Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di ruang guru, terlihat Alvin yang sedang termenung. Mungkin karena dia terus teringat dengan pertanyaan dari Rachel.
Alvin berusaha untuk meyakinkan hatinya bahwa dia memang tidak memiliki perasaan lebih kepada Rachel. Tidak mungkin dia jatuh cinta kepada seorang gadis remaja seperti Rachel. Dia mendekati gadis itu hanya karena kasihan dan untuk menebus rasa bersalah.
"Tidak, aku tidak mungkin jatuh cinta kepada gadis kecil itu."
Alvin pun segera menghubungi seorang wanita. Mungkin karena dia ingin melampiaskan apa yang dia rasakan terhadap Rachel. "Kamu dimana?"
"Aku lagi di apartemen." Terdengar suara Elsa menjawab pertanyaan dari Alvin.
"Aku sangat merindukanmu. Nanti setelah pulang kerja, aku akan datang menemuimu."
Elsa nampak keberatan untuk bertemu dengan Alvin di apartemen. "Aku tidak ingin ketahuan oleh Maxime. Kita bertemu di hotel saja."
Dan siang itu pun telah terjadi pergumulan panas diantara Alvin dan Elsa di sebuah kamar hotel, membuat seprai di kamar tersebut berantakan.
Setelah puas bercinta dengan Elsa, Alvin pun segera memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemudian dia mengenakan kembali semua pakaiannya.
"Apa kamu sudah melakukan apa yang aku suruh?" Tanya Alvin sambil membenarkan kancing kemeja yang dia kenakan.
Elsa yang masih terduduk di atas ranjang, dia menggelengkan kepalanya sambil memeluk selimut yang menutupi tubuhnya. "Tidak mudah untukku untuk mendapatkan file-file penting perusahaan Keano Group. Walaupun Maxime sangat mencintaiku, tapi dia bukan tipe pria yang ceroboh."
Alvin sangat kesal mendengarnya, "Padahal sudah hampir dua tahun kamu berpacaran dengan dia. Tapi tujuan kita belum tercapai."
"Aku akan berusaha untuk mendapatkannya. Apa tujuan kamu datang menemuiku hanya untuk bertanya tentang hal ini? Apa kamu sama sekali tidak peduli padaku?"
Alvin terdiam ketika mendengarkan pertanyaan dari kekasihnya itu. Sudah lima tahun dia menjalin hubungan dengan Elsa.
Alvin memiliki dendam pribadi kepada keluarga Keano. Dulu bisnis ayahnya hancur, kalah saing dengan bisnis yang dijalankan oleh mendiang ayahnya Maxime. Mungkin karena ayahnya Alvin sangat frustasi dengan masalah yang dihadapinya, sampai nekad mengakhiri hidupnya sendiri.
Karena itulah Alvin bertekad ingin menghancurkan perusahaan Keano Group, sehingga dia meminta Elsa untuk mendekati Maxime. Tapi sayangnya usaha Elsa sampai kini tidak membuahkan hasil.
"Tentu saja aku peduli padamu. Hanya saja setiap kali aku bertemu dengan Maxime. Aku selalu teringat dengan ayahku. Aku benar-benar ingin menghancurkan hidupnya dan perusahaannya."
Bagi Alvin, sangat tidak adil jika Alvin dulu hidup sangat menderita karena telah ditinggal oleh ayahnya. Sedangkan Maxime, anak dari orang yang sudah menyebabkan ayahnya bunuh diri. Maxime hidup sangat bahagia dengan kesuksesan Keano Group. Bahkan Maxime sangat populer di sekolah maupun di kampus, membuat Alvin semakin ingin menghancurkan hidup Maxime.
Elsa hanya diam. Mungkin wanita itu sedang berpikir. Maxime walaupun terkenal sebagai pria yang arogan, tapi sebenarnya sikap Maxime sangat manis kepadanya. Maxime selalu ada untuknya. Bahkan Maxime sudah membuat impiannya menjadi seorang model telah menjadi kenyataan.
Bukan hanya itu saja, Maxime pun sangat menghargainya sebagai seorang wanita. Maxime tidak pernah sekalipun meminta Elsa untuk tidur dengannya. Membuat Elsa merasa bahwa Maxime benar-benar tulus kepadanya.
Selama ini Elsa berusaha keras untuk tidak jatuh cinta kepada Maxime. Jangan sampai dia termakan oleh permainannya sendiri. Semua perhatian yang Elsa tunjukkan kepada Maxime, semua itu palsu.
"Apakah kamu masih mencintaiku?" Tanya Elsa kepada Alvin.
Alvin ingin menjawab pertanyaan dari Elsa, tapi entah mengapa pikirannya tertuju kepada Rachel. Padahal tujuan Alvin menjadi guru di SMA Pelita memang demi Rachel. Mungkin karena dia sangat merasa bersalah kepada gadis itu. Karena itulah dia sering memperhatikan Rachel dan sering membantunya
"Kenapa bertanya seperti itu? Apa kamu tidak mempercayai aku?" Alvin malah balik bertanya.
"Aku merasa akhir-akhir ini kamu berubah. Terutama setelah kamu menjadi guru di SMA Pelita. Kenapa kamu menjadi guru disana? Apa karena anak ingusan itu? Apa kamu jatuh cinta padanya?"
Rupanya Elsa mengetahui apa yang terjadi pada dua tahun yang lalu, dimana ayahnya Rachel dan kedua orang tuanya Maxime meninggal karena kecelakaan. Dan tentu saja semua itu adalah ulahnya Alvin.
"Aku hanya kasihan padanya. Jangan berpikir macam-macam. Tidak mungkin aku jatuh cinta kepada anak kecil. Lebih baik sekarang ini kita fokus ke tujuan awal kita, yaitu menghancurkan Keano Group."
Ya, anak kecil. Alvin hanya menganggap Rachel sebagai anak kecil. Tidak mungkin pria dewasa seperti dia jatuh cinta kepada gadis kecil seperti Rachel. Perasaan yang dia rasakan kepada Rachel hanya sebatas kasihan.