Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Daniel hanya diam sepanjang lorong, mereka menerus kan langkah kakinya dengan pasti hingga mereka menemukan sebuah ruangan yang begitu luas, tampaklah ruangan yang begitu suram karena pencahayaan nya yang minim dan lembab.
Mereka masih berjalan hingga ada dua orang penjaga yang menghalangi langkah mereka, "Password!" ucap salah seorang dengan tegas.
"SS Circle," kembali Daniel mengatakan kode untuk masuk kesana.
"Ikuti saya," kata salah seorang nya lagi dengan suara tegas sambil memutar badannya dan berjalan menuju sebuah pintu yang mana tampak biasa saja. Namun saat membuka pintu tersebut, tampaklah ruangan yang megah di dalamnya walau tidak seluas ruangan luar tadi.
Di sana tampak orang-orang dengan karakter yang berbeda, yang mana semuanya merupakan anggota pembun*h bayaran.
Saat Daniel dan Rere masuk kesana semua tatapan tajam dari para penghuni tertuju pada mereka, Daniel menelan ludahnya, ia merasa takut dengan mereka, namun berbeda dengan Rere, ia justru menatap seseorang dengan mata mes*mnya,
'Oh, sexi sekali dia. Aku ingin memiliki nya,' gumamnya pelan tidak ada yang mendengarkan.
Namun berbeda dengan orang yang ia tatap, orang itu memperhatikan gerakkan bibir Rere, hingga ia tahu apa yang di ucapkan Rere dengan suara yang kecil itu.
Orang itu merupakan pemimpin dari klan Tarra yang telah terkenal dengan kehebatan nya dalam mengatur strategi.
Apalagi ia juga merupakan salah satu tangan kanan dari klan Bourgogne. Namun Daniel sama Rere tidak mengetahui semua itu.
Daniel sama Rere di antar orang tadi sampai di dekat pemimpin klan itu. Lalu orang itu membisikkan sesuatu di telinga sang bos, yang mana dijawab dengan anggukan kepala oleh sang bos.
"Tidak perlu basa basi, apa yang kalian ingin kami lakukan? dan sanggup bayar berapa?" tanya Rayner dengan suara beratnya.
"Tidak banyak, hanya ingin membun*h gadis ini dan setelah hancurkan keluarga Darwanto!" ucap Daniel sambil menyerahkan foto Flow.
Rayner mengambil foto yang di serahkan Daniel barusan, saat ia melihat foto tersebut, ia begitu kaget. Seketika wajahnya berubah-ubah, ia menahan gejolak emosi yang ada dalam dadanya.
"Aku menolak! Pintu masuk dan keluar sama, silakan!" ucapnya tegas dengan nada berat yang menahan emosi.
Daniel yang mendengar itu kaget, iya tidak menyangka jika permintaannya akan di tolak begitu saja. Apakah mereka takut dengan keluarga Darwanto? tapi tidak mungkin. begitulah kira-kira pikiran Daniel.
Rere yang sedari tadi diam, langsung berdiri saat mendengarkan jawaban dari Rayner. Ia tidak terima sudah jauh-jauh kesini tapi kembali dengan tangan kosong. Ia berjalan dan mendekati Rayner dengan perlahan, ia sengaja jalan bak model sexy yang mana untuk mencari perhatian Rayner.
Rayner yang melihatnya pun, menyeringai jijik.
Saat sudah dekat dengan Rayner, ia sengaja menggapai tangan Rayner dan menempelkan pada dad*nya. "Sayang, kau yakin ingin menolak permintaan kami?" ucapnya manja dengan suara yang dibuat genit.
Rayner yang jijik pun akhirnya menarik kuat tangannya hingga Rere kaget, ia mundur beberapa langkah ke belakang dan menatap tidak percaya pada Rayner.
"Cih, beraninya kau menyentuh ku jal*ng," bentak Rayner dengan keras. Rayner pun memanggil salah satu anak buahnya untuk menyeret Rere dari sana. Namun berbeda dengan Daniel, ia justru di bawa ke dalam ruangan yang gelap dan lembap.
Sesampainya di ruangan itu Daniel di dorong begitu saja, hingga terhempas ke dinding tahanan itu. Orang yang menyeretnya pun mengunci sel besi tersebut, lalu meninggalkan Daniel sendirian di sana.
