Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10 Sikap Kekanakan
Siang itu Renei meminta meeting diadakan di pusat perbelanjaan alasannya ia bosan meeting di kantor dan ingin ganti suasana. tapi Yudi sudah mengerti pasti Renei ingin melihat toko baru milik Clea. bosnya itu gengsi saja mengakui jika ia mulai penasaran dengan istri keduanya itu.
"Oh ya pak, toko bu Clea ada di lantai dua" kata Yudi setelah mereka menginjakkan kaki di pusat perbelanjaan.
"Siapa yang peduli?!" jawab Renei acuh.
Sepanjang meeting Renei terlihat gelisah. ia sudah tidak sabar menyelesaikan pekerjaan siang itu. beberapa kali Renei mengedarkan pandangannya ke lantai bawah.
"Baiklah meeting selesai silahkan kalian kembali ke kantor, aku masih ada urusan lain" kata Renei pada karyawannya yang siang itu ikut meeting di mall.
"Yud ayo"
"Kemana pak?"
"Aku ingin mencari suasana baru kau ikut saja!"
"Baik pak" jawab Yudi sembari tersenyum sumringah. ia tahu bosnya yang gengsian itu diam-diam ingin mencari tahu soal Clea.
Benar saja Renei berjalan menuju lantai dua, ia pura-pura mengedarkan pandangannya ke sekeliling padahal yang ia cari hanya satu yaitu toko milik Clea.
"Itu toko bu Clea pak" Yudi menunjuk sebuah toko yang lumayan besar dengaan hiasan lampu terang dan terlihat lumayan mewah dari luar.
Renei berdiri menatap toko itu, ia melihat jajaran vas berbagai ukuran di pajang disana dan juga ada bunga segar yang sepertinya juga di jual di toko itu.
"Apa di ruang kerjaku sudah ada vas bunga?" tanya Renei sambil tersenyum jahil.
"Saya rasa belum pak" jawab Yudi tak kalah jahil.
"Tunggu apa lagi? ayo kita lihat-lihat dan beli vas bunga aku ingin ruangan kerja ku terlihat lebih menarik!" kata Renei sembari melangkah memasuki toko milik Clea.
"Selamat da...tang" Clea terkejut mendapati pelanggan pertama nya adalah Renei.
pria itu terlihat cuek seperti biasa, ia memandang sekeliling toko memperhatikan vas yang di pajang di sana. Clea melirik ke arah Yudi. Sang asisten hanya mengedikkan bahunya pertanda ia juga tidak tahu maksud sang bos datang ke toko Clea.
Clea berjalan di belakang Renei dengan wajah kesal. ia tidak suka dengan. pelanggan ya kali ini.
"Kenapa mas kemari?" akhirnya Clea bertanya.
Renei masih memperhatikan beberapa pajangan di rak.
"apa toko ini tidak boleh di datangi pembeli?"
"Pembeli?"
Clea mengerutkan keningnya dan melipat kedua tangannya di dada. ia tahu Renei bukan pria yang peduli dengan hiasan ruangan seperti vas. pria itu sudah pasti datang untuk mengacau mood Clea berjualan.
"Yud aku mau beli beberapa barang jelek ini" kata Renei pada Yudi. dengaan asal ia menunjuk beberapa Vas berharga mahal.
"Mas harga barang ini cukup mahal untuk apa mas membelinya jika nanti paling di simpan di gudang?" sindir Clea yang sudah tahu akan kemana barang itu berakhir jika suaminya yang membelinya.
"Apa?!"
Yudi terkekeh melihat tingkah Renei yang kekanakan.
"Sombong sekali apa begini caramu memperlakukan pembeli? pembeli adalah raja kau harus melayani dengan baik" kata Renei yang saat ini sedang berdiri di hadapan Clea sembari menatap wajah istrinya yang manis itu.
Clea menggaruk rambutnya, ia tidak tahan jika Renei berlama-lama di tokonya. karena itu Clea menuruti saja permintaan Renei.
"Baiklah anda mau vas yang mana?" tanya Clea pasrah.
Clea membungkus dan merapikan vas yang di beli Renei kedalam kotak berhias pita. sementara pria itu terus mengamatinya bekerja.
"Sudah selesai jadi silahkan bayar dan sampai jumpa" kata Clea mengusir secara halus.
"Kau mengusir ku?"
"Bukan begitu tapi..." Clea menghela napas tidak ada gunanya meladeni Renei.
"Yud aku lapar siapkan tempat aku ingin makan siang dengan Clea!" kata Renei sambil terus menatap Clea.
"Baik pak"
Agaknya Renei ingin memberi pelajaran pada Clea atas perselingkuhannya dengan Hermawan.
Renei tidak menghargai Clea yang berada di sisinya tapi ia juga tidak rela jika orang lain memilikinya.
"Cukup, saya masih harus bekerja jadi bapak silahkan pergi" kata Clea.
"Jadi setelah berselingkuh dengan Hermawan kau mengusir ku?"
"Berselingkuh?!" Clea melirik tajam ke arah Yudi. tuduhan Renei sudah tidak masuk akal lagi.
Clea berdiri dari duduknya maksud hati ia ingin mengusir Renei dari tokonya tapi Clea malah tersandung kaki meja dan terjatuh menubruk Renei yang refleks menangkap tubuh Clea.
