NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 18. Jauhi Anak-anakku

********

"Om mau kemana?"

"Kalian mau kemana?"

Tanpa sengaja Davin dan Delano bertanya bersamaan hingga membuat ketiganya tertawa. Ibu Lisa merasa aneh dengan kedekatan pria asing itu dan kedua cucu angkatnya.

"Maaf anda siapa?"

"Nenek, ini yang Devan tadi cerita. Yang kemarin bantu bunda jagain kami." Ujar Devan. Delano menatap lembut kearah ibu Lisa.

"Perkenalkan nama saya Delano." Delano mengulurkan tangannya dan dengan senyuman tulus ibu Lisa menjabat tangan Delano. Ibu Lisa merasa wajah Delano mirip sekali dengan Devan dan Davin. Namun dia hanya mampu membatin.

"Om mau ketemu bunda ya?" tanya Devan. Delano menggeleng, ia tak mungkin mengatakan jika dia ingin melihat Lusi.

"Om mau ketemu kalian."

"Memang om tidak kerja?" Devan mengernyit aneh mendengar jawaban Delano.

"Tentu saja om kerja, tapi pekerjaan om sudah selesai. Om ingin bermain dengan kalian. Apakah boleh?" tanya Delano.

"Hore ... tentu boleh." Jawab kedua anak itu serempak. ----- "Ayo nenek minta kunci rumah pada bunda." Ujar Devan. Bu Yuyun tampak kerepotan dengan ulah kedua bocah itu.

"Biar saya saja bu yang bawa mereka masuk." Kata Delano.

"Ah ... tidak perlu nak, saya takut Lusiana nanti akan marah karena memasrahkan mereka pada anda." Bu Yuyun tampak ragu.

"Ibu percaya sama saya. Saya tidak akan berbuat macam-macam pada mereka." Ujar Delano.

Sementara itu Lusi merenggangkan tangannya yang lelah. Ia berdiri dan menggerakkan badannya yang terasa kaku. Karena ingin segera menyelesaikan pesanan nyonya Diana dia sampai menjahit sendiri 3 pesanannya.

Tak lama pintu di ketuk, Lusiana langsung membukanya ia mengira itu bu Yuyun yang membawa kedua putranya. Namun mata Lusiana langsung melebar saat dia melihat Delano menggendong Davin dan Devan berada di gandengannya.

"Anda ... "

"Lusi maaf tuan ini memaksa ingin bersama si kembar. Begitupun si kembar memaksa ingin bersama tuan ini." Wajah bu Yuyun tampak sangat merasa bersalah. Lusiana menjadi tidak enak hati memarahi Delano di depan bu Yuyun. Lusi pun mengurungkan niatannya.

"Tidak apa-apa bu, Ibu pulang dulu saja. Terimakasih sudah bantu Lusi jaga mereka."

Delano semakin terpesona dengan sikap Lusi yang begitu sopan pada bu Yuyun. Namun selepas bu Yuyun meninggalkan toko wajah Lusiana langsung menampakkan aura permusuhan.

"Devan, Davin sebaiknya kalian di toko saja menemani bunda. Biarkan om Delano pulang. Jangan merepotkan orang lain. Bunda sering bilang bukan?" ucap Lusi, dengan wajah berubah mengeras. Namun wajah kedua bocah itu tampak berkaca-kaca.

"Kenapa berkata seperti itu pada mereka. Aku yang memaksa mereka agar mengijinkan ku bersama mereka."

"Devan, Davin sana kedepan dulu sama kak Karin. Bunda perlu bicara dengan om Delano." Devan melepas pegangan tangannya dari Delano begitupun Davin langsung turun dari gendongan Delano. Delano merasa Lusiana sedang menjaga jarak. Delano sepertinya harus memikirkan cara agar Lusi tidak punya pilihan lain selain menerima kehadirannya tapi apa yang harus dia lakukan?

"Bisa kita bicara tuan?" suara Lusiana memecah lamunan Delano.

"Baiklah ... " Delano mengikuti langkah Lusi masuk ke ruangannya. Lusi menutup pintu dan menguncinya takut jika kedua putranya akan masuk secara mendadak.

"Saya akan langsung berbicara pada intinya saja." Lusiana kini menatap Delano dengan wajah yang serius. ----- "Menjauhlah dari kedua putra saya. Tolong jangan memanfaatkan kelemahan mereka. Mereka memang membutuhkan sosok ayahnya tapi saya tidak. Jadi jangan membuat mereka terlalu bergantung pada anda." Tegas Lusiana. Delano tersenyum miring seraya menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak menyangka nasib mereka kasihan sekali, memiliki ibu yang begitu egois. Apa kau tidak mendengar perkataan dokter waktu itu. Hal yang kau anggap sepele bisa mempengaruhi mereka kedepannya. Apa kau tidak berpikir sampai kesana?"

"Itu akan menjadi urusanku sebagai ibunya. Anda hanya orang asing." Ucapan Lusiana seakan bagai tamparan bagi Delano. Ia seolah di tolak sebelum mengutarakan rasanya.

"Baiklah jika kau berkeras dengan keinginanmu. Aku tidak akan mengusik mereka lagi." Jawab Delano, tanpa basa basi dia membuka kunci pintu ruangan Lusiana. Dia akan pikirkan lagi caranya agar Lusiana yang akan mencarinya.

Delano memasang wajah sedih, Devan dan Davin menatap Delano dengan iba.

"Om kenapa?" Delano menggelengkan kepala.

"Sayang, maafin om ya. Mulai sekarang om tidak bisa menemui kalian. Bunda kalian melarang Om menemui kalian." Delano hanya punya cara ini. Semoga saja Devan dan Davin bisa membantunya.

Devan memeluk Delano. "Om tenang saja. Aku dan adik akan membuat mama sendiri yang meminta om mendatangi kami." Bisik Devan. Delano tersenyum samar.

Lusi dapat melihat kesedihan kedua putranya. Tapi dirinya juga tidak tau bagaimana harus bersikap dan berhadapan dengan laki-laki. Bahkan dengan Sean pacar Lisa pun Lusiana berbicara selalu dalam jarak radius aman menurutnya.

"Apa keputusanku sudah tepat? kenapa Devan dan Davin tampak sangat sedih?" Batin Lusiana.

Delano meninggalkan Butik Lusiana. Devan dan Davin saling menatap. "Kakak apa yang harus kita lakukan kak?"

"Kita mogok bicara saja sama bunda." Usul Devan, Davin pun mengangguk. Mereka berdua langsung masuk ke ruangan Lusiana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Lusiana menatap keduanya. Mata mereka sembab. Lusiana merasa bersalah namun ia bisa apa semua ini adalah keputusannya. Dia akan memberi pengertian pada kedua putranya pelan-pelan.

"Sayang ... " Lusi bersimpuh di depan kedua putranya dan menggenggam jemari tangan kedua putranya.

Devan dan Davin masih terus diam. Mereka bahkan membuang muka. Namun air mata keduanya mengalir membasahi pipi mereka. Lusiana buru-buru mengusap air mata Devan dan Davin. Sungguh bagi Lusiana saat ini dirinya benar-benar merasa dilema. Tapi melihat wajah sedih kedua putranya membuat hati Lusiana bagai disayat belati tajam.

"Apa kalian marah pada bunda?" Suara Lusiana terdengar bergetar. Ia menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah.

Sudah hampir 1 jam Lusiana bersimpuh di depan kedua anaknya. Namun sepertinya mereka terlalu marah pada Lusi.

Lusi berdiri dan meraih gagang telepon dan menghubungi Santi karyawannya untuk membelikan mereka makan siang.

Devan dan Davin melirik Lusi dari ekor mata mereka. sebenarnya mereka pun tak tega pada Lusi, tapi mereka juga ingin Delano. Mereka merasa nyaman dan aman saat Delano ada di dekat mereka.

Lusi yang posisi badannya membelakangi si kembar mengusap air matanya kasar. Ia tak ingin kedua anaknya tahu kesedihannya.

Tak lama pintu di ketuk oleh Santi. Dia membawa lunchbox dari restoran di depan.

"Ini mbak makan siangnya ... " Kata Sinta.

"Iya makasih San .... " Lusi mengambil box makan mereka dan meletakkannya di depan Devan dan Davin.

"Makan dulu sayang, apa kalian mau bunda suapi?" Devan dan Davin kompak menggeleng.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Selamat membaca guys 🥰🥰

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!