Rere yang di seret keluar pun, akhirnya ia di paksa masuk ke dalam mobil, dan mereka membawanya ke arah hutan pribadi klan Tarra. Sesampainya di sana Rere pun kembali mereka seret hingga ke tengah hutan, sesampainya di sana mereka sengaja membius Rere agar tetap tinggal di sana.
Mereka pun meninggalkan Rere di tengah hutan tersebut, dan kembali menancap gas mobilnya kembali ke markas.
.
.
.
Saat ini Flow tengah memantau toserba nya, pegawainya yang terakhir terluka telah sembuh bahkan saat ini begitu bersemangat, ia berjanji akan selalu mengabdi pada Flow, karena selama ini tidak pernah ada orang yang mau menolongnya. Namun berbeda dengan Flow, tanpa pamrih Flow membantu dan menolong mereka yang benar-benar membutuhkan, hingga mereka akhirnya setia padanya.
Pengunjung tidak pernah sepi, bahkan stok di gudang dan cincin ruangnya mulai menipis. Sepertinya ia harus kembali ke bumi dan belanja untuk toserba nya.
Flow sangat puas dan bahagia dengan pencapaian nya saat ini. Tidak pernah terbayang dalam benaknya jika ia akan mencapai ini semua, ia yang semula hanya gadis yatim piatu biasa, bahkan selalu dihina karena miskin dan tidak ada orang tua, bahkan ia tinggal di kontrak kan kecil yang kumuh. Namun sekarang, ia telah memiliki rumah sendiri bahkan menemukan Ayahnya serta Ibunya walaupun mereka belum bersua.
Flow kembali dari lamunannya, sebab mendengar adanya keributan di depan tokonya, ia berjalan menuju keributan itu, setelah sampai di depan Flow melihat ternyata yang membuat keributan adalah Aming putra Adipati yang dulu Flow seret karena kelakuannya, sekarang ia kembali membuat onar bahkan itu pun di depan toko Flow.
"Ada apa ini?" tanya Flow pada mereka di sana.
Semuanya menatap ke arah Flow, tidak ada yang berani berbicara sedikitpun. Hingga akhirnya paman chen yang maju dan berbicara dengan Flow tentang apa yang terjadi saat ini.
"Baiklah, hentikan sekarang juga! Aming! kamu ikut ke dalam." Ucap Flow dengan tegas dan langsung berjalan meninggalkan tempat itu menuju ruangannya.
Flow duduk di kursi kebesarannya, ia menunggu Aming dan Paman Chen masuk yang mana tadi mereka mengikuti nya dari belakang.
Setelah sampai mereka pun duduk, dan tidak lama datanglah seorang pelayan yang membawa kan teh dan kudapan untuk mereka. Tidak lupa dengan Nian Gao makanan favorit Flow.
"Silahkan di nikmati Paman, Aming."
"Te-terimakasih nona."
Aming hanya diam, dia menekuk wajahnya karena ia masih kesal dengan masalah tadi, karena harga dirinya seperti ternoda karena tidak dapat pembelaan dari siapapun, bahkan ia pun tetap di salahkan, walaupun orang-orang tidak tahu dengan kenyataan nya.
"Ehmm, Paman, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Flow yang penasaran dengan kejadian tersebut.
"Begini Nona, tadi ada seseorang yang sengaja menabrak tuan muda. Semula tuan muda hanya diam saja, namun orang itu tetap bersikeras dan marah-marah kepada tuan muda, nona." Jelas Paman Chen kepada Flow.
Flow pun menatap Aming, terlihat di raut wajahnya jika ia saat ini sangat marah dan begitu emosi.
Flow salut dengan Aming, karena awalnya ia tidak ingin membuat keributan walaupun pada akhirnya terjadi hal seperti ini.
Bersambung,
...----------------...
Teman-teman maaf aku jarang up,, insyaallah untuk kedepannya akan selalu up. aku nggak ingin mengecewakan kalian..
Ngomong-ngomong sambil menunggu Flow up kalian bisa mampir di cerita ini, 👇👇👇 sebagai pengisi di waktu luang!! Terimakasih sayangnya aku.. 🥰😘☺
,Jangan lupa seperti biasa jadikan favorit ya!!
Sekalian juga,
Like
Komentar sebanyak-banyaknya
Gift
Vote
Terima kasih banyak semuanya, sayang kalian semua,, 🥰😘😘🫶🫶
semangat terus Thor 💪🏻😆