Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelatihan Xiao Chen II
Xiao Chen terus membawa Fang Wei untuk bertarung dengan para siluman yang sudah dia sesuaikan dengan tingkat kemampuan Fang Wei, serta pada malam harinya Fang Wei mendalami Aura Raja Naga yang juga diajarkan Xiao Chen dan mengubah sebagian besar aura membunuh di tubuhnya. Fang Wei tidak mengubah seluruh auranya karena Xiao Chen mengatakan jika aura itu lebih efektif lagi jika dipadukan dengan aura membunuh.
"Berakhir!"
Fang Wei mencabut pedangnya dari tubuh siluman terakhir yang dibunuhnya, hari ini ia sudah lima kali kembali bertarung dengan sepuluh siluman berusia seribu tahun namun, kali ini Xiao Chen tidak lagi ikut dengannya karena akan ada suatu hal yang akan disiapkan untuk latihan selanjutnya.
"Kau tumbuh dengan sama mengerikannya dengan pemuda itu..." Fei Long untuk pertama kalinya buka suara setelah beberapa hari ini cuma mengamati pertumbuhan Fang Wei.
"Kau berbicara seolah tahu segalanya!"
"Hei, aku sudah bertemu dengannya sama seperti Cheng Qing!" Fei Long mendengus kesal seolah tidak terima.
"Benarkah? Aku tidak pernah mendengar Senior Xiao mengatakan mengenalmu..." Fang Wei tertawa kecil, walaupun dia dan Fei Long jarang berbicara karena Roh pedang itu memang lebih banyak diam daripada Cheng Qing tapi beberapa hari ini mereka bersama membuat Fang Wei mulai lebih dekat dengan Fei Long.
"Manusia lebih banyak pelupa daripada kami bangsa Roh! Jadi tutup saja mulutmu!" Nada bicara Fei Long sediki meninggi.
Fang Wei semakin keras tertawa hal itu semakin membuat Fai Long menggerutu, Fang Wei masih tertawa sambil mengambil satu persatu permata dari sepuluh siluman itu dia berencana menjual semuanya di Asosiasi Bulan Perak di Kekaisaran Han untuk ditukar dengan informasi yang akan berguna untuk mengetahui letak-letak markas Lembah Hantu.
Lembah Hantu memang membangun banyak markas-markas rahasia maupun tidak dan markas itu dipimpin oleh masing-masing Pendekar Raja dan belasan Pendekar Bergelar sehingga tidak ada yang kelompok yang cukup berani menyerbu markas mereka yang terekspos karena setiap kekuatan dari markas itu diyakini setara dengan satu Sekte kecil dan setiap markas itu familiar dengan racun.
Berbanding terbalik dengan markas-markas Lembah Hantu yang kebanyakan terekspos, tidak ada yang mengetahui letak pasti markas utama mereka bahkan Asosiasi Bulan Perak yang terkenal dengan keahlian pengumpulan informasi juga tidak tahu pasti letak markas itu.
Pernah beberapa kali Kaisar Han mengeluarkan misi kepada Sekte besar aliran putih untuk memusnahkan markas kecil dari Lembah Hantu karena anggota mereka sudah sering kali membuat kekacauan di Desa yang dekat dengan markas mereka namun setiap anggota aliran putih yang menerima misi itu tidak lagi kembali pulang bahkan ada kabar jika anggota yang tertangkap dijadikan kelinci percobaan racun baru Lembah Hantu serta mayat mereka yang sengaja dibuang di berbagai tempat.
Keberadaan Lembah Hantu dikabarkan pernah musnah pada ribuan tahun sebelumnya oleh sebuah kekuatan yang tidak terduga namun entah mengapa kelompok itu kembali muncul setelah seratus tahun kemudian dengan kekuatan yang besar serta mendapat dukungan dari kelompok misterius yang diyakini dari salah satu Kekaisaran.
Tidak lama setelah kemunculan Lembah Hantu, Dunia Persilatan dilanda kekacauan dimana-mana disertai oleh kabar tentang keberadaan beberapa Pusaka Penguasa Dunia serta para Kitab ilmu pedangnya. Banyak Sekte aliran putih maupun netral yang dimusnahkan oleh Lembah Hantu demi Kitab dan Pedangnya.
Sementara itu Fang Wei baru saja selesai mengumpulkan permata siluman terakhir dan membawa pulang beberapa dagingnya yang masih layak.
Matahari sudah hampir hilang ketika Fang Wei tiba di lokasi kediaman, dia melihat Chi Yue sudah menunggunya seperti biasanya di depan rumah. Chi Yue melambaikan tangannya dengan antusias setelah Fang Wei melangkah masuk ke depan halaman rumah.
"Wei gege, kemarilah! Sayangmu ini sudah menyediakan makanan yang lezat untukmu... Oh! Aku juga sudah menyiapkan air yang hangat untukmu mandi!" Chi Yue langsung menarik tangan Fang Wei dengan semangat.
"Senior Chi, terima kasih atas semua perhatianmu tapi aku sudah membersihkan diri sebelum kemari." Fang Wei tersenyum canggung.
"Wei gege, berapa kali aku mengatakan jika panggil aku Yueyue atau Yue"er! Kita terasa jauh dengan panggilan itu!" Chi Yue memasang wajah cemberutnya.
Fang Wei hanya menggaruk pipinya menghadapi sikap Chi Yue, sudah beberapa hari mereka tinggal di Hutan Kematian namun Fang Wei masih belum terbiasa dengan semua kepribadian Chi Yue dan hal itu semakin menjadi ketika topengnya hancur hingga Fang Wei tidak lagi menyembunyikan wajahnya karena memang dia kehabisan topeng setelah hancur berkali-kali.
