AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Biar mas antar pulang ya," ujar Marvel saat Kiran hendak pergi dari rumahnya.
"Aduh, gak usah om. Aku mau pergi sama Gama, sebentar lagi dia akan jemput aku," tolak Kiran. Mata Marvel langsung melebar saat mendengar nama Gama yang di sebutkan Kiran tadi.
"Kau dan dia mau pergi kemana?" tanya Marvel yang sangat ingin tahu.
"Ya suka-suka kamilah. Hari ini adalah hari minggu, bebas dong mau kemana."
"Kemarin kamu mas ajak jalan gak mau, alasannya kerja. Kenapa sekarang malah pergi sama temen kamu itu?"
"Hih,...mas,...mas,...om kali...!" ketus Kiran dengan wajah risihnya.
"Kamu gak lihat kalau hari ini mas sangat ganteng. Ini brewok yang kamu protes kemarin sudah di babat habis nih. Semua demi kamu."
"Ya kali, aku kan gak minta!" seru Kiran.
Untung saja Dona ada di dalam rumah jadi Kiran bisa menyahut setiap omongan Marvel.
Tak berapa lama motor Gama memasuki halaman rumah Marvel. Marvel menarik nafas panjang sembari mengumpat di dalam hatinya.
"Pergi dulu ya om bewok. Daaaah.....!" ucap Kiran sembari naik ke atas motor Gama.
"Ya,...!" jawab Marvel singkat.
Dengan sengaja Kiran merangkul leher Gama, sudah biasa gadis ini bertingkah seperti ini. Tapi tidak untuk Marvel, hatinya panas terbakar cemburu.
"Mari om,...!" ucap Gama dengan senyum lebarnya.
Marvel tidak menyahut, wajahnya masam cemberut.
"Apa-apaan, mereka ini tidak bisa di biarkan. Enak aja dia main sentuh calon istri ku!" kata Marvel yang benar-benar geram
Marvel terus menggerutu, pria ini mendadak tidak tenang karena Kiran pergi bersama Gama. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, Marvel yang sejak tadi gelisah pada akhirnya memutuskan untuk pergi ke toko kue.
"Ah, sial. Kenapa tokonya harus tutup?"
Marvel kehilangan jejak, tidak ada yang bisa ia tuju untuk mencari keberadaan Kiran.
"Kalau hari minggu seperti ini, anak sekolahan biasanya pergi ke mana ya...?"
Marvel mulai sibuk bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Entahlah, pria ini pusing sendiri. Marvel terus melajukan mobilnya, memutari jalanan untuk mencari keberadaan Kiran.
"Eh, itu kan motor bocah ingusan itu," ujar Marvel yang sangat mengenali motor Gama.
Senyum Marvel melebar, pria ini langsung mencari tempat parkir mobil. Marvel masuk ke area hutan kota untuk mencari keberadaan Kiran.
"Ah, apaan ngajak anak orang main ke hutan. Enak juga main ke hotel!" cetus Marvel dengan mata liarnya mencari sosok yang sangat ingin dia lihat.
Terus memutari hutan kota yang cukup luas ini, Marvel mulai merasa lelah di tambah ramainya pengunjung yang membuat matanya sedikit sakit.
Plak,....
"Nyamuk bajingan!" umpat Marvel kesal.
Kulit tangannya memerah di beberapa titik karena di gigit nyamuk.
Sorot mata Marvel tiba-tiba saja menangkap sosok yang ia cari. Kiran, gadis itu sedang asyik menikmati satu cup mie di temani satu botol minuman dingin. Begitu juga dengan Gama, terlihat romantis dan seru di kalangan anak muda tapi tidak di mata Marvel.
"Sudah ngajak ke hutan, di kasih makan mie. Dasar laki-laki gak modal," cibir Marvel yang tak berani menghampiri Kiran dan Gama.
Plak,....
Sekali lagi Marvel memukul lengannya yang di gigit nyamuk.
"Eh mas,....!"
Marvel menghentikan langkah seorang pria yang bertubuh kekar sama sepertinya.
"Ada apa ya mas?" tanya pria tersebut.
"Itu, jaket dan topinya saya beli boleh?"
Pria tersebut mengerutkan dahinya heran pada Marvel.
"Ah, gak ah. Ada-ada aja!" tolak pria tersebut.
