NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Naomi yang larut dalam kesedihan seketika tersadar bahwa ia sedari tadi memeluk tubuh tegap Yudistira. Naomi melepaskan pelukan itu dengan gugup. Bisa-bisanya ia nyaman dengan pelukan bosnya. Naomi menghapus sisa-sisa airmata yang ada di wajahnya. Ia tidak boleh terlihat menyedihkan nanti Yudistira akan semakin kasihan padanya.

“Maaf.” Naomi merasa tidak pantas memeluk Yudistira. Orang yang selama ini telah direpotkannya. Namun Yudistira tidak menghiraukan ucapan tersebut. Ia malah mengatakan hal yang lain.

“Apa perlu saya tegur kakak kamu agar tidak membuat masalah lagi?” Yudistira gemas sekali ingin menampar wajah Cassandra. Ia tidak habis pikir ada seorang kakak yang seperti itu.

“Tidak perlu kak, aku bisa hadapi semua ini sendirian. Aku nggak mau repotin kakak lagi.” Ujar Naomi tidak ingin Yudistira terlibat lebih jauh.

“Kalau ada apa-apa jangan ragu mendatangi saya.” Jujur Yudistira penasaran dengan masalah yang terjadi di keluarga Naomi. Kenapa ibu dan kakak Naomi seakan membenci gadis itu? Memang gadis kecil itu memiliki salah apa? Andai saja Naomi tidak bertemu dirinya. Yudistira tidak bisa membayangkan hidup seperti apa yang akan Naomi jalani. Dimana gadis kecil itu akan tinggal? Kisah hidup Naomi lebih rumit dari cerita Cinderella.

“Aku mau ke dapur dulu kak.” Naomi pamit untuk kerja kembali. Ia tidak boleh sedih lagi. Jika ia sedih bagaimana ia bisa bertahan hidup di dunia yang kejam ini? Jika ia terus bersedih maka orang-orang akan terus menindasnya. Naomi harus kuat. Jika suatu saat nanti ibunya datang maka ia harus berani menghadapi.

***

Naomi memutuskan pulang sendiri, ia bersembunyi-bunyi hingga Yudistira tidak bisa menemukannya. Ia ingin menyendiri, karena peristiwa tadi. Naomi kembali mengingat ayahnya. Naomi merindukan sang ayah. Andai saja

ayahnya masih hidup maka Naomi tidak perlu hidup seperti ini. Kenapa Tuhan begitu jahat padanya? Kenapa Tuhan mengambil orang yang paling Naomi sayangi? Apa dirinya tidak pantas bahagia hingga Tuhan menghukumnya sedemikian rupa?

Naomi duduk di salah satu ayunan taman. Mungkin karena malam taman ini sepi. Dulu ayahnya suka mengajaknya main ke tempat ini lalu mendorong ayunan untuknya. Naomi menangis mengingat masa-masa itu. Airmatanya mengalir membasahi pipinya. Sekarang ia tidak bisa mengulang masa-masa indah itu. Angin malam berhembus untung saja Naomi mengenakan Hoodie merah kesayangannya. Hadiah terakhir pemberian ayahnya sebelum meninggal.

Bintang di langit berkelap-kelip menemani kesendirian Naomi, kemudian ia mengambil korek api dari saku dengan tangan bergetar sambil menahan tangis. Kemudian Naomi menggesek batang korek api hingga mengeluarkan

nyala api. Naomi berharap ia bisa hidup bersama ayahnya kembali. Jujur Naomi kesepian, bahkan orang yang memiliki hubungan darah dengannya malah membencinya berkali-kali lipat bahkan tak pernah membiarkannya

hidup bahagia. Andai saja hanya dengan meniup api ini impiannya bisa terkabul. Naomi hanya ingin ayahnya kembali.