"Senior Chi, apakah Senior Xiao belum pernah kembali?" tanya Fang Wei setelah ia berganti pakaian. Hari sudah larut namun dia belum melihat kehadiran Xiao Chen.
Chi Yue mengangkat alisnya lalu menghela nafas pelan, "Belum, lupakan saja dia Wei gege! Si tau Xiao itu entah sudah dilahap siluman atau apalah jadi tidak usah mencarinya." Jawab Chi Yue.
"Dilahap siluman katanya? Aku ragu dengan pemikiran itu." Batin Fang Wei, dia lalu berjalan menuju sebuah pohon dan duduk di batu dekat pohon tersebut.
Fang Wei lalu mendongak memandangi langit malam yang dipenuhi bintang yang bersinar terang daripada biasanya, Fang Wei memejamkan mata lalu menghela nafas panjang.
"Guru, Saudara seperguruan... Tunggulah sebentar lagi, setelah menjalani semua latihan ini aku akan memburu seluruh anggota Lembah Hantu untuk menenangkan jiwa kalian." Fang Wei bergumam pelan, ia lalu membuka matanya yang kini nampak dipenuhi kesedihan.
"Kami ingin menemani perjalananmu tapi ada tugas yang lebih besar yang harus kami lakukan..."
"Senior Chi..." Fang Wei menoleh menemukan Chi Yue yang sudah berdiri di dekatnya, gadis itu ikut menatap bintang di langit.
"Si tua Xiao itu memang terlihat biasa saja namun kau tidak akan mengerti betapa kacau pikirannya, ribuan tahun lalu Kekaisarannya dilanda kekacauan yang lebih parah daripada hal kau ceritakan saat ini." Chi Yue menghela nafas pelan, dia menatap Fang Wei yang menantikan lanjutan ucapanya.
Chi Yue melanjutkan, "Kau terlihat tertarik tapi aku tidak punya cukup waktu untuk menceritakannya..." Chi Yue tersenyum tipis.
"Senior Chi, anda bisa menceritakan sebagiannya aku akan mendengarkan." Ucap Fang Wei, untuk pertama kalinya dia merasa peduli dengan Chi Yue.
Chi Yue lagi-lagi tersenyum hangat lalu menunjuk bintang di langit, "Kau tau? Duniaku adalah salah satu dari banyaknya bintang itu. Dan sekarang dunia itu dilanda kekacauan." Ucapnya, tatapannya sendu dan senyumannya berubah pahit.
Chi Yue menceritakan jika saat ini Dunia Roh sedang dilanda kekacauan yang besar hingga dunia itu jadi tidak stabil, Kaisar Roh lalu menghukumnya dengan Xiao Chen hingga sampai sekarang ini. Hal itu membuat Xiao Chen tidak lagi menjelajahi dunia yang lain dan fokus untuk mengumpulkan 38 Pedang sihir dan mengembalikan semuanya ke tempatnya.
Xiao Chen memang terlihat biasa saja namun sebenarnya pemuda itu sangat kacau dan dipenuhi rasa bersalah karena merasa bertanggung jawab dengan kekacaun di dunia Roh. Chi Yue paham jika Xiao Chen masih dilanda kesedihan karena hanya bisa melihat satu persatu kepergian orang-orang yang berharga di hidupnya dan sekarang harus menyibukkan diri untuk tugas itu.
"Kau mungkin bertanya-tanya mengapa si Xiao itu menatapmu demikian 'kan?" tanya Chi Yue tiba-tiba.
Fang Wei menangguk karena memang penasaran dengan cara Xiao Chen memandangnya sekali-kali, kadang penuh kerinduan, kesedihan, dan rasa bersalah.
"Reinkarnasi memang masih sulit dipercayai namun..." Chi Yue diam sejenak, ia memandang ke suatu arah yang membuat wajahnya berubah panik.
"Senior Chi?" Fang Wei mengerutkan dahinya, ia bingung dengan perubahan wajah Chi Yue yang mendadak.
"Habislah aku! Xiao Chen aku tidak mengatakan apapun!" Chi Yue berteriak panik, dia bergerak cepat meninggalkan tempatnya.
Dari arah Chi Yue memandang sebelumnya, Xiao Chen muncul dengan wajah dingin serta tubuhnya memancarkan aura yang mengancam. Xiao Chen bahkan tidak menghiraukan Fang Wei yang kebingungan dan hanya fokus melesat mengejar Chi Yue yang sudah menjauh.
"Ada apa sebenarnya?" Fang Wei menggaruk kepalanya, tidak biasanya Xiao Chen terlihat seperti itu. Ia bahkan sempat merinding ketika Xiao Chen melewati dirinya.
Malam itu Xiao Chen maupun Chi Yue tidak kembali ke rumah, Fang Wei hanya menunggu dan menyiapkan makanan karena ia pun tidak tahu kemana perginya mereka berdua.
***
Hai, Terima Kasih atas like dan komentarnya... setiap dukungan kalian sangatlah berharga ;)
Terima kasih juga buat doa terbaik dan dukungan bintang limanya ya...
Saya sudah tidak batuk darah lagi dan kondisi saya sudah mendingan dan hanya sesekali batuk ringan, semoga saja kedepannya jauh lebih baik lagi ya ;)
Besok mungkin saya hanya akan up satu bab sahaja karena harus lebih banyak beristirahat daripada sebelumnya, saya akan up dua bab di hari minggu ketika kesehatan saya sudah pulih kembali... Maaf untuk kendala ini.
Namun LPPN akan tetap up setiap hari...
Selamat membaca dan tetap jaga kesehatan...
seperti yin dan yang
wkwk