Mommy Untuk Anak Duda

Bruk!

Sendal yang lumayan berat dan tebal mengenai kepala lelaki yang hampir menabrak Xaviel.

"Arrk," teriak lelaki itu memekik dan menoleh ke orang yang melemparinya sendal.

Gracel beranjak berdiri lalu maju, dia melipat tangannya di depan dada lalu memakai sendalnya kembali.

"Punya mata? Tau ini di tempat umum?" tanya Gracel.

"Taulah!" jawab lelaki itu ketus.

"Kalau tau ngapain main ponsel? Lo tau anak gue hampir lo tabrak, sialan," celetuk Gracel mengampiri putranya yang diam. Dia menggendongnya.

"Lain kali kalau jalan jangan asik main ponsel takutnya banyak korban setelah ini, untung aja anak gue gak lo tabrak. Kalau dia terjatuh dan terluka sedikit saja gue pastiin bukan sendal lagi yang bakal lo dapat, tapi ruang ICU," ngegas Gracel.

Lelaki yang masih muda itu, menunduk merasa bersalah. "Maaf kak."

Gracel mengangguk. "Pergilah, lain kali jangan mengulanginya! Jangan bermain ponsel saat di jalan!" peringat Gracel.

Lelaki itu mengangguk lalu pergi dari sana.

"El, gak apa-apa, sayang?" tanya Gracel.

Xaviel menggeleng. "El, gak apa-apa mommy," jawab Xaviel memeluk leher sang mommy.

"Wah istri gue memang super hero," puji Revandra tepuk tangan.

"Siapa, istri mas?" tanya Gracel menaikan alisnya.

Revandra menutup mulutnya sendiri. "Maksudnya cewek gue, keceplosan sayang. Kan sebentar lagi, jadi gak apa-apa!"

"Masalah lah! Gak cocok dapat gelar istri tapi belum di nikahi," sindir Gracel pergi dari sana.

Revandra diam sesaat lalu mengejar mereka.

"Yaudah, besok kita langsung nikah aja sayang," teriak Revandra.

Gracel tersenyum memasuki mobil mendudukan anaknya di jok belakang.

Revandra ikutan masuk kedalam mobil sambil ngos-ngosan, Gracel pun menyodorkan sebotol air.

Revandra mengambilnya lalu menenguknya, sehingga jangkuknya naik turun.

Gracel yang melihatnya tidak henti-hentinya menelan salvinnya, duda anak satu tersebut memang sangat meresahkan bagi Gracel.

"Sayang? Kamu kenapa?" tanya Revandra membelai pipi Gracel.

Gracel seketika tersadar langsung membuang pandangannya keluar jendela.

Revandra terkekeh mengibarkan rambutnya kebelakang membuat Gracel yang melihatnya di pantulan kaca terpana bercampur kesal.

Apa lelaki itu sengaja menggodanya?

Revandra pun melajukan mobilnya melewati pemandangan yang indah di jalan kota jakarta.

Dia mecolek tangan Gracel membuat gadis itu tersentak lalu menoleh.

"Mas?"

Lekaki itu hanya tersenyum lalu mengelus tangan kekasihnya.

Gracel sama sekali tidak risih dengan sentuhan Revandra dia menikmati helusan-helusan lembut yang di lakukan lelaki tersebut. Gadis itu sudah tertidur dengan nyenyak dengan angin sepoi-sepoi yang mengenai wajah cantiknya.

"El," panggil Revandra pelan membuat anaknya yang duduk di belakang menyahut.

"Kamu tau besok hari apa?" tanya Revandra.

"Hali labu, daddy," jawab Xaviel.

"Yah daddy tau besok hari rabu, tapi kamu tau, hari raya apa besok?"

Xaviel menggeleng.

Revandra memberhentikan mobilnya lalu berbalik belakang, membisikan sesuatu pada putranya.

Xaviel mengangguk dan tersenyum. "Ok daddy beles." Xaviel memberikan jempolnya pada sang daddy.

Revandra tersenyum lalu saling tos dengan anaknya.

Beberapa menit kemudian pun mereka sampai di rumah. Revandra menggendong tubuh Gracel masuk ke dalam rumah, gadis itu memang suka sekali cepat tidur kalau sedang di perjalanan.

Revandra menidurkan gadis itu di ranjang. Dia tersenyum tanpa beranjak dan melepaskan tangan Gracel yang sedang memegang lengannya.

Revandra menyium agak lama kening kekasihnya. "I love you," bisik Revandra, beralih menyium pipi putih Gracel, gadis itu tidak terusik sama sekali.

Dia melepaskan lengan Gracel dan memakainya selimut, setelahnya dia beranjak keluar dari kamar.

"El ayo cepat," panggil Revandra pada anaknya.

Xaviel berlari memasuki kamar daddynya, setelahnya dia menguncinya.

Revandra menaiki ranjang dan di ikuti oleh anaknya.

"Gimana daddy?" tanya Xaviel.

"Gini." Revandra memperlihatkan gambar dari tapletnya.

Xaviel manggut-manggut mengerti.

"Kamu siap, nak?" tanya Revandra membuat anaknya mengangguk.

"Kita jalankan besok, setelah kamu pulang les, yah!"

"Ya daddy, beles." Anak itu mengangguk lagi dan lagi.

Mereka kembali tos, lalu tersenyum devil.

Entah apa yang di rencanai anak dan daddy tersebut.