Hembusan napas Naomi memadamkan api. Rasanya hati Naomi lebih tenang setelah melakukan itu. Ia kembali menyimpan korek tersebut ke dalam sakunya. Setelah itu Naomi hendak menggerakkan ayunannya. Namun ada tangan lain yang mendahuluinya. Yudistira berdiri di belakang Naomi memegang kedua tali ayunan yang pegang gadis itu.

“Kak Yudis.” Naomi kaget mendapati sosok Yudistira. Kenapa bisa Yudistira menemukannya? Padahal Naomi sudah secara sembunyi-sembunyi pergi dari cafe tadi. Apa Yudistira mengikutinya secara diam-diam? Ternyata percuma menghilang sebentar dari pengawasan pria ini.

“Biar saya yang dorong.”

“Seharusnya tadi kamu bilang saja kalau mau kesini jangan sembunyi-sembunyi. Saya akan menemanimu.”

Deg!

Jangan bilang kalau Yudistira mengikutinya sedari tadi. Berarti Yudistira tahu apa yang Naomi lakukan tadi termasuk menangis disini sendirian. Belum sempat Naomi membalas Yudistira lebih dahulu mendorong ayunan yang Naomi naiki. Membuat gadis itu berayun-ayun ke arah langit malam yang dipenuhi bintang.

Naomi yang awalnya gugup lama kelamaan menikmati ayunan dari Yudistira. Ia seperti melihat sosok ayahnya di diri Yudistira. Sosok yang selalu ada disaat ia sedih dan terluka. Sosok yang membuat Naomi kuat.

Dibawah langit berbintang itu, Naomi tersenyum bahagia untuk kali pertama setelah kematian ayahnya.

****

Setelah pulang dari taman, mereka pulang bersama. Naomi mengerjakan tugas sekolah terlebih dahulu sebelum tidur. Sekarang ia berbaring di kamar, tubuhnya pegal sekali sehabis bekerja dan mengejarkan tugas. Ia membuka

pesan di ponselnya. Kemudian ia berniat menyapa di grup Pandawa. Naomi harus berterimakasih pada mereka karena telah bersedia membantunya. Jika ia hanya diam di grup Naomi takut dibilang sombong.

Hai selamat malam semua :)

Naomi kira pesannya akan diabaikan ternyata perkiraannya salah. Malah ia disambut dengan begitu hangat.

-Sadewa-

Malam kakak ipar, akhirnya keluar juga dari persembunyiannya.

-Nakula-

Mlm jg,

-Bima-

Malam kakak ipar kecil yg cantik.

Baru saja Naomi ingin membalas namun nomernya sudah lebih dahulu dikeluarkan oleh Yudistira dari group obrolan. Hal itu membuat Naomi kaget. Apa dirinya membuat kesalahan?

-Yudistira-

Jgn bales pesan ank nakal

Kening Naomi berkerut apa maksud Yudistira. Siapa anak nakal itu? Tepat saat itu pula Bima mengirimnya pesan.

-Bima-

Kakak ipar kecil maafkan suamimu, dia tadi mengeluarkanmu karena cemburu padaku.

Pipi Naomi merona memanas membaca kata suami yang Bima tulis. Memang sejak kapan Naomi dan Yudistira sudah menjadi sepasang suami istri. Dasar anak nakal! Pasti

anak nakal yang Yudistira maksud adalah Bima. Naomi tidak membalas pesan

kedua orang itu. Ia lebih memilih untuk tidur. Naomi jadi memikirkan

kalimat yang Bima tulis. Apa benar Yudistira cemburu? Bukankah cemburu

itu tanda cinta? Apa Yudistira mencintainya? Tanpa sadar Naomi

tersenyum, namun senyum itu lenyap ketika ia mengingat betapa berbedanya

ia dengan Yudistira. Mereka tidak akan mungkin bisa bersama.

****

Naomi sengaja berangkat sekolah pagi sekali untuk menghindari Yudistira. Naomi takut perasaannya

pada pria itu semakin dalam disaat ia tahu, ia tidak akan pernah bisa memiliki pria itu. Naomi duduk di kursinya sambil memeriksa PR yang semalam ia kerjakan.