"Lima ratus ribu deh mas...!" bujuk Marvel dengan memberikan penawaran.
Pria tersebut menatap Marvel tidak percaya.
"Mana duitnya?" tanya pria tersebut.
Marvel langsung mengambil dompet dan mengeluarkan lima lembar uang.
"Lepas topi dan jaketnya!" titah Marvel membuat pria tersebut bergegas melepas jaket dan topi.
Transaksi berhasil, Marvel sudah mendapatkan jaket dan topi bekas orang.
"Ah, bau sekali...!" ucap Marvel.
Marvel berniat membuang jaket dan topi tersebut, tapi tidak jadi karena ia ingin membuntuti Kiran dan Gama. Jadilah Marvel memakai jaket dan topi tersebut.
"Penyamaran yang sempurna!" kekeh Marvel yang sebenarnya merasa geli mengenakan jaket tersebut.
"Tidak apa-apa bau, yang penting tidak di gigit nyamuk!"
Marvel duduk tak jauh dari Kiran dan Gama, sambil bermain ponsel agar tidak membuat Kiran merasa curiga.
"Gama, cobain deh mie punya ku. Enak tahu,...!" ujar Kiran tiba-tiba-tiba saja menyuapi Gama.
"Em, iya. Enak,...!"
Panas kuping Marvel, terbakar hati Marvel saat melihat Kiran menyuapi Gama dengan begitu mesranya.
"Aku sudah selesai makan, sini aku suapin...!" ujar Kiran yang langsung mengambil mie milik Gama lalu menyuapi Gama.
Gama sangat menikmati, sudah biasa juga mereka seperti ini. Sedangkan Marvel yang jadi nyamuk hanya bisa menahan emosinya saat melihat Kiran dan Gama.
"Benar-benar harus di singkirkan!" batin Marvel geram, "aku harus melempar Gama ke kutub barat sana...!"
Tidak berhenti sampai di situ, sesaat mereka selesai makan. Kiran mengajak Gama untuk berfoto. Tambah panas hati Marvel saat melihat Gama dengan bebasnya bisa merangkul pundak Kiran bahkan mencubit pipi Kiran.
"Anak durhaka!" ucap Marvel geram, "berani sekali di mencubit pipi calon istri ku!"
Sebenarnya Marvel sudah tidak tahan lagi melihat kemesraan Kiran dan Gama. Ingin sekali menghampiri tapi Marvel cukup memiliki rasa malu.
Pada akhirnya, pria ini memutuskan untuk pergi. Hatinya sudah tidak tahan lagi, emosi cemburu panas terbakar bercampur menjadi satu dalam hatinya.
Kiran tertawa geli, sungguh puas hatinya sore ini sudah mengerjai Marvel. Gadis ini ternyata mengetahui jika Marvel sedang membuntuti dirinya tapi tidak dengan Gama.
"Mamam tuh, lagian siapa nyuruh ngikutin....!" batin Kiran yang sebenarnya ingin tertawa keras tapi takut dirinya akan menjadi pusat perhatian.
Kiran mengajak Gama pulang karena sudah sore. Sedangkan Marvel yang sudah tiba di rumahnya langsung pergi mandi.
Selesai mandi, Marvel langsung memberi salep pada bentolan bekas di gigit nyamuk.
"Sudah di gigit nyamuk, dapatnya cuma sakit hati. Semua perempuan sama aja ternyata!" gerutu Marvel yang masih kesal.
Terus mengomel, Marvel benar-benar tidak terima melihat kedekatan Kiran dan Gama.
Hari telat berganti, dengan wajah dingin Marvel berjalan masuk ke dalam kantor menuju lift. Semua karyawan tidak berani menyapa, mereka hanya sekedar menundukkan kepala sebagai tanda hormat.
Semangat Marvel masih berada di level dua, pria ini sama sekali tidak berniat menyentuh pekerjaannya yang sudah menumpuk di atas meja.
"Jeff,....!"
"Iya bos,...!"
"Ku pikir gampang untuk mendapatkan Kiran. Ternyata susah juga."
"Namanya juga bocah bos, ya harus sabar."
"Bocah yang sudah bisa bikin bocah. Kapan aku bisa bikin bocah sama Kiran ya...?"
Jleb,...
Jeff hanya bisa menggaruk kepalanya sambil terkekeh bingung karena tidak tahu ingin menjawab apa.
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..