Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 18.
Sebuah mobil sudah menunggu Julia dan Harry di luar pintu gerbang Mansion.
Pintu mobil terbuka saat mereka menghampiri mobil tersebut, dan keluarlah seorang gadis dari dalam mobil seumuran dengan Julia.
"Tante Tina!" teriak Harry begitu melihat gadis itu.
"Oh, keponakan ku sayang!" sahut Tina sahabat Julia berlari memeluk Harry.
Tina dan Harry saling berpelukan dengan eratnya.
"Ponakan tante sudah semakin tinggi, sebentar lagi sudah bisa masuk sekolah!" ujar Tina mengelus kepala Harry.
"Iya, kalau aku sudah besar nanti, aku mau bantu Mama di restoran!" ucap Harry dengan gembira, lalu melepaskan pelukannya.
"Anak pintar, kamu sayang sekali sama Mama ya!" kata Tina sembari tersenyum, lalu berdiri tegak setelah Harry melepaskan pelukan mereka.
"Iya dong, Mama yang paling aku sayang, aku akan melindungi Mama kalau aku sudah besar nanti!" ujar Harry sambil berjalan masuk ke dalam mobil.
Tina kemudian mengemudikan mobil meninggalkan depan pintu gerbang Mansion Lucas.
"Bagaimana perjalananmu hari ini nak?" tanya Tina, lalu melirik Harry melalui kaca spion.
"Perjalanan naik pesawat menyenangkan, tapi sampai di bandara kami di culik!" sahut Harry.
Mendengar perkataan Harry, tiba-tiba Tina gugup mengemudikan mobilnya.
Tina melirik ke kaca spion, tampak Julia menatapnya dengan tajam.
Tina merasakan punggungnya terasa dingin, aura Julia terasa membuat Tina merinding.
"Kami di paksa naik ke dalam mobil yang mewah, lalu kami di bawa ke rumah yang begitu besar dan megah, eh...ternyata itu rumah Papa, aku tidak menyangka akhirnya bertemu dengan Papa, dan.........!" Harry bicara terus menceritakan perjalanan nya tanpa berhenti.
Sementara itu Tina sudah tidak fokus lagi mendengarkan apa yang di bicarakan Harry, karena dia merasa bersalah pada Julia.
Mobil itu tidak berapa lama perlahan memasuki pelataran sebuah restoran untuk kalangan menengah ke bawah.
Restoran terlihat masih sibuk, dan masih di penuhi oleh pelanggan dan costumer.
Restoran itu baru buka sebulan ini, dan masih melakukan harga promosi karena lagi tahap memperkenalkan restoran untuk mencari pelanggan tetap.
Selama pelariannya, Julia dan Tina membuka restoran di kota kecil tempat persembunyian mereka.
Menggunakan uang pemberian Lucas untuk kelangsungan hidup mereka, dan tidak di sangka restoran mereka sangat laris.
Julia memang tidak terlalu pintar memasak, tapi dengan belajar memasak, dan mencoba membuat menu masakan baru ala restoran, lama kelamaan Julia jadi pintar mengolah berbagai macam menu masakan.
Awalnya demi anak di dalam perutnya yang sedang bertumbuh, Julia tidak ingin cepat putus asa, agar bisa menafkahi anaknya setelah melahirkan.
Restoran semakin berkembang, hingga seorang pelanggan mengusulkan untuk membuka cabang di kota asal mereka.
Pelanggan tersebut mempunyai seorang teman yang ingin menjual cafe siap sajinya, karena kurang begitu laris.
Dan, akhirnya mereka pun membeli cafe itu dan menyulapnya menjadi sebuah restoran.
Julia berpikir sudah begitu lama menghilang, pasti Tantenya tidak akan mencarinya lagi.
Tapi, dia tidak menduga kalau ada orang lain yang sedang mencari dirinya sejak dia melarikan diri.
Dari awal Julia melarikan diri, gadis itu tidak pernah sedikitpun untuk mengingat lagi kejadian yang terjadi padanya.
Dan bahkan tidak ingin bertemu lagi dengan sosok pria yang telah memperkosanya.
Siapa sangka ternyata pria itu mengingat terus dirinya, semenjak dia melarikan diri.
Setelah mobil terparkir dengan benar, mereka bertiga keluar dari mobil.
Tina menggenggam tangan Harry, dan di sambut Harry dengan erat memegang tangan Tina.
Mereka masuk ke dalam restoran, dan langsung di sapa Pelayan yang melihat Julia masuk ke dalam restoran.
"Nyonya...!" panggilnya dengan sopan.
"Iya!" jawab Julia menganggukkan kepalanya.
Tujuan Julia kembali ke kota mereka untuk memantau perkembangan restoran, apakah perkembangannya memenuhi target.
Dan, apakah kira-kira keuntungannya bisa untuk menggaji para pelayan restoran, juga menutupi untuk membelanjakan keperluan bahan-bahan baru.
Sebagai Bos dan kepala koki, Julia harus bisa memperhitungkan untung dan rugi restoran yang di bukanya, agar restoran jangan sampai memiliki kerugian yang membuat restoran bangkrut.
Bersambung....
buat kepala👍👍👍
cerita ini bagus bangt...