Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. panik
tapi setelah Melvin menghubungi seseorang, dan sedikit merasa tenang, Ia langsung mengingat bahwa nyonya Sanjaya bertanya kepadanya. dan dengan segera Melvin menghadap dan meminta maaf atas kelancangan dirinya.
"Maaf tante. Tadi aku sangat panik, tapi sekarang tante tidak perlu khawatir. Kita tunggu informasinya aku sudah menghubungi orang-orang ku untuk melacak keberadaan Julia." Ujar melvin meminta maaf atas kelancangan dirinya.
Namun tak lama, handphone Melvin pun kembali berbunyi, kemudian di sana, tempat aplikasi hijaunya dikirimkan Google map, di mana nomor handphone Julia itu berada.
"Maaf Tante, om. aku harus pergi." Ujar Melvin bergegas untuk keluar.
Tapi tiba-tiba ia kepikiran kalau dirinya tak membawa motor ke sini. Ia pun berbalik berniat ingin meminjam motor atau mobil pada paman dan tantenya itu. Namun ternyata di belakangnya sudah ada Raka saudara sepupunya.
"Ada apa lagi Melvin..??" Tanya Raka yang sudah berpenampilan steady untuk ikut mencari keberadaan Julia saat ini. Melvin pun menggarut-garut kepalanya yang tidak gatal itu.
"Ini, aku lupa kalau aku tak membawa motor atau mobil. Jadi aku berniat dan berencana untuk meminjam mobil pada paman."ujar Melvin lagi.
"Tidak perlu meminjam mobil. Ayo segera berangkat, aku akan ikut denganmu." Ujar Raka sambil menepuk lengan Melvin.
Dan tanpa banyak tanya lagi, kedua pemuda dari keluarga Kusuma itu pun langsung bergegas pergi menyusul Di mana posisi Julia saat ini.
Sementara itu, di atas balkon kamar si kembar, mereka tengah mengamati interaksi Melvin dan kakak pertama mereka. Tiba-tiba dari raut wajah mereka muncul perasaan iri dan tidak suka, melihat kakak-kakak mereka begitu mengkhawatirkan Julia saat ini. padahal, si kembar dulunya tak pernah berfikir untuk merasa iri kepada saudara mereka. karena semua keinginan mereka dan perhatian keluarga terarah dan Bahkan mereka tak kekurangan sedikitpun. tapi kenapa saat ini, mereka tiba-tiba merasakan perasaan iri seperti itu.
Tapi mereka hanya diam saja dan tak melakukan apa-apa, bagaimanapun Julia masih saudara-saudara mereka.
"Ngapain juga anak itu harus dicari.. nanti kalau sudah lapar dan lelah pasti akan pulang sendiri.." omel meta yang melihat kedua kakaknya itu yang begitu tergesa-gesa.
"Tahu tuh, lagian si Julia ngapain harus keluar rumah segala sih, biasanya juga hari minggu selalu di rumah, caper sama mama papa. Anak itu benar-benar bikin repot saja." Ujar kedua saudara kembar tersebut.
Walaupun selama ini mereka tak memperlihatkan emosi mereka atau rasa tidak suka kepada saudari mereka itu, namun dalam hati mereka timbul perasaan tidak suka dan iri seperti itu. Namun perasaan tersebut masih bisa ditoleransi. Karena mereka masih memiliki akal sehat.
Beda dengan si kembar, kedua orang tua Julia malah gelagapan sendiri. Nyonya Sanjaya mondar-mandir seperti setrika. ia bingung harus melakukan apa. Jujur saat ini nyonya Sanjaya tak merasa tenang Melihat Putri atau anak tengahnya itu tak bertingkah seperti biasanya.
Ia takut anak tengahnya itu akan terus seperti ini sehingga hubungan mereka menjadi jauh dan tak ada kesempatan bagi mereka untuk meminta maaf dan memulai hubungan mereka dari awal.
"Mah, sudahlah... Papa yakin Melvin dan Raka pasti akan menemukan keberadaan Julia. Lagi pula, kan Julia baru keluar rumah hari ini saja. Jadi tidak apa-apa lah dulu, barangkali ia sedang ada urusan di luar. Mama jangan terlalu panik seperti itu dong.." bujuk Tuan Sanjaya kepada istrinya. walau sebenarnya dirinya juga ikut-ikutan merasa panik melihat istrinya.
"Iya pah, mama tahu.. tapi Ini pertama kalinya Julia keluar rumah, tapi tidak mengatakan apa-apa kepada kita. rasanya Mama tidak terbiasa jika tidak melihat dia di dalam rumah. Aneh rasanya pa.."jawab nyonya Sanjaya lagi. Tuan Sanjaya itu pun tersenyum kepada istrinya.
"Duduklah dulu mah. Jangan terlalu mencemaskannya seperti itu. Yakin saja kalau Julia tidak apa-apa." Ujar Tuan Sanjaya kembali.
Akhirnya mau tidak mau nyonya Sanjaya pun menurut dan mendudukkan tubuhnya di samping sang suami. Sementara Ridho juga yang berada di sana ikut merasa khawatir, namun ia mengalihkan rasa khawatirnya itu dengan bermain game dalam hp-nya.
***
Sementara di tempat lain. Julia masih duduk merenung memikirkan jalan hidupnya ke depan. Saat Ia memutuskan, untuk hanya memperhatikan dirinya sendiri, berarti ia harus bertanggung jawab terhadap keputusannya itu.
Ia juga memperhatikan Bagaimana orang-orang kecil atau yang hidup sederhana itu menjalani kehidupan mereka, yang mungkin juga akan ia jalani. Ia juga mengamati Bagaimana cara mereka bertahan hidup di dunia yang keras ini, yang mau tidak mau membuat Julia harus memutar otaknya berkali-kali.
"Apa aku bikin kue saja ya... Atau membuat gorengan seperti pedagang-pedagang kaki lima lainnya. Nanti aku akan jajal kan ke sekolah. Sss.. tapi di sekolah tidak boleh jualan. Apalagi di sekolah aku adalah sekolah internasional. Ck.. gimana ya. Aku juga harus memanfaatkan uang jajan yang diberikan oleh Mama sebagai modal untuk usaha." Ujar Julia. Otaknya masih merasa buntu. Julia menggarut Garut kepalanya dengan kasar. Karena ia merasa kepalanya agak sedikit pusing.
"Kalaupun memang bisa membuka usaha, tapi tak ada waktu untuk berjualan, kecuali di sore hari. Pulang sekolah masih harus mengolah makanan untuk dijual dan itu tentu saja waktunya tidak sempat. Aduh aduh pusing..." Ujar Julia lagi. Ide lain pun terlintas di kepalanya.
"Atau aku juga bisa berjualan online. Tapi melihat kondisi hp-ku... Hiks hiks Tuhan... Malang sekali anak manusia yang satu ini. Pengen membuka usaha dan berbisnis, tapi masih ada kendala. Tapi aku tidak boleh menyerah. Ingat Julia kamu hanya hidup sendirian walaupun punya orang tua lengkap." Ujar Julia tak ingin patah semangat. I
Ia yakin suatu saat nanti dapat mewujudkan apa yang terlintas di pikirannya tadi hanya perlu menunggu waktu saja. Saat Julia sedang melamun memikirkan nasibnya ke depan. Tiba-tiba Julia dikagetkan dengan suara klakson mobil yang tiba-tiba dibunyikan begitu saja.
Tin tin tin
"Astaga Tuhan... Orang-orang ini iseng sekali membunyikan klakson mereka. Tidak tahu apa kalau suara klakson itu dapat membunuh seseorang. Untung saja aku tak memiliki riwayat penyakit jantung.." omel Julia sambil melirik mobil yang berada sedikit jauh darinya.
Lalu ia segera mengalihkan pandangannya kembali. Sementara di dalam mobil itu, Melvin dan Raka sedang mengecek Google map di mana tepatnya posisi Julia saat ini.
"Dia berada di titik ini. Berarti berada di depan kita. Sebaiknya kita turun dan mencari." Ujar Melvin sambil mengamati kesana kemari sebelum akhirnya turun dari mobil Raka. Tapi tiba-tiba Raka menangkap sepeda motor yang tidak asing baginya. Tentu saja sepeda motor itu adalah milik Julia.
"Itu Vin. Ada motor Julia di sana..,!!! Sepertinya ia berada di balik pohon itu. Ayo turun kita ke sana.." ujar Raka kepada Melvin sambil membuka pintu mobil.
kasihan bngett yaaa