Sugar Baby

Untuk komentar hampir saya baca semua ya kak, terimakasih atas dukungan nya dan terus setia pada Novel saya,maaf saya tidak bisa balas satu-satu tapi saya mengucapkan terimakasih tak terhingga pada semua pembaca setia saya😚😚.

*****

Daniel berusaha memejamkan mata nya tapi kelebatan bayangan Hanum yang sedang bersedih tiba-tiba muncul lagi di benak nya membuat lelaki mapan itu tidak bisa tertidur.

"Aneh,kenapa bayangan Hanum semakin nyata ya" batin Daniel, sampai dia terlarut dalam khayalan nya membayangkan sosok Hanum mulai dari ketus nya,bawel nya dan sedih nya semua berputar seperti kaset kusut di otak Daniel.

Daniel menghela nafas panjang seperti nya dia tidak akan bisa tidur malam ini apalagi Susan sudah pergi ke Jogja.

Daniel menghabiskan waktu nya dengan merokok di balkon kamar,dia tak berniat menghubungi Hanum karena takut mengganggu tidur perempuan itu.

Suara kokok ayam sayap-sayap terdengar menandakan pagi sudah datang menjelma, matahari dengan malu-malu mulai muncul,Daniel sedang tertidur pulas, karena baru pukul empat subuh dia baru bisa memejamkan mata nya.

Sementara Hanum sudah rapi hari ini dia akan ke salon bersama Vani, mereka ingin menghabiskan akhir pekan dengan memanjakan diri.

"Ponsel nya di matikan saja Num" ujar Vani

"Kenapa?"

"Nanti malah Aditya menghubungi kamu,kita mau senang-senang kan hari ini,bukan meladeni dia"

"Iya Van,aku sedang tidak mau di ganggu mumpung om Daniel ada istri nya jadi aku bisa memanjakan diriku"

"Ya,aku juga begitu om Roni sedang di Singapura pengobatan istri nya" sahut Vani

****

Daniel membuka mata nya perlahan dia merasa sedikit pusing mungkin karena semalam kurang tidur tapi mata nya enggan untuk terpejam lagi.

Daniel segera bangkit dan kekamar mandi setelah mandi Daniel segera turun untuk sarapan.

"Papa nggak ke kantor?" tanya Aditya

"Ini hari Minggu" sahut Daniel

"Biasanya papa di kantor mulu,biar pun hari Minggu"

"Sedang tidak ada pekerjaan"jawab Daniel lagi

"Bagaimana dengan kuliah mu boy? apa baik-baik saja,papa sudah lama tidak melihat nilai mu"

"Bagaimana papa mau lihat nilai ku papa dan mama jarang di rumah,kalian sibuk dengan urusan masing-masing" sindir Aditya

"Semua ini juga untuk masa depan kamu"

"Pa,masa depan seperti apa yang akan papa berikan untuk ku? aku rasa papa sudah cukup kaya raya,apa tidak ada sedikit waktu untuk ku seperti dulu?"

"Dit,papa cari uang!" bentak Daniel

"Mama??"

"Oma mu sakit dit di Jogja,apa kamu tidak sedikit pun kasihan melihat mama mu bolak-balik mengurus kamu,papa dan Oma,hargai lah Dit,kamu sudah besar jangan merengek seperti anak lima tahun"jelas Daniel

Aditya memang sudah besar tapi dia juga butuh sosok mama dan papa yang selalu ada untuk nya, Aditya ingin mengenalkan perempuan yang dia sukai pada mama dan papa nya,tapi mereka sama sekali tidak punya waktu untuk Aditya.

"Maaf papa terlalu keras tapi suatu saat kamu akan mengerti dit" lanjut Daniel tapi Aditya malah meninggal kan meja makan membuat Daniel mengusap wajah nya kasar, kepalanya benar-benar ingin pecah saat ini.

Daniel mencicipi makanan yang tersedia tapi sama sekali tidak ada rasa di lidah nya.

"Bik....Bik......" pekik Daniel

"Iya tuan"

"Kenapa roti nya tidak enak,apa selai nya sudah basi?" tanya Daniel

"Tidak tuan itu selai seperti biasa nya dan masih bagus" jawab pembantu Daniel.

Daniel juga mencicipi kopi nya terasa sangat pahit tidak seperti buatan Hanum yang nikmat.

"Tidak ada yang enak di rumah ini" kesal nya membuat sang pembantu terdiam.

Daniel segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Roni tapi sahabat nya itu sekarang sedang terbang ke Singapura untuk pengobatan sang istri.

Tidak ada cara lain Daniel terpaksa ke apartemen untuk menemui Hanum saat ini perempuan itu lah yang menjadi penyebab kekacauan dalam diri Daniel.