Ruang kelas masih sepi hanya ada beberapa orang saja. Kebanyakan yang datang pagi karena mendapat jadwal piket. Disaat itu pula Nara datang, gadis itu berlari-lari mendekat ke arah meja Naomi dengan ceria. Naomi tahu pasti Nara menagih janji untuk bertemu Pandawa. Untungnya hari ini hari berlatihnya ia naik motor. Jadi ia bisa mengajak Nara sekaligus agar ia tidak canggung didekat cowok-cowok itu.

“Naomi, ke kantin yuk. Laper aku belum sarapan.” Rengek Nara.

Naomi menimbang-nimbang sebentar. Lalu ia menutup buku tugasnya menyimpannya di kolong laci meja.

“Oke, aku juga laper.”

“Yey... Nanti sore jadikan liat pandawa.”

“Jadi kok. Aku kan udah janji sama kamu.” Mereka beranjak keluar kelas menuju kantin sambil berbincang.

“Nggak sabar banget ketemu Sadewa. Akhirnya dari seribu purnama aku bisa dipertemukan oleh Dewaku.” Naomi terkekeh mendengar ocehan ajaib Nara. Temannya ini benar-benar terobsesi dengan Sadewa. Andai saja Nara tahu seperti apa Sadewa, pasti gadis itu akan mundur. Sadewa itu jail dan kekanak-kanakan meski tidak sebesar Bima.

Naomi dan Nara memesan nasi uduk untuk menu makan mereka ketika sampai di kantin. Mereka duduk berdampingan memakan nasi uduk dengan khidmat. Naomi tadi tidak sempat sarapan apapun karena berangkat terlalu pagi, biasanya ia akan makan roti bakar atau minum susu tapi tadi tidak sempat ia takut Yudistira datang cepat.

“Denger-denger kemarin kamu direbutin tiga cowok ya?” pertanyaan Nara membuat Naomi teringat kejadian kemarin. Ia seperti menonton drama karena ulah ketiga manusia aneh itu.

“Cuma ada masalah sedikit. Lagian mana mungkin mereka nggak suka sama aku kok.” Kilah Naomi.

“Masalah apa?” Naomi diam, ia tidak ingin Nara tahu perihal taruhan balapan motornya dengan Vano.

“Vano sama Leo berantem aku mau pisahin gitu, tahu sendirikan si preman Leo dia suka cari masalah. Kebetulan Yudistira datang jemput aku buat kerja soalnya udah terlambat banget.” Naomi menejelaskan dengan singkat. Nara tidak puas, ia merasa ada yang mengganjal. Namun karena ia tidak ada di TKP Nara hanya bisa mengangguk.

“Aku harap kamu nggak ada masalah sama Vano. Kata kakak aku, Vano itu pendendam.”

“Kakak kamu?”

“Iya temen sekelas kakak aku tapi nggak deket.”

“Oh.”

Selesai makan mereka kembali ke kelas. Kebetulan sekali bel masuk berbunyi. Mereka langsung kembali ketempat duduknya. Naomi merogoh kolong meja mencari buku tugas yang akan ia kumpulkan nanti.

Deg!

Naomi tidak menemukan apapun di kolong meja. Tubuh Naomi kaku, ia menunduk mencari buku tersebut lagi tapi sia-sia tidak ada jejaknya. Kemana perginya buku tugasnya? Ia ingat betul ia tadi menaruh di kolong meja. Sebentar lagi guru datang, pasti akan langsung disuruh mengumpulkan. Bagaimana ini jika Naomi tidak mengumpulkan pasti ia akan di hukum bukan hanya itu citranya akan menjadi jelek di depan gurunya. Rasanya Naomi ingin menangis mengetahui hal ini. Tidak mungkin buku tersebut hilang sendiri, pasti ada yang mengambilnya tapi siapa?

****

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!