencintaimu,bukan yang lainnya",sambung Galang.
Anggun menghela nafas,"Maaf aku belum bisa membalas cinta mu",ucap Anggun.
"Tidak apa,perlahan saja asal kita selalu bersama aku yakin lama-lama kamu akan cinta padaku",ucap Galang sabar.
"Aku usahakan",ucap Anggun.
Galang mengamati sekitar,"Aku baru tau ada tempat seperti ini",ujar Galang
"Ini tempat rahasia ku dan Siska,dan sekarang tidak jadi rahasia lagi,karena kamu sudah tau",ucap Anggun.
Galang tersenyum sambil mengelus kepala Anggun,"Maaf",ucap Galang.
"Memang salah mu padaku apa?",tanya Anggun,Halang seperti merutuki karena salah bicara,akan makin panjang ini,kenapa dia spontan bilang maaf juga.
"Banyak,"ucap Galang sekenanya.
"Aku jadi curiga kalau kamu tadi benar-benar menemui Eliana",ucap Anggun memicingkan matanya.
"Astaga,tidak Anggun,sama sekali aku tak pernah menemuinya,terakhir kali saat kita memeriksakan kandunganmu itu",jelas Galang.
"Terus maaf karena apa?",tanya Anggun.
"Karena membuatmu marah dan kesal,aku sudah menghapus kontak El,bahkan memblokirnya",ucap Galang dia tau mood ibu hamil bisa berubah-ubah,mungkin Galang yang merasakan morning sickness,namun Anggun tetap merasakan sensitive nya karena hormon kehamilan.
"Kamu tau aku kesal?",tanya Anggun Galang mengangguk mengiyakan,Anggun speechless.
Galang pun tau kalau istrinya ini cemburu namun dari pada salah bicara lagi,lebih baik cari aman.