NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:61.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 4

"Sorry Rea ... Tadi aku ...."

Rea menempelkan jari telunjuknya pada bibir Jayden, membuat lelaki itu seketika terkesiap.

Kedua mata elangnya menatap Rea yang sedang memeriksa penampilannya dari ujung rambut hingga kaki.

Rea mengusap dagunya, merasa ada yang kurang dengan penampilan pria tampan di hadapannya ini.

"Jayden."

"Hm?" sahut Jayden santai, padahal jantungnya sedang berdegup kencang sejak jemari Rea menyentuh bibirnya tadi.

"Senyum," ucap Rea menarik kedua sudut bibir Jayden hingga membentuk senyum samar.

"Jayden, aku mau minta tolong sama kamu. Dengerin baik-baik, ya." Rea menarik Jayden mendekat, lalu lelaki itu sedikit membungkuk padahal Rea sedang memakai stileto sepuluh senti.

"Wait, kamu mau kita pura-pura pacaran? Lagi?"

Rea mengangguk dengan senyum memohon.

Jayden menggeleng, raut wajahnya sudah terlihat ingin menolak, tapi Rea kembali menarik-narik lengan kemeja Jayden dan memasang wajah memelas.

"Please ..." Mohonnya sekali lagi.

Pria tampan itu menghela napas lalu, sedikit melirik pergelangan tangannya untuk memeriksa waktu.

"Nggak lama, kan?"

Rea menggeleng cepat.

"Okay."

Rea mengerling, bibirnya mengulas senyum lega. Lalu sebelah tangannya menarik lengan berotot Jayden, dan bergelayut manja di sana.

"Ceritanya, malam ini kita pacaran, meskipun cuma pura-pura. Jadi, harus mesra. Iya kan, Jayden sayang," katanya genit, dengan kedipan sebelah mata.

"Whatever you want, ma'am," desah Jayden sambil memutar bola matanya.

÷÷÷÷÷

"Al, tunggu sebentar, ya. Mungkin Rea masih di jalan." Altan hanya tersenyum saat menerima pesan singkat dari Selena, maminya Rea.

Pria itu membalas pesan dari calon ibu mertuanya dengan bahasa yang sopan. Walau bagaimanapun, dia harus menjaga sikap dengan wanita sekelas Selena, istri dari pengusaha retail ternama di Jakarta.

Sedangkan Altan, yang bernama lengkap Altan Bagaskara itu adalah seorang pengusaha muda yang kelak akan mewarisi perusahaan Ayahnya. Pedro Bagaskara. Salah satu rekan bisnis Benyamin Handoko Aldinaya ayahnya Rea.

Sejujurnya, Altan malas sekali menghadiri acara kencan buta seperti ini. Kalau bukan karena ayahnya Pedro, tak mungkin mau datang. Juga karena iming-iming posisi jabatan tinggi di perusahaan, membuat Altan mau duduk manis di restoran menunggu perempuan yang akan dijodohkan dengannya.

Tak lama kemudian suara ketukan stileto yang semakin mendekat membuyarkan lamunan Altan.

Lelaki tampan dengan penampilan classy itu menaikkan tatapannya, pada sosok cantik yang bergelayut manja pada lengan lelaki yang melihatnya dengan tatapan tidak suka.

Rea sempat kehilangan fokus saat matanya beradu tatap dengan Altan. Pesona lelaki dengan mata almond itu seketika membiusnya.

Perlahan gelayut tangannya di lengan Jayden mengendur, membuat Jayden melirik tajam ke arah Rea.

Sejenak Altan berdehem, untuk memecah keheningan.

"Ehm, kamu ...."

"Clareance Nuansa Aldinaya," refleks Rea mengulurkan tangannya pada laki-laki tampan di hadapannya. Seolah dia lupa bahwa Jayden masih berdiri di sebelahnya.

"Altan Bagaskara." Lelaki itu menyebutkan nama, dengan suaranya yang mampu membangkitkan gairah di dalam diri Rea.

"And ... who is he?" Sorot mata Altan mengarah pada Jayden.

Baru saja Jayden ingin membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Altan, tiba-tiba saja Rea menyela.

"Oh, he's my friend," sahutnya cepat, sambil melirik ke arah Jayden dengan senyum penuh arti. Seolah Rea ingin mengatakan pada sahabatnya itu, bahwa rencana mereka untuk pura-pura pacaran sudah dibatalkan!

Seketika raut wajah Jayden berubah kesal.

"Ehm, permisi sebentar," ucap Rea lagi, sambil berbalik dan menarik Jayden sedikit menjauh.

"Jayden, tadi kamu bilang ada janji sama Tante Amaya, kan? Ya sudah sana pulang."

"Kamu ngusir aku?"

"Nggak, Jayden. Come on, you know me. Buat apa aku ngusir kamu."

"Terus, ini apa namanya?"

"Ya, kamu lihat sendiri kan tadi. He's so handsome. Oh, my God! Aku nggak mungkin nolak cowok sekeren dia, Jayden. Tumben mami nggak salah pilih," jawab Rea tanpa mempedulikan perasaan Jayden.

"Lebay, ya sudah aku pulang. Percuma aku jauh-jauh ke sini." Sinis Jayden. Bibirnya menipis.

"I'm sorry, i'll call you," bisik Rea sambil mengusap dada bidang sahabatnya yang tampan itu.

"Nggak perlu," dengus Jayden sambil berbalik meninggalkan restoran.

÷÷÷÷÷

"Kenapa telat sih, Jayden. Kasian tuh si Gita, sudah nungguin dari tadi," gerutu Amaya saat membuka pintu untuk putranya.

Kening Jayden mengerut mendengar nama asing yang tadi di sebut oleh Mamanya.

"Gita siapa, Mam?"

"Itu loh, temannya Kaluna. Sekantor sama adikmu. Namanya Brigita. Cantik loh, Jayden." Amaya mengulas senyum, sambil menggandeng tangan Jayden berjalan pelan menuju ruang makan.

"Tumben Kaluna bawa teman cewek. Mau ngapain? Nobar?"

"Ya mau dikenalin sama kamu lah."

Seketika langkah Jayden berhenti. Lelaki itu menatap malas pada Mamanya.

"Mam, jangan mulai, deh. Berapa kali Jayden bilang, Jayden nggak suka dijodoh-jodohin," gerutunya dengan nada kesal.

Suasana hati Jayden memang lagi buruk gara-gara melihat wajah bahagia Rea saat menatap laki-laki di restoran tadi. Rasanya dia ingin sekali menendang laki-laki bernama Altan Bagaskara itu. Menjauhkannya sejauh mungkin dari Rea.

"Ck, coba lihat dulu orangnya. Baru kamu komentar." Amaya kembali menarik lengan Jayden, melanjutkan langkah menuju ruang makan.

"Mas Jayden, kangeeen!" Seru Kaluna saat ia melihat kakak laki-lakinya mendekat. Gadis cantik berkacamata itu menghambur dalam pelukan Jayden.

"Main dong ke apartemen."

"Sibuk, Mas," jawab Kaluna setelah pelukannya terlepas.

"Eh, kenalin, teman aku." Kaluna menoleh pada Brigita, gadis berambut pendek dan berkulit pucat itu terdiam menatap Jayden.

Dari sorot matanya yang tak berkedip sejak tadi, sepertinya Brigita sudah jatuh pada pesona Jayden Biru Atmaga sejak pandangan pertama.

"Git." Kaluna menjawil lengan Brigita yang masih bengong menatap Jayden, membuat gadis itu mengerjap cepat, tersadar dari lamunannya.

"Eh, maaf," lirihnya sambil menyambut uluran tangan Jayden dengan wajah merona karena malu.

"Brigita, Mas."

"Just call me Jayden, please. Nggak usah pakai 'Mas'. kesannya kok sudah tua banget," jawab Jayden dengan senyuman yang membuat Brigita lupa caranya mengedip.

Usai berkenalan, mereka berempat menikmati makan malam dengan suasana riuh. Amaya dan Kaluna saling melempar candaan.

Sementara Jayden hanya fokus pada makan malamnya, dan sesekali mengangguk atau tersenyum pada Kaluna menceritakan sesuatu yang lucu. Pikirannya masih berada di restoran, tempat di mana Rea berada. Bahkan lelaki itu tak melepaskan tatapannya dari layar ponsel di atas meja berharap Rea menghubunginya, dan mengeluh bahwa lelaki yang ia temui sangat membosankan.

Lelaki berwajah datar seperti Altan, sepertinya tidak akan betah menghadapi sikap Rea yang manjanya minta ampun. Mereka tidak akan cocok, pikir Jayden yakin.

"Jayden, nanti piringmu terbelah, loh." Amaya menunjuk piring Jayden dengan tatapan mata membulat.

Jayden terkesiap, baru ia menyadari bahwa sejak tadi dia terus berusaha memotong daging yang sebenarnya sudah terbelah.

"Mikirin apa sih, Mas? Kerjaan?" Tanya Kaluna setelah mengunyah daging steaknya.

Jayden hanya tersenyum tipis, tak ingin menjawab pertanyaan adiknya. Sesaat kemudian, tiba-tiba saja ponselnya bergetar.

Sebuah panggilan masuk dari Rea.

÷÷÷÷÷

"Lagi sibuk apa sekarang?" Altan melempar pertanyaan klise. Pria itu menopang dagu, kedua matanya yang tajam dan menggoda seolah sedang melucuti Rea, membuat gadis itu gelisah dan berdebar-debar.

Rea berani bersumpah demi apapun, bahwa semua mantannya tidak ada yang sekeren laki-laki hot di hadapannya ini. Suaranya, tatapan matanya, bahkan gestur tubuhnya membuat darah Rea berdesir-desir.

"Eum ... aku masih sibuk modelling, pemotretan, endorse, iklan dan kadang beberapa tawaran sinetron. Tapi, Papi nggak pernah kasih ijin aku main sinetron," jawab Rea berusaha bersikap tenang. Padahal sudah berkali-kali perempuan itu menelan ludah saat di tatap oleh Altan.

"Kenapa?"

"Papi nggak suka kalau anak perempuannya pergi pagi pulang malam. I think, benar juga sih kata papi, dan kayaknya aku nggak bakalan betah di lokasi syuting yang pastinya panas dan nggak nyaman," terang Rea dengan gaya manjanya.

"I think so." Altan tersenyum, dan Rea hampir mimisan karnanya.

"Kamu sendiri, bagaimana?"

"Aku?" Altan menunjuk dirinya sendiri.

Rea mengangguk.

"Cerita dong." Rea mengerling dengan satu alis terangkat naik, mencoba menggoda dengan pesonanya.

"Eum ... nothing special. Aku bekerja di perusahaan Papa sebagai manager retail, tinggal sendirian di apartemen, and ... single pastinya. Makanya aku ada di sini," jawab Altan diakhiri tawa ringan.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!