Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Janeta
Pagi ini Julia memeriksa seluruh barang belanjaannya yang baru dia beli kemarin. Dia sangat ingat semua model yang telah dia ambil. Setelah memeriksa semuanya, dia mendapati beberapa pakaiannya tidak terkirim. Namun dia tahu bahwa pihak mall telah mengkonfirmasi seluruh barang belanjaan yang dikirim.
Senyum jahat Julia terlintas, kemudian dia berjalan dengan ringan menuju kamar Janet yang tertutup.
Tanpa mengetuk pintu dahulu, dia membuka pintu kamar Janet dengan kasar, sehingga terdengar seperti di banting.
"Siapa yang berani--"
Ucapan Janet terhenti saat melihat Julia berdiri di tengah pintu. Dia terpaku melihat penampilan Julia. Dia menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia melihat Julia mengenakan celana jeans hitam pendek yang hanya menutupi setengah pahanya. Di padu dengan kaos pendek berwarna putih yang hanya cukup menutupi pinggangnya. Saat tangannya terangkat ke atas, maka dia bisa melihat kulit pinggang yang putih dan ramping.
"Apa ini?" gumam Janet tanpa sadar.
Sedangkan Julia tercengang setelah masuk ke kamar Janet. Dia melihat seluruh isi kamar Janet begitu mewah, banyak ornamen yang memanjakan mata ditempatkan di dalamnya. dia mendekat meneliti dan mendapati beberapa barang miliknya terdahulu. Membuat tangannya terangkat dan menepukkan beberapa kali.
"Bagus, bagus sekali. Tak hanya tak tahu malu, kau bahkan gemar mencuri." hardik Julia.
"Apa yang kau lakukan di kamarku!" teriak Janet.
Julia tak mengindahkan teriakan Janet dan hanya melirik sekilas. Melihat ada perban yang masih menempel di hidung Janet memastikan bahwa tulang hidung Janet memang patah karenanya. Kemudian dia dengan santai membuka seluruh lemari pakaian Janet dan mencari miliknya. Membuat Janet tersulut amarah.
"Apa yang kau lakukan!"
Julia menghentikan tangannya saat tangan Janet menepis tangannya dari aktivitas memilah baju. Lalu mereka saling bertatapan tajam.
"Beraninya kau mengacak kamarku. Apa kau sudah gilaa!!"
"Kamarmu? Sejak kapan ruangan ini menjadi kamarmu? Menyingkir, aku hanya mencari barangku yang hilang." tekan Julia dengan tegas.
"kau!! teriak Jane. Dia tidak tahan lagi dengan sikap Julia baru-baru ini. Sangat berbeda dengan Julia yang dia kenali. Biasanya Julia akan mundur dan takut saat Janet menghardiknya. Tapi saat ini, dia bahkan sudah berani menatap Janet dengan tegas dan melawannya.
"Janet, ini rumahku! Kau hanya tamu! Dan tamu tidak mencuri barang dari tuan rumahnya. Kecuali kalau dia memang seorang pencuri." sindir Julia.
"Keluar!! bentak Janet kasar. Aku tak tertarik dengan barang-barangmu. Memang seperti apa seleramu sampai membuatku mengambilnya. cih, selera rendahan.
"Oh benarkah? Aku sudah menghabiskan lima juta dolar untuk belanja kemarin. Dan ada beberapa barangku yang tidak ada. Apa kau yakin tidak mengambilnya?"
Tatapan menyelidik Julia membuat Janet gugup. Mendengar Julia menyebut angka yang sangat banyak untuk berbelanja membuat hatinya menjerit. Dia tak percaya dengan itu semua. Jadi dia hanya mencibir.
"Kau pembual besar!"
Julia hanya tertawa. Dia hanya mendekat dan menyingkirkan Janet dari depan lemari pakaiannya.
"Menyingkir! Aku hanya butuh sedikit waktu untuk memeriksanya."
"Julia, apa yang kau lakukan. Aku tak akan membiarkan kau seenaknya sendiri!" hardik Janet tak terima saat tangan Julia memporak porandakan lemari pakaiannya.
"Diam atau kupatahkan hidungmu sekali lagi!!" ancam Julia.
Janet hanya mengikuti Julia yang telah mengambil beberapa pakaian lengkap dengan aksesoris, tas, sepatu, dan lainnya. Matanya tak bisa tenang saat dua gaun edisi terbatas dari brand ternama, Julia ambil. Janet berusaha menahan tangan Julia dengan semua hal yang dia bisa.
"Julia, hentikan! itu milikku! Letakkan!"
Julia menoleh dan menyeringai. "Milikmu? Kapan kau membelinya? Aku sangat ingat bahwa aku memilih sendiri gaun ini karena berasal dari brand yang kusuka. Di negara ini hanya ada tiga buah. Dua lainnya dimiliki artis negara ini. Apa kau yakin telah membelinya? Bukan mengambil dari belanjaanku?"
"I-Itu," ujar Janet kaku, Dia tak bisa menjawab dan hanya menahan kesal saat Julia menginjak seluruh pakaiannya sebelum meninggalkan kamarnya tanpa kata.
"Julia, Julia, dia milikku. Julia!" Janet mengikuti langkah Julia memasuki kamar Julia yang masih terbuka. Dia melihat julia memasuki walk in closet dan dia tertegun tak percaya. Di dalam ruangan itu, dia melihat seluruh pakaian dari brand ternama tergantung rapi. Berbagai model sepatu, tas, jam tangan, hingga aksesoris lainnya. Membuat matanya berbinar penuh minat.
"Jangan menyentuhnya!!" teriak Julia untuk mempringati Janet yang akan menyentuh sebuah gaun.
Hal itu menyadarkan Janet dan segera menarik tangannya. Dia melihat Julia menatapnya dingin. Tatapan itu membuat hatinya terbakar. Dia berpikir sejak kapan Julia memiliki selera pakaian yang bagus. Lalu dia melirik tubuh Julia, perutnya rata dengan pinggang yang ramping, kulit putih nan mulus. Walaupun tidak memiliki dadaa yang yang besar, namun tak bisa dibilang datar.
Apa ini? sejak kapan Julia mewarnai rambutnya. Janet melirik sekali lagi. Dia melihat kaki Julia yang panjang dan mulus. Selama ini dia hanya tahu kalau Julia lebih tinggi darinya. Tapi dia tak pernah melihat Julia mengekspos kecantikannya seperti ini.
Dia manatap panas wajah Julia dan menyadari bahwa tak ada jejak luka apapun disana. Sedangkan dirinya, hidungnya patah dan harus menjalankan operasi. Dia bahkan malu kalau harus keluar rumah. Memikirkan hal itu amarah Janet membuncah. Dia berjalan mendekat dan hendak menampar wajah Julia. Tapi belum sampai terjadi, Julia sudah menangkap tangannya dan menatapnya dingin.
"Kau! teriak Janet kesal.
"Janet, aku tak akan menahannya lagi. Aku tak akan tinggal diam saat kau berusaha menyakitiku lagi.
"Ka--kau,"
"Keluar!" perintah Julia. "Keluar karena kau hanya punya waktu dua hari untuk mengemasi barang-barangmu. Kalian harus segera pergi dari rumahku."
Hal itu membuat mata Janet terbelalak lebar. Apa yang terjadi? Kenapa dia baru tahu tentang kabar ini? Tidak, kenapa Julia mengatakan dua hari. Dia nyaman tinggal di rumah ini, dan merasa rumah ini miliknya. Tapi Julia...tanpa menunggu, dia langsung keluar mencari ayahnya untuk memastikan kebenarannya.
Rekomen banget buat jadi Bacaan yg menarik disimak 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
Sampah memang harus cepat disingkirkan ketempat nya